Sukses

Serangan Hamas ke Israel: Jumlah Warga AS yang Tewas Meningkat Jadi 11 Orang

Sebelumnya, AS melaporkan terdapat sembilan warganya yang tewas dalam serangan Hamas pada Sabtu 7 Oktober 2023.

Liputan6.com, Washington - Setidaknya 11 warga negara Amerika Serikat (AS) tewas di Israel dalam serangan Hamas pada Sabtu 7 Oktober 2023. Hal tersebut dikonfirmasi langsung oleh Presiden Joe Biden pada Senin (9/10).

Biden menuturkan bahwa kemungkinan besar sejumlah warga AS termasuk di antara yang disandera Hamas.

"Keluarga-keluarga ini terkoyak oleh kebencian dan kekerasan yang tidak dapat dimaafkan," kata Biden melalui pernyataan tertulisnya, seperti dilansir BBC, Selasa (10/10).

Sebelumnya, AS melaporkan terdapat sembilan warganya yang tewas. Identitas mereka yang kehilangan nyawa hingga kini belum diumumkan. 

Biden memastikan bahwa AS mengerahkan para ahli untuk membantu Israel menemukan para sandera dan kedua belah pihak berbagi informasi intelijen.

Sementara itu, seorang pejabat senior pertahanan AS menuduh Hamas melakukan kebiadaban selevel ISIS dalam serangan multi-front yang belum pernah terjadi sebelumnya. Pejabat yang sama menambahkan bahwa AS juga meningkatkan dukungan terhadap Israel dalam bentuk pertahanan udara dan amunisi.

Israel mengungkapkan bahwa sedikitnya 900 orang tewas dan 100 orang diculik dalam serangan Hamas. Di Gaza, hampir 500 orang tewas akibat serangan balasan Israel.

2 dari 3 halaman

Identitas Warga Asing Terdampak Serangan Hamas Mulai Terkuak

Rincian lebih lanjut muncul mengenai warga AS dan Kanada yang terdampak serangan Hamas.

Di antara mereka yang hilang adalah Hersh Golberg-Polin, warga negara AS-Israel berusia 23 tahun, yang berada di sebuah festival musik saat penyerangan Hamas terjadi. Orang tuanya menuturkan kepada Jerusalem Post bahwa mereka menerima dua pesan dari sang putra yang berbunyi "Aku mencintaimu" dan "Aku minta maaf".

"Kami hanya ingin dia selamat," kata ayahnya, Jonathan Polin.

Seorang tentara dengan kewarganegaraan ganda AS-Israel, Itay Chen, dilaporkan hilang dalam tugas sejak Sabtu.

Ayahnya, Ruby Chen, mengungkapkan kepada CNN bahwa dia telah meminta bantuan Kementerian Luar Negeri AS untuk menemukan putranya. Dia meyakini bahwa putranya dibawa ke Gaza.

Ilan Troen, seorang profesor di Universitas Brandeis di Massachusetts, menyatakan bahwa putrinya Deborah Matias dan suaminya Shlomi, terbunuh ketika Hamas menyerang komunitas mereka di Israel selatan.

Troen mengatakan kepada CBS bahwa putrinya meninggal saat melindungi putra mereka, Roten.

"Mereka memastikan untuk menimpanya dan dengan demikian menyelamatkan nyawanya," tutur Troen. "Meski peluru masuk ke perutnya, namun dia selamat."

Di Facebook, penduduk asli Cincinnati yang juga penduduk lama Israel Hannah Katsman menyebutkan bahwa putranya Hayim Katsman terbunuh di Kibbutz dekat perbatasan dengan Gaza.

Katsman, seorang akademisi yang berspesialisasi dalam studi Israel, adalah lulusan Universitas Washington.

Warga negara AS lainnya yang tinggal di Israel, Abbey Onn, mengatakan kepada MSNBC bahwa lima anggota keluarganya disandera. Pada Sabtu, dia menerima pesan WhatsApp dari keluarganya bahwa anggota Hamas berada di rumah mereka di Nir Oz dekat Gaza.

Dia kemudian melihat salah satu kerabatnya, seorang anak laki-laki berusia 12 tahun, dalam sebuah video yang beredar online.

3 dari 3 halaman

1 Warga Kanada Tewas dan 2 Hilang

Sementara itu Kementerian Urusan Global Kanada mengonfirmasi setidaknya satu warga negara Kanada tewas dan dua lainnya hilang.

Alexandre Look (33) dari Montreal tewas saat menghadiri festival musik. Hal tersebut dikonfirmasi ayahnya, Haim, kepada CBC.

"Dia hanyalah seorang pemuda normal yang mencoba menikmati kehidupan dengan cara yang sangat normal," ungkap Haim.

CTV News melaporkan bahwa Ben Mizrachi, dari British Columbia, termasuk di antara mereka yang hilang.

Mantan Menteri Kehakiman Federal Irwin Cotler menyebutkan bahwa Vivian Silver (75) warga negara Kanada-Israel diculik dari rumahnya di Kibbutz Be'eri pada Sabtu dan sekarang ditawan oleh Hamas di Gaza. Aktivis perdamaian dari Winnipeg tersebut pernah menjabat sebagai direktur Pusat Pemberdayaan, Kesetaraan, dan Kerja Sama Yahudi Arab, sebuah organisasi nirlaba yang mempromosikan masyarakat bersama antara orang Arab dan Yahudi di seluruh Israel.

Warga negara asing lainnya yang terdampak serangan Hamas termasuk Inggris. Sumber resmi dari Inggris mengungkapkan kepada BBC bahwa lebih dari 10 warga negara Inggris dikhawatirkan tewas atau hilang dalam serangan Hamas.