Sukses

Israel dan Kolombia Tegang Soal Respons terhadap Serangan Hamas

Presiden Kolombia Gustavo Petro menyamakan tindakan Israel dengan tindakan Nazi pimpinan Adolf Hitler, sementara Israel menuduh Petro membahayakan nyawa orang Yahudi dan mendukung tindakan mengerikan Hamas dengan pernyataan bermusuhan dan antisemitnya.

Liputan6.com, Bogota - Perang Hamas Vs Israel memicu pertikaian diplomatik yang sengit antara Israel dan Kolombia.

Presiden Kolombia Gustavo Petro menyamakan tindakan Israel dengan tindakan Nazi pimpinan Adolf Hitler, sementara Israel menuduh Petro membahayakan nyawa orang Yahudi dan mendukung tindakan mengerikan Hamas dengan pernyataan bermusuhan dan antisemitnya.

Perselisihan keduanya dimulai satu hari setelah serangan Hamas pada Sabtu 7 Oktober. Petro dengan menggunakan akun resmi X alias Twitter mengecam apa yang disebutnya sebagai upaya neo-Nazi untuk menghancurkan rakyat, kebebasan, dan budaya Palestina.

Kongres Yahudi Dunia lantas menuduh presiden sayap kiri pertama Kolombia itu mengabaikan ratusan korban sipil di sisi Israel dan menyebut pernyataan Petro sebagai penghinaan terhadap enam juta korban Holocaust dan orang-orang Yahudi. Demikian seperti dilansir The Guardian, Selasa (17/10/2023).

Keesokan harinya Petro kembali ke media sosial untuk mengomentari pernyataan Menteri Pertahanan Israel Yoav Galant bahwa pasukan Israel memerangi "human animals" di Gaza.

"Inilah yang dikatakan Nazi tentang orang-orang Yahudi," twit Petro. "Semua ujaran kebencian ini, jika terus berlanjut, akan mengarah pada Holocaust."

2 dari 4 halaman

Israel Panggil Dubes Kolombia

Selama beberapa hari mendatang, Petro – yang menolak mengutuk keras serangan Hamas – berulang kali menggunakan media sosial untuk mengkritik Israel.

"Saya pernah ke kamp konsentrasi Auschwitz dan sekarang saya melihatnya ditiru di Gaza," kata Petro dalam salah satu unggahannya, yang memicu teguran dari Duta Besar Israel di Bogota Gali Dagan.

Dagan pun menawarkan Petro untuk mengunjungi wilayah terdampak serangan Hamas di selatan Israel, yang disebutnya tempat tinggal bagi banyak orang Latin.

Dalam wawancara dengan majalah Kolombia, Semana, Dagan menuturkan bahwa dia belum pernah mendengar siapapun membandingkan Israel dengan Nazi.

Perselisihan semakin meningkat pada Minggu (15/10), ketika Israel secara terbuka menghardik Petro atas apa yang mereka sebut sebagai pernyataan bermusuhan dan antisemit. Israel kemudian mengumumkan bahwa mereka menangguhkan ekspor peralatan keamanan ke negara Amerika Selatan tersebut dan memanggil Duta Besar Kolombia Margarita Manjarrez untuk memberinya teguran resmi.

"Dijelaskan kepada duta besar bahwa pernyataan presidennya diterima di Israel dengan keterkejutan mengingat serangan biadab teroris Hamas, yang menewaskan lebih dari 1.300 warga Israel dan lebih dari 150 warga sipil tak berdosa diculik," ujar Israel.

Israel mengutuk intervensi Petro, yang menurut mereka merupakan dukungan terhadap tindakan mengerikan Hamas, mengobarkan antisemitisme, merugikan perwakilan Negara Israel dan mengancam keselamatan komunitas Yahudi di Kolombia.

3 dari 4 halaman

Tidak Ada Pengusiran Dubes Israel

Petro membalas pernyataan Israel dengan menegaskan, "Anda tidak (dapat) menghina presiden Kolombia."

"Jika hubungan luar negeri dengan Israel harus dihentikan, mari kita tangguhkan saja. Kami tidak mendukung genosida," tambah Petro, sekali lagi membandingkan Gaza dengan Auschwitz.

"Hitler akan dikalahkan demi kebaikan kemanusiaan, demokrasi, perdamaian dan kebebasan dunia."

Pada Senin (16/10) pagi, Menteri Luar Negeri Kolombia Alvaro Leyva Duran ikut terlibat dalam perselisihan. Levya mengutuk sikap kasar duta besar Israel terhadap Petro dan mengisyaratkan bahwa dia harus meninggalkan jabatannya.

"Tidak ada orang yang berakal sehat yang bisa memuji kebijakan bumi hangus, tidak peduli dari mana kebijakan tersebut berasal. Itu melanggar martabat manusia. Itu membunuh orang yang tidak bersalah," tegas Leyva.

Levya membantah memerintahkan pengusiran Dagan, namun menekankan bahwa memperlakukan presiden Kolombia dengan hormat dan kata-kata yang dipilih dengan bijaksana adalah suatu keharusan.

4 dari 4 halaman

Meksiko juga Bikin Israel Kesal

Petro bukan satu-satunya pemimpin Amerika Latin yang tanggapannya terhadap perang Hamas Vs Israel membuat Israel kesal.

Pekan lalu, duta besar Israel di Meksiko menyuarakan kekecewaannya karena pemerintahan Andres Manuel Lopez Obrador tidak mengambil sikap yang lebih keras dalam mengecam Hamas dengan menggunakan kata terorisme.

Lopez Obrador saat itu mengatakan dia menghormati posisi Israel, namun negaranya tidak menginginkan perang.

"Kami tidak ingin kekerasan. Kami adalah orang-orang yang cinta damai," kata dia.