Liputan6.com, Jeddah - Menteri Luar Negeri Republik Indonesia (Menlu RI) Retno Marsudi mengatakan bahwa Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) harus mengirim pesan kuat sekaligus memobilisasi dukungan internasional untuk mengatasi situasi di Gaza.
Terdapat tiga hal yang menurut Menlu Retno perlu menjadi fokus utama saat ini.
Baca Juga
"Pertama, menghentikan kekerasan segera. OKI harus mengerahkan segala upaya untuk mendesak dilakukannya gencatan senjata sesegera mungkin. Mengingat Dewan Keamanan PBB tidak mampu menjalankan fungsinya maka untuk mendapatkan dukungan internasional yang lebih kuat OKI harus mendesak Sidang Majelis Umum PBB untuk mengadakan sesi darurat (emergency session)," terang Menlu Retno dalam pernyataan tertulis yang diterima Liputan6.com, Kamis (19/10/2023).
Advertisement
Kedua, memastikan kelancaran dan keselamatan pengiriman bantuan kemanusiaan.
"Memblokade akses listrik, air, dan BBM serta menghukum warga sipil, bertentangan dengan hukum internasional. Setiap detik sangat berarti bagi warga Palestina yang terancam hak-hak dasarnya," ujar Menlu Retno.
Ketiga, mengatasi akar konflik. Menlu Retno menegaskan bahwa perdamaian abadi tidak akan tercapai tanpa terpenuhinya hak-hak bangsa Palestina.
"OKI harus mendesak dilanjutkannya proses perdamaian yang berarti untuk mencapai two state solution atau solusi dua negara sebagai satu-satunya jalan," beber Menlu Retno.
Menlu Retno mengingatkan kembali bahwa OKI didirikan untuk membebaskan bangsa Palestina.
"Sekarang waktunya bagi OKI untuk bertindak dan kita harus bertindak bersama-sama. Indonesia tidak ingin melihat situasi Gaza sekarang ini digunakan oleh Israel dan negara-negara lain untuk menghilangkan isu Palestina dan hak-hak rakyat Palestina," ungkap Menlu Retno.
"Jangan biarkan Israel terus melanjutkan okupasinya di tanah Palestina."
Indonesia Kecam Keras Serangan Israel ke Fasilitas Sipil
Indonesia, ungkap Menlu Retno, mengecam keras serangan Israel terhadap fasilitas sipil termasuk rumah sakit.
"Permintaan Israel untuk mengosongkan 22 rumah sakit di Gaza adalah sebuah tindakan yang tidak manusiawi dan bertentangan dengan hukum humaniter internasional dan harus diabaikan," tegas Menlu Retno.
Pernyataan Menlu Retno ini disampaikan di sela-sela pertemuan OKI di Jeddah, Arab Saudi, pada Rabu (18/10).
"Pertemuan ini diselenggarakan atas inisiatif sejumlah negara, termasuk Indonesia," kata Menlu Retno. "Pertemuan OKI di Jeddah ini sangat penting artinya untuk memperkokoh kesatuan posisi OKI dalam menangani situasi di Gaza yang semakin memprihatinkan."
Menlu perempuan pertama Indonesia itu lebih lanjut menyatakan bahwa pesan yang terus disampaikan Indonesia terkait perang Hamas Vs Israel sangat jelas, yaitu stop eskalasi, fokus pada masalah kemanusiaan, dan selesaikan akar masalah sesuai parameter internasional yang telah disepakati.
Dalam pertemuan yang sama, Indonesia menyampaikan pula kecaman keras terhadap agresi atas warga sipil yang unprecedented di Gaza dan seluruh wilayah pendudukan di Palestina.
Advertisement
Evakuasi WNI Belum Berhasil
Mengenai evakuasi warga negara Indonesia (WNI), Menlu Retno menjelaskan bahwa hal tersebut belum berhasil karena situasi yang sulit.
"Upaya evakuasi WNI di Gaza setiap hari dilakukan. Namun, karena situasi yang masih sangat sulit maka evakuasi belum dapat dilakukan. Hampir setiap hari saya melakukan komunikasi dengan wakil WNI di Gaza. Saya juga terus melakukan komunikasi dengan ICRC dan berbagai pihak yang dapat membantu dilakukannya evakuasi dengan selamat," jelas Menlu Retno.
"Semua upaya akan kita lakukan untuk dapat melakukan evakuasi WNI dengan selamat."