Liputan6.com, Ramallah - Hamas mengklaim bahwa serangan udara Israel pada Selasa (18/10/2023), menghantam sebuah rumah sakit di Kota Gaza yang penuh dengan warga Palestina yang terluka dan lainnya yang mencari perlindungan, menewaskan sedikitnya 500 orang.
Foto-foto yang konon berasal dari Rumah Sakit Al-Ahli Arabi Baptist yang dibagikan secara luas di video sosial menunjukkan api melalap gedung, kerusakan meluas, dan jenazah bergelimpangan. Foto-foto tersebut tidak dapat diverifikasi secara independen.
Baca Juga
Beberapa rumah sakit di Kota Gaza telah menjadi tempat perlindungan bagi ratusan orang, berharap mereka terhindar dari pengeboman setelah Israel memerintahkan seluruh penduduk kota dan sekitarnya mengungsi ke selatan Jalur Gaza.
Advertisement
Hamas, yang memicu perang terbaru melalui serangan dahsyat pada Sabtu 7 Oktober yang menewaskan lebih dari 1.400 orang di Israel, menyebut serangan di rumah sakit pada Selasa sebagai pembantaian yang mengerikan.
Juru bicara militer Israel Laksamana Muda Daniel Hagari mengatakan masih belum ada rincian mengenai kematian di rumah sakit.
"Kami akan mendapatkan rinciannya dan memberikan informasi terkini kepada publik. Saya belum dapat memastikan apakah itu serangan udara Israel," ujarnya seperti dilansir AP, Rabu (18/10).
Belum Ada Kesepakatan Soal Pengiriman Bantuan
Di selatan, serangan udara Israel menewaskan puluhan warga sipil dan setidaknya satu tokoh senior Hamas pada Selasa ketika para pejabat Amerika Serikat (AS) berupaya meyakinkan Israel untuk mengizinkan pengiriman pasokan bantuan kepada warga sipil, kelompok bantuan, dan rumah sakit.
Dan hingga Selasa malam, belum ada kesepakatan soal itu. Blokade total Israel pasca serangan Hamas telah melarang masuknya air, bahan bakar, hingga makanan ke Gaza.
Seorang pejabat tinggi Israel mengatakan pada Selasa, negaranya menuntut jaminan bahwa militan Hamas tidak akan menyita pengiriman bantuan apapun. Sementara itu, kepala Dewan Keamanan Nasional Israel Tzahi Hanegbi menyatakan masuknya bantuan juga bergantung pada kembalinya sandera yang ditahan Hamas.
"Kembalinya para sandera, yang menurut kami sakral adalah komponen kunci dalam upaya kemanusiaan apapun," katanya, tanpa menjelaskan lebih lanjut apakah Israel menuntut pembebasan sekitar 200 orang yang diculik Hamas sebelum mengizinkan pasokan masuk.
Pekerja bantuan memperingatkan bahwa Gaza nyaris ambruk. Rumah sakit berada di ambang pemadaman listrik, mengancam nyawa ribuan pasien, dan ratusan ribu orang butuh makan.
Badan PBB untuk Palestina mengungkapkan bahwa lebih dari 400.000 pengungsi memadati sekolah dan fasilitas lainnya di wilayah selatan Gaza. Badan tersebut bahkan mengatakan mereka hanya menyediakan 1 liter air sehari untuk setiap anggota stafnya yang terjebak di wilayah tersebut.
"Israel membuka saluran air ke selatan selama tiga jam (pada Selasa) dan itu hanya memberi manfaat bagi 14 persen penduduk Gaza," sebut PBB.
Advertisement
Tahap Perang Selanjutnya
Presiden Joe Biden akan mengunjungi Israel pada Rabu, ketika dia dan para pemimpin dunia lainnya berupaya mencegah perang Hamas Vs Israel memicu konflik regional yang lebih luas.
Dari Israel, Biden akan bertolak ke Yordania, di mana dia akan bertemu dengan pemimpin negara itu bersama dengan Palestina dan Mesir.
Dengan puluhan ribu tentara berkumpul di sepanjang perbatasan, Israel diperkirakan akan melancarkan invasi darat ke Gaza. Namun, rencana tersebut masih belum pasti.
"Kami sedang mempersiapkan tahap perang selanjutnya," kata juru bicara militer Israel Letkol Richard Hecht. "Kami belum mengumumkan apa yang akan terjadi. Semua orang membicarakan tentang serangan darat. Bisa jadi mungkin sesuatu yang berbeda."
Netanyahu: Hamas Bersembunyi di Belakang Warga Sipil
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu berusaha menyalahkan Hamas atas serangan balasan Israel dan meningkatnya korban sipil di Gaza.
"Tidak hanya menargetkan dan membunuh warga sipil dengan kebiadaban yang belum pernah terjadi sebelumnya, mereka juga bersembunyi di belakang warga sipil," ungkap Netanyahu.
Di Kota Gaza, serangan udara Israel dilaporkan menghantam rumah pejabat tinggi politik Hamas, Ismail Haniyeh, menewaskan sedikitnya 14 orang. Haniyeh sendiri tinggal di Doha, Qatar, namun keluarganya tinggal di Kota Gaza. Kantor media Hamas belum mengidentifikasi mereka yang tewas.
Serangan balasan Israel ke Gaza telah menewaskan sedikitnya 2.778 orang dan melukai 9.700 orang. Hampir dua per tiga dari mereka yang tewas adalah anak-anak.
Sementara itu, PBB mengumumkan bahwa lebih dari 1 juta warga Palestina telah meninggalkan rumah mereka dan 60 persen kini berada di wilayah sepanjang sekitar 14 kilometer di selatan zona evakuasi.
Advertisement