Liputan6.com, Jakarta - Profesor Jin Canrong, pakar terkenal dalam isu-isu Amerika dan hubungan China-AS dari Renmin University China, mengungkapkan pandangannya terkait situasi di Gaza yang kini tengah terbelit perang Israel vs Hamas.
Ia menyuarakan tekad China untuk mendukung perdamaian dan penyelesaian krisis kemanusiaan di wilayah Gaza.
Baca Juga
"Kami berdiri untuk keadilan, kami berdiri untuk hukum internasional. Dan faktanya sekarang, di wilayah tersebut, terjadi bencana kemanusiaan yang sangat parah," ujarnya pada pertemuan pers yang diadakan oleh Public Diplomacy Advisory Panel of Ministry of Foreign Affairs of China di Ritz-Carlton Jakarta, Senin 16 Oktober 2023.
Advertisement
"Oleh karena itu, China menuntut agar gencatan senjata segera diumumkan dan koridor kemanusiaan dibuka sesegera mungkin," tegas Jin Canrong, menyampaikan bahwa China menyerukan agar gencatan senjata segera diimplementasikan dan jalur kemanusiaan segera dibuka.
Selain itu, dalam jangka panjang, Jin Canrong menyatakan dukungan China untuk solusi dua negara dan peran kunci PBB dalam proses perdamaian.
"Kami dengan tegas mendukung solusi dua negara dan keyakinan kuat kami adalah PBB akan memainkan peran kunci dalam mencapai perdamaian," lanjutnya.
Meskipun Jin Canrong mengaku bukan seorang ahli urusan Timur Tengah, dia mencatat bahwa China semakin aktif di wilayah tersebut, terutama dalam mencari kompromi di tengah ketegangan regional.
Dia meyakini bahwa China siap untuk berperan aktif jika Israel dan AS sepakat untuk membawa isu tersebut kembali ke PBB.
China Dukung Negara Islam dalam Penyelesaian Isu Palestina
Sebelumnya, China telah menyatakan mendukung negara-negara Islam dalam memperkuat persatuan dan kerja sama dalam mengatasi masalah Palestina.
Hal ini disampaikan oleh Menteri Luar Negeri China Wang Yi kepada rekannya dari Iran, sambil menyerukan masyarakat internasional untuk bertindak melawan pihak mana pun yang merugikan warga sipil yang tidak bersalah.
Dalam percakapan telepon dengan Menteri Luar Negeri Iran Hossein Amir-Abdollahian, Wang mengutuk penggunaan hak membela diri secara berlebihan, meskipun ia tidak menyebut Israel, menurut pernyataan Kementerian Luar Negeri Tiongkok.
"Hak untuk membela diri harus dilaksanakan sesuai dengan hukum kemanusiaan internasional, termasuk perlindungan warga sipil dan sandera," kata Wang Yi, dikutip dari laman South China Morning Post, Senin (16/10/2023).
Wang mendukung negara-negara Islam bersuara bersatu sehubungan dengan Palestina di tengah perang antara Israel dan kelompok Hamas.
Sehari sebelumnya, dalam percakapan telepon dengan Menteri Luar Negeri Saudi Pangeran Faisal Bin Farhan Al Saud, Wang mengutuk "hukuman kolektif" Israel terhadap warga sipil Gaza, dan mengatakan bahwa tindakan mereka lebih dari sekadar membela diri, kata kementerian luar negeri.
Wang mengatakan, prioritas utama saat ini adalah meredakan konflik dan menghindari bencana kemanusiaan di Gaza sebelum hal tersebut semakin membahayakan proses perdamaian di Timur Tengah.
Ia juga menegaskan kembali dukungan Beijing terhadap negara Palestina untuk merdeka, sebagai jalan keluar dari konflik Israel-Palestina.
"Tiongkok akan berdiri di sisi perdamaian dan keadilan serta mendukung rakyat Palestina demi menjaga hak-hak nasional mereka," kata Wang.
Advertisement
China Kutuk Serangan yang Rugikan Warga Sipil di Perang Hamas Vs Israel
China juga mengutuk tindakan yang merugikan warga sipil dalam konflik antara kelompok militan Hamas dan Israel.
Tak hanya itu, China juga menyerukan gencatan senjata segera, kata Zhai Jun yang merupakan utusan khusus Tiongkok di Timur Tengah.
"China sangat prihatin dengan meningkatnya ketegangan dan kekerasan antara pihak Palestina dan Israel saat ini, dan sedih dengan banyaknya korban sipil yang disebabkan oleh konflik tersebut," kata Zhai, dikutip dari laman Zawya.com, Jumat (12/10/2023).
"Kami menentang dan mengutuk tindakan yang merugikan warga sipil dan menyerukan gencatan senjata segera.”
Sebelumnya, Beijing telah meminta kedua belah pihak untuk "menahan diri" dan "segera menghentikan serangan".
Media pemerintah menegaskan kembali solusi dua negara, yang mencakup pembentukan Palestina yang merdeka.
China Sedih Banyak Korban Perang Hamas dan Israel
Pemerintah Republik Rakyat China (RRC) sebelumnya juga telah angkat suara mengenai perang yang berkecamuk antara pasukan Hamas dan Israel. Fokus dari China adalah korban sipil.
"Beijing sangat sedih atas jatuhnya korban sipil akibat konflik tersebut (Israel perang dengan Hamas), dan menentang serta mengutuk tindakan yang merugikan warga sipil", ujar juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Mao Ning seperti dilaporkan VOA Indonesia, Selasa (10/10/2023).
Pihak Kementerian Luar Negeri RRC juga mengatakan pihaknya "menentang dan mengutuk" kekerasan terhadap warga sipil di Israel dan wilayah Palestina.
"China sangat prihatin dengan meningkatnya konflik antara Palestina dan Israel baru-baru ini," ucap juru bicara Kementerian Luar Negeri Mao Ning.
"China menentang tindakan yang memperluas konflik dan merusak stabilitas regional, serta mengharapkan gencatan senjata dan mengakhiri perang serta memulihkan perdamaian sesegera mungkin," lanjut Mao.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Mao Ning juga menyerukan komunitas internasional untuk "memainkan perannya secara efektif dan bersama-sama mendorong upaya meredakan ketegangan."
"Jalan untuk menyelesaikan siklus konflik Palestina-Israel terletak pada dimulainya kembali perundingan perdamaian," kata Mao.
Pada kesempatan tersebut, juru bicara Kementerian Luar Negeri Mao Ning juga mengatakan solusi dari perang Israel dan Hamas termasuk "menerapkan solusi dua negara, dan mendorong penyelesaian awal masalah Palestina secara komprehensif dan tepat melalui cara-cara politik, sehingga kekhawatiran semua pihak dapat terjamin”.
"China akan terus melakukan upaya yang tak kenal lelah dalam hal ini bersama komunitas internasional," katanya.
Di lain pihak, Presiden Amerika Serikat Joe Biden menegaskan bahwa Hamas merupakan kelompok teroris dan negaranya bakal terus membela Israel.
Advertisement