Liputan6.com, Brussels - Volodymyr Zelensky blak-blakan mengaku bahwa dia khawatir dampak perang Hamas Vs Israel dan politik dalam negeri Amerika Serikat (AS) dapat mengancam dukungan militer untuk negaranya. Hal tersebut disampaikan presiden Ukraina itu saat mengunjungi markas NATO di Brussels, Belgia, pada Rabu (11/10/2023).
"Saya ingin jujur kepada Anda, tentu saja ini adalah situasi yang berbahaya bagi masyarakat Ukraina," ujarnya, sambil mengajukan permohonan secara langsung untuk melanjutkan bantuan di tengah gonjang-ganjing di Kongres AS dan perhatian dunia yang tertuju pada krisis Timur Tengah, seperti dilansir The Guardian, Jumat (13/10).
Baca Juga
Zelensky pun meminta lebih banyak senjata dan pertahanan udara untuk membantu Ukraina menghadapi serangan Rusia pada Musim Dingin, yang dapat menargetkan pembangkit listrik dan infrastruktur energi.
Advertisement
AS sendiri telah mengumumkan kontribusi terbaru terhadap Ukraina sebesar USD 200 juta. Menteri Pertahanan (Menhan) AS Lloyd Austin menegaskan bahwa baik Ukraina maupun Israel akan mendapat dukungan AS.
"Kami bisa mendukung keduanya dan akan mendukung keduanya," ujar Menhan Austin dalam pertemuannya dengan Zelensky di markas NATO. "AS akan mendukung Ukraina selama diperlukan."
Namun, bagaimanapun, kegelisahan Zelensky tidak tertutupi. Dia menggarisbawahi bahwa serangan Hamas terhadap Israel pada Sabtu 7 Oktober dapat menjadi salah satu faktor yang menimbulkan risiko bagi pertahanan Ukraina dalam melawan Rusia.
"Jika ada tragedi lain di dunia, hanya ada sejumlah dukungan militer yang bisa dibagikan, dan Rusia berharap dukungan tersebut akan terbagi," kata Zelensky.
"Akan ada tantangan dalam Pilpres AS 2024, dan saya telah berbicara dengan mitra kami dan mereka mengatakan dukungan akan tetap ada, tapi siapa yang tahu bahwa dukungan akan tetap ada, tidak ada yang tahu."
Anggaran sementara yang disetujui Kongres AS demi mencegah penutupan pemerintahan atau government shutdown menghapus pendanaan bagi Ukraina menyusul tuntutan kelompok garis keras Partai Republik. Nasib bantuan lebih lanjut bagi Ukraina belum diketahui.
Kontribusi terbaru berupa paket senjata senilai USD 200 juta dicairkan berdasarkan pengesahan sebelumnya.
Komitmen Belgia untuk Ukraina
Bersamaan dengan pengumuman bantuan terbaru AS, Perdana Menteri Belgia Alexander de Croo menyatakan bahwa pihaknya akan menyediakan F16 untuk Ukraina pada tahun 2025 dan segera memberikan bantuan pemeliharaan untuk jet tempur yang disumbangkan oleh negara lain.
De Croo juga meluncurkan pendanaan sebesar 1,7 miliar euro untuk mendukung Ukraina. Dana tersebut akan diperoleh dari pungutan bunga dari aset-aset Rusia yang dibekukan bersamaan dengan skema baru untuk memblokir berlian Rusia dari pasar ritel.
"Kami tahu apa yang Anda perjuangkan dan kami akan terus mendukung dan memastikan berada di pihak Anda selama diperlukan," tutur De Croo.
Advertisement
Peringatan NATO
Sementara itu, Menteri Pertahanan Jerman Boris Pistorius kembali menegaskan bahwa keputusan AS untuk meningkatkan dukungan terhadap Israel tidak akan mengorbankan Ukraina.
"Berlin akan melakukan segala yang kami bisa untuk memastikan dukungan terhadap Ukraina tidak ambruk," kata Pistorius di Berlin.
Adapun Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg memperingatkan bahwa Vladimir Putin bersiap untuk kembali menggunakan Musim Dingin sebagai senjata perang dengan membidik infrastruktur energi di Ukraina.
"Kita perlu mencegah hal itu. Dengan kemampuan pertahanan udara yang lebih maju dan meningkat, kita dapat membuat perbedaan besar," imbuh Stoltenberg.