Liputan6.com, Khyber Pakhtunkhwa - Sebuah ledakan di dekat mobil polisi di wilayah Khyber Pakhtunkhwa Pakistan pada Senin (8/1) menyebabkan sedikitnya lima petugas polisi tewas.
Ledakan tersebut dilaporkan menyebabkan 27 orang terluka.
Baca Juga
Petugas Kepolisian Daerah (DPO) Kashif Zulfiqar membenarkan adanya korban jiwa tersebut kepada Dawn.com.
Advertisement
Menurut juru bicara kepolisian Bajaur Israr Ahmed, para pejabat sedang dalam perjalanan untuk memberikan keamanan kepada tim polio ketika kampanye vaksinasi sedang berlangsung di wilayah tersebut, dikutip dari indiablooms.com, Rabu (11/1/2024).
Wazir Khan Safi, pengawas medis di Rumah Sakit Kantor Pusat Distrik Khar (DHQ), mengatakan kepada Dawn News bahwa 12 orang yang terluka sedang dirawat di rumah sakit sementara 10 lainnya yang terluka parah telah dirujuk ke fasilitas medis Peshawar.
Kampanye polio Komisaris Divisi Malakand Saqib Raza di daerah tersebut dihentikan setelah ledakan tersebut.
Kelompok Tehreek-i-Taliban Pakistan (TTP) dianggap sebagai pihak yang tanggung jawab atas insiden tersebut.
Bom Meledak di Masjid Pakistan
Sementara itu, pada awal tahun 2023 juga terjadi ledakan di Pakistan. Ledakan ini berasal dari bom yang terjadi di sebuah masjid di Peshawar, Pakistan. Setidaknya puluhan orang dilaporkan tewas dan lebih dari 100 orang terluka dalam tragedi yang diduga bom bunuh tersebut.
Berdasarkan laporan Al Jazeera pada 30 Januari 2023, bom meledak ketika masjid dipenuhi oleh jemaah yang sedang beribadah. Adapun pelaku bom bunuh diri disebut salat di saf depan.
Pejabat kepolisian Sikandar Khan mengatakan kepada Reuters bahwa "sebagian gedung runtuh" dan sejumlah orang tertimpa.
Juru bicara Lady Reading Hospital di Peshawar, Mohammad Asim menuturkan bahwa pihaknya sejauh ini menerima 90 korba luka akibat tragedi pengeboman.Â
Â
Korban Tewas Bom Bunuh Diri di Masjid Pakistan Melampaui 60 Orang
Di hari selanjutnya, 31 Januari 2023 dilaporkan korban tewas akibat serangan bom bunuh diri di sebuah masjid di Peshawar, Pakistan, bertambah menjadi sedikitnya 61 orang. Sementara korban luka mencapai 157 orang.
Sebagian lainnya menuliskan bahwa jumlah korban tewas mencapai 63 orang.
Operasi penyelamatan dilaporkan masih terus berlangsung di area masjid, yang terletak di dalam kompleks kepolisian. Saat bom bunuh diri terjadi, sebagian besar jemaah yang memenuhi masjid adalah polisi.
"Pembunuhan brutal muslim yang tengah beribadah adalah menentang ajaran Alquran," ungkap Perdana Menteri Pakistan Shehbaz Sharif seraya menambahkan bahwa menargetkan masjid adalah bukti bahwa penyerang tidak ada kaitannya dengan Islam. Demikian seperti dikutip dari CNN.
"Teroris ingin menciptakan ketakutan dengan menargetkan mereka yang melakukan tugas membela Pakistan. Mereka yang berperang melawan Pakistan akan dihapus dari halaman," imbuhnya.
Â
Advertisement
Kunjungan Pihak Pemerintah ke Lokasi Bom
PM Sharif melakukan kunjungan ke Peshawar pasca bom bunuh diri, di mana ia mengunjungi Lady Reading Hospital untuk bertemu korban luka.
"Baru saja kembali dari Peshawar. Skala tragedi manusia semata -mata tidak terbayangkan. Ini tidak kurang dari serangan terhadap Pakistan. Bangsa ini kewalahan oleh rasa kesedihan yang mendalam. Saya tidak ragu terorisme adalah tantangan keamanan nasional terkemuka kita," twit Sharif.
"Pesan saya kepada para pelaku kejadian terkutuk hari ini adalah bahwa Anda tidak dapat meremehkan tekad orang-orang kami," tambahnya
Siapa yang Bertanggung Jawab?
Sebelumnya, Sarbakaf Mohmand, seorang komandan Taliban Pakistan, mengaku bertanggung jawab atas serangan bom bunuh diri tersebut.
Via Twitter, Mohmand mengklaim bahwa bom bunuh diri itu untuk membalas pembunuhan Abdul Wali, yang secara luas dikenal sebagai Omar Khalid Khurasani. Ia tewas terbunuh di Provinsi Paktika di Afghanistan pada Agustus 2022. Demikian seperti dikutip dari AP.
Taliban Pakistan, yang juga dikenal sebagai Tehreek-e-Taliban Pakistan atau TTP, berbeda dari sekutu dekatnya, Taliban Afghanistan.
Namun, laporan teranyar mengungkapkan juru bicara TPP Muhammad Khorasani membantah keterlibatan pihaknya dalam serangan itu.
"Mengenai insiden Peshawar, kami menganggap perlu untuk mengklarifikasi bahwa Tehreek-e-Taliban Pakistan tidak ada hubungannya dengan kejadian ini. Menurut undang -undang dan konstitusi umum kami, tindakan apa pun di masjid, madrasah, lahan pemakaman dan tempat-tempat suci lainnya merupakan pelanggaran," kata Khorasani dalam sebuah pernyataan pada Senin malam.
Dia tidak mengomentari pernyataan sebelumnya oleh Sarbakaf Mohmand dan Omar Mukaram Khurasani.
Pihak berwenang Pakistan mengatakan penyelidikan sedang berlangsung dan belum mengonfirmasi klaim mana pun.
Advertisement