Liputan6.com, Paris - Delapan bandara di Prancis terpaksa dievakuasi pada hari Rabu karena alasan keamanan.
Pihak Bandara Beauvais dekat Paris mengatakan bandara tersebut telah dievakuasi "menyusul adanya ancaman anonim yang diterima oleh beberapa bandara di Prancis." Pihak bandara kemudian mengatakan sedang dalam proses pembukaan kembali.
Baca Juga
Di Prancis timur, Bandara Strasbourg menyatakan dievakuasi karena ancaman bom.
Advertisement
Afiliasi CNN, BFMTV, mengutip sumber polisi melaporkan Bandara Nantes di Prancis barat juga telah dievakuasi karena alasan yang sama.
Bandara Biarritz dan Toulouse di barat daya, Lille di utara dan Lyon-Bron di tenggara mengatakan operasi dilanjutkan setelah operasi polisi. Keempatnya dievakuasi pada Rabu pagi karena ancaman bom.
Operasi di Bandara Nice di Prancis selatan telah dilanjutkan setelah evakuasi karena ada barang tak bertuan pada hari sebelumnya.
Sementara itu, Istana Versailles dekat Paris mengevakuasi pengunjung demi alasan keamanan untuk ketiga kalinya dalam waktu kurang dari seminggu, tujuan wisata populer tersebut mengatakan di situs webnya pada hari Rabu. Istana dibuka kembali untuk pengunjung pada Rabu malam.
Tempat tersebut terpaksa dievakuasi pada hari Selasa karena adanya barang yang mencurigakan, dan pada akhir pekan karena ancaman bom. CNN telah menghubungi polisi untuk memberikan komentar.
Sebelumnya pada Sabtu 14 Oktober, Museum Louvre di Paris ditutup karena alasan keamanan tetapi dibuka kembali keesokan harinya.
Prancis menaikkan tingkat kewaspadaan keamanannya ke level tertinggi menyusul serangan pisau di sebuah sekolah di Kota Arras di utara pekan lalu.
Ancaman Bom Picu 42 Bandara di Filipina Siaga Tinggi
Sejumlah bandara di Filipina dilaporkan mengalami ancaman bom.
Patroli keamanan dan anjing pelacak dikerahkan di puluhan bandara Filipina pada hari Jumat (6/10/2023), setelah regulator penerbangan menerima ancaman bom terhadap pesawat komersial.
Mengutip Channel News Asia, Otoritas Penerbangan Sipil Filipina mengatakan pihaknya sedang menyelidiki ancaman yang diterima melalui email pada Rabu 4 Oktober yang memperingatkan bahwa pesawat di bandara Manila dan empat lainnya akan meledak.
Regulator penerbangan Filipina kemudian mengatakan dalam sebuah pernyataan pada hari Jumat bahwa 42 bandara komersial “dalam keadaan siaga tinggi” dan “langkah-langkah keamanan yang ditingkatkan segera diterapkan di semua bandara".
Eric Apolonio, juru bicara otoritas penerbangan Filipina, mengatakan kepada AFP bahwa tidak ada penerbangan yang terganggu dan tidak ada bom yang ditemukan.
Otoritas bandara Manila mengatakan pada hari Jumat bahwa “patroli berjalan kaki dan bergerak telah dilakukan dan unit K9 berkeliling terminal sebagai langkah tambahan pada protokol sehari-hari yang telah ditetapkan”.
Tindakan di bandara Manila juga diterapkan di bandara lain, kata Apolonio kepada AFP.
Eric Apolonio, juru bicara otoritas penerbangan Filipina, mengatakan ancaman bom tersebut adalah yang kedua di bandara Filipina sejak Senin 2 Oktober, ketika sebuah penerbangan tujuan Manila membatalkan lepas landas di Bandara Bicol setelah pilot menemukan secarik kertas di toilet pesawat dengan tulisan "BOMB??" tertulis di atasnya.
Seluruh penumpang yang berjumlah 133 orang diperintahkan turun dari pesawat untuk menjalani pemeriksaan keamanan, sementara penerbangan yang masuk dikirim kembali ke Manila karena otoritas Bandara Bicol menutup landasan pacu dan menghentikan operasi penerbangan, kata Apolonio.
Pihak berwenang kemudian menyimpulkan bahwa hal itu hanyalah sebuah "lelucon" dan pesawat diizinkan lepas landas hampir empat jam kemudian, sambung Apolonio.
Apolonio tidak mau berkomentar apakah pihak berwenang menduga ancaman pada hari Senin dan Rabu itu ada kaitannya.
Advertisement
Mal Populer di Johor Bahru Evakuasi 9.000 Pengunjung Akibat Ancaman Bom
Sebelumnya, sebuah mal populer di Johor Bahru The Mall, Mid Valley Southkey mengevakuasi para pengunjungnya pada Sabtu 14 Oktober 2023 malam. Gara-garanya muncul dugaan ancaman bom, media Malaysia melaporkan.
Manajemen pusat perbelanjaan Mid Valley Southkey menerima panggilan telepon pada hari Sabtu sekitar pukul 18.00 dari seorang pria yang mengancam akan memasang bom di mal tersebut.
Penelepon tersebut mengatakan bahwa dia adalah foreigner atau warga negara asing, dan dia dilaporkan ingin Malaysia berhenti mendukung Palestina dalam perang Israel-Hamas yang sedang berlangsung, menurut China Press dan Sin Chew Daily, yang mengutip kepala polisi distrik selatan Johor Baru, Raub Selamat.
Asisten komisaris menambahkan, sekitar 9.000 orang dievakuasi dari mal tersebut.
Dalam postingan Facebook pada Sabtu malam, manajemen mal Malaysia itu mengonfirmasi bahwa mereka telah “menerima laporan ancaman keamanan melalui panggilan telepon anonim”.
"Kami diinstruksikan oleh pihak berwenang untuk mengevakuasi daerah yang terkena dampak sebagai tindakan proaktif," kata pernyataan manajemen mal seperti dikutip dari The Straits Times, Minggu (15/10/2023).
"Kepala polisi Johor Kamarul Zaman Mamat mengatakan polisi telah menggeledah mal tersebut," Free Malaysia Today melaporkan.
Polisi juga menerapkan garis polisi selebar 100 meter untuk mencegah orang memasuki wilayah tersebut.
Polisi juga melihat rekaman CCTV, kata Kamarul, dan dia mendesak masyarakat untuk tetap tenang.
Pria Peru Ditangkap Usai Kirim Ratusan Teror Bom Palsu ke Sekolah hingga Sinagoge di AS
Bicara soal ancaman bom, seorang pria Peru ditangkap karena mengirimkan lebih dari 150 ancaman bom palsu ke sekolah, bandara, rumah sakit, pusat perbelanjaan hingga sinagoge di Amerika Serikat (AS), setelah gadis-gadis remaja menolak mengiriminya gambar-gambar eksplisit.
Gambar eksplisit merujuk pada gambar telanjang atau seseorang yang melakukan tindakan seksual.
Kementerian Kehakiman AS menyatakan bahwa pihak berwenang Peru menangkap Eddie Manuel Nunez Santos (33) di Lima pada Selasa (26/9/2023). Nunez Santos mengirimkan ancaman-ancamannya itu antara 15 - 21 September 2023.
Ancaman bom palsu yang dikirim Nunez Santos memicu evakuasi dan sejumlah gangguan lainnya.
Menurut penyelidik Nunez Santos yang merupakan seorang pengembang situs web menyamar sebagai remaja laki-laki bernama Lucas saat berkomunikasi dengan remaja perempuan di platform game online.
Jaksa mengatakan bahwa dia meminta setidaknya dua dari remaja perempuan, termasuk seorang anak berusia 15 tahun, untuk menunjukkan gambar eksplisit dan mengancam akan mengebom sekolah mereka jika mereka menolak.
Pada 15 September, FBI mulai menerima laporan teror bom palsu melalui email terhadap berbagai bangunan publik di New York, Pennsylvania, Connecticut, Arizona, dan Alaska.
Ancaman termasuk dikirim ke setidaknya tiga sinagoge di wilayah New York selama Rosh Hashana, hari libur Tahun Baru Yahudi. Ada yang menyatakan bahwa bom pipa di gedung itu "akan meledak dalam beberapa jam" dan "banyak orang tak bersalah akan mati".
Dua hari kemudian, sekolah-sekolah di Pennsylvania juga mulai menerima ancaman. Salah satunya mengakibatkan evakuasi lebih dari 1.100 siswa di 20 sekolah berbeda.
Akibat email tersebut, kata jaksa, polisi dikerahkan, sekolah dievakuasi dan ditutup, penerbangan ditunda, dan rumah sakit ditutup.
Advertisement