Liputan6.com, Paris - Seorang guru tewas dan dua lainnya terluka dalam serangan pisau di sebuah sekolah di Kota Arras, Prancis, pada Jumat (13/10/2023). Penyelidikan terkait insiden ini diserahkan ke kantor kejaksaan anti-terorisme.
Otoritas regional Pas-de-Calais mengatakan bahwa pelaku serangan pisau telah ditangkap. Adapun dua korban luka masing-masing adalah seorang guru dan penjaga keamanan sekolah.
Baca Juga
Laporan Reuters yang mengutip sumber di kepolisian menyebutkan, tersangka adalah seorang Chechnya kelahiran Rusia dan mantan siswa Sekolah Menengah Lycee Gambetta, tempat serangan pisau terjadi. Dia termasuk dalam daftar pantauan yang berpotensi menimbulkan risiko keamanan sehubungan dengan radikalisme.
Advertisement
BFM TV melaporkan pelaku berusia sekitar 20 tahun.
"Kami semua terkejut," kata guru filsafat Martin Doussaut, yang sempat dikejar oleh penyerang, namun berhasil melarikan diri tanpa cedera setelah mengunci diri di sebuah ruangan.
Presiden Prancis Mendesak Persatuan
BFM TVÂ menyebutkan bahwa korban tewas adalah seorang guru bahasa Prancis, sedangkan satu yang ditikam dan terluka adalah guru olahraga.
Presiden Emmanuel Macron disebut dalam perjalanan menuju ke Arras. Dalam pidatonya yang disiarkan televisi pada Kamis (12/10), Macron telah mendesak rakyat Prancis tetap bersatu dan menahan diri untuk tidak "membawa pulang" konflik Israel-Hamas.
Sumber polisi lainnya mengungkapkan kepada Reuters bahwa sejauh ini tidak ada indikasi serangan pisau terkait dengan perang Hamas Vs Israel.
Saudara laki-laki tersangka dikabarkan juga ditangkap.
Advertisement
Bukan Serangan Pertama terhadap Guru
Majelis Nasional mengungkapkan solidaritas dan simpatinya terhadap para korban, keluarga mereka, dan komunitas pendidikan Prancis.
Serangan pisau itu terjadi hampir tiga tahun setelah seorang guru dipenggal di luar sebuah sekolah di pinggiran Kota Paris. Samuel Paty, seorang guru sejarah dan geografi, dibunuh oleh seorang anak berusia 18 tahun asal Chechnya yang terpapar radikalisme.