Sukses

20 Oktober 2014: Tabrakan 2 Bus Renggut 33 Nyawa, Salah Satu Kecelakaan Lalu Lintas Paling Mematikan di Bangladesh

Salah satu kecelakaan lalu lintas paling mematikan di Bangladesh terjadi hari ini sembilan tahun yang lalu. Banyak jenazah dilaporkan terperangkap di dalam puing bus.

Liputan6.com, Natore - Salah satu kecelakaan lalu lintas paling mematikan di Bangladesh terjadi hari ini sembilan tahun yang lalu. Sedikitnya 33 orang tewas dan puluhan lainnya luka-luka di Natore pada Minggu, 20 Oktober 2014.

Saat itu sebuah kecelakaan fatal terjadi sekitar pukul 15.30 waktu setempat di Persimpangan Rijur, di Jalan Raya Bonpara-Hatikumrul. 33 nyawa penumpang terenggut, 12 di antaranya berasal dari Desa Sidhuli di Gurudaspur Upazila, Bangladesh.

Mereka yang berasal dari Sidhuli pulang dari pengadilan distrik.

Melansir keterangan saksi mata dikutip dari The Daily Star, petaka itu diketahui bermula ketika sebuah bus Keya Paribahan tujuan Rajshahi dari Dhaka menyalip sebuah truk dan menabrak bus lokal Othoi Paribahan tujuan Gurudaspur yang datang dari arah berlawanan.

Menurut daftar korban yang dirilis oleh Baraigram upazila administration di Natore, dari 33 korban meninggal 12 di antaranya berasal dari Desa Sidhuli di Gurudaspur Upazila. 

Sebagian besar dari mereka pulang dari pengadilan Natore setelah menghadiri sidang di sana.

Kedua sopir bus juga dilaporkan tewas dalam tabrakan maut tersebut.

Bus Keya Paribahan, menurut BBC Bangla, juga mengangkut sejumlah calon mahasiswa Rajshahi University yang mengadakan ujian masuk sarjana untuk unit B dan E sehari setelahnya. Namun, tak diketahui apakah ada kandidat yang tewas dalam kecelakaan bus pada saat itu.

31 jenazah diserahkan kepada keluarga mereka, kata Perwira Fuad Ruhani dari Stasiun Polisi Jalan Raya Bonpara.

 

2 dari 4 halaman

Kesaksian Korban Selamat

Mahasiswa Universitas Barisal, MS Jolly Seema, yang pulang ke rumah di Gurudaspur menumpang bus Othoi Paribahan, selamat dari kecelakaan. Dia mengatakan kedua bus tersebut bergerak dengan kecepatan tinggi. Bus yang datang dari Dhaka tiba-tiba beralih ke sisi jalan yang salah dan menabrak bus lainnya.

MS Jolly Seema mengalami patah tangan dan menjalani perawatan di rumah sakit setempat di Bonpara, demikian dilaporkan BBC Bangla.

Seorang korban selamat lainnya di bus Keya Paribahan, Shahinur Islam, menggambarkan faktor lain yang, jika benar, mungkin telah berkontribusi pada begitu banyak kematian dalam kecelakaan tersebut.

"Pada saat benturan, beberapa penumpang terlempar keluar dari kendaraan. Saat itu juga, sebuah bus yang melaju kencang dari arah Natore menggilas orang-orang yang tergeletak di jalan," kata Shahinur, penduduk Kaliakoir di Singair, Manikganj, kepada The Daily Star saat menjalani perawatan di Rumah Sakit Amin Bonpara. Ketika itu ia mengaku hendak pergi ke Rajshahi untuk mengikuti tes masuk Rajshahi University.

Kedua bus yang membawa sekitar 70 penumpang itu keluar jalur akibat tabrakan. Bus lokal yang babak belur itu jatuh ke dalam Chalan Beel dan bus Keya Paribahan ke dalam selokan di sisi lain, menurut para saksi.

3 dari 4 halaman

Banyak Jasad Terperangkap di Dalam Bus

Personel pemadam kebakaran dan polisi dilaporkan segera tiba di tempat kejadian yang berada sekitar 25 kilometer dari Kota Natore. Mereka mengevakuasi bus dari air dengan bantuan warga setempat. Banyak jenazah terperangkap di dalam puing bus.

Setidaknya 37 orang luka segera dibawa ke rumah sakit dan klinik yang berbeda di Rajshahi, Bogra, dan Natore. Kondisi beberapa dari mereka kritis.

Mostafa, seorang penduduk setempat mengaku empat anggota keluarganya ermasuk di antara korban tewas.

Pergerakan lalu lintas di jalan raya terhenti selama sekitar satu jam setelah kecelakaan, menyebabkan kemacetan di kedua sisi jalan yang menghubungkan beberapa distrik utara, termasuk Kota Rajshahi, dengan ibu kota Bangladesh.

Sebuah komite tiga anggota yang dipimpin oleh Magistrat Distrik Tambahan Mohammad Ali dari Natore telah dibentuk untuk menyelidiki petaka kecelakaan maut tersebut, dan diminta untuk mengirimkan laporan dalam tiga hari.

 

4 dari 4 halaman

Pemerintah Beri Biaya Kompensasi

Sementara itu, pemerintah mengumumkan keputusan untuk menanggung biaya perawatan para korban dan memberikan kompensasi sebesar Tk 1 lakh atau sekitar Rp 14,2 juta untuk setiap keluarga yang berduka.

Menteri Transportasi Jalan dan Jembatan saat itu, Obaidul Quader mengumumkan keputusan tersebut saat mengunjungi lokasi kecelakaan.. Keputusan tersebut diambil setelah arahan perdana menteri.

Presiden saat itu, Abdul Hamid menyatakan duka mendalam atas kehilangan nyawa dalam kecelakaan jalan tersebut. Dalam pesan belasungkawa, ia berdoa agar roh para korban beristirahat dengan damai.

"untuk kedamaian abadi bagi jiwa-jiwa yang telah meninggal," demikian pesan Abdul Hamid dilaporkan UNB.

Dalam pesan terpisah, Perdana Menteri kala itu, Sheikh Hasina mengucapkan belasungkawa kepada keluarga yang ditinggalkan sekaligus mengarahkan otoritas terkait untuk memastikan perawatan yang layak bagi yang terluka.

Ketua partai Bangladesh Nationalist Party (BNP) Khaleda Zia, dalam pesannya juga menyatakan simpati kepada keluarga korban.