Liputan6.com, Pyongyang - Rusia mendukung diadakannya dialog keamanan rutin dengan Korea Utara dan China untuk menghadapi peningkatan ancaman militer di regional yang dipimpin Amerika Serikat (AS). Hal itu kabarnya disampaikan Menteri Luar Negeri (Menlu) Sergey Lavrov saat bertemu dengan Kim Jong Un di Pyongyang pada Kamis (19/10/2023).
"AS, Jepang, dan Korea Selatan mengintensifkan aktivitas militer di sini dan Washington berupaya memindahkan infrastruktur strategis, termasuk aspek nuklir, di sini, itu menjadi perhatian besar bagi kami dan teman kami Korea Utara," sebut kantor berita Rusia, TASS, mengutip Lavrov, seperti dilansir AP.
Baca Juga
"Kami menentang kebijakan yang tidak konstruktif dan berbahaya ini dengan tujuan meredakan ketegangan dan tidak dapat menerima peningkatan ketegangan di sini."
Advertisement
Lavrov tiba di Pyongyang pada Rabu (18/10), untuk melakukan kunjungan dua hari, yang dilaporkan fokus pada bagaimana meningkatkan hubungan pertahanan kedua negara setelah pertemuan puncak antara Vladimir Putin dan Kim Jong Un di Kosmodrom Vostochny, Timur Jauh Rusia, pada September lalu.
Menurut TASS, pertemuan Lavrov dan Kim Jong Un berlangsung sekitar satu jam.
Profesor studi internasional di Universita Ewha di Seoul, Korea Selatan, Leif-Eric Easley menuturkan bahwa pertemuan Lavrov-Kim Jong Un berarti bahwa laporan terkait pengiriman kontainer yang kemungkinan membawa amunisi dari Korea Utara ke Rusia baru-baru ini bukanlah transaksi terakhir kedua negara yang harus dikhawatirkan AS Cs.
"Setelah menerima bantuan Korea Utara untuk memasok invasi ilegal ke Ukraina, Rusia akan melakukan pelanggaran lebih lanjut terhadap resolusi Dewan Keamanan PBB dengan memberikan teknologi senjata kepada Korea Utara yang dapat mengancam stabilitas di Asia Timur," ungkap Easley.
Rincian lebih lanjut mengenai pertemuan Lavrov dengan Kim Jong Un belum tersedia. Namun, kunjungan menlu Rusia ke Korea Utara diyakini pula sebagai persiapan jelang lawatan Putin.
Pekan lalu, AS mengatakan bahwa Korea Utara telah mengirimkan 1.000 kontainer peralatan militer dan amunisi untuk mendukung Rusia dalam perang Ukraina. Hal tersebut, tegas AS, merupakan pelanggaran terhadap resolusi Dewan Keamanan PBB yang melarang perdagangan senjata apapun yang melibatkan Korea Utara.
Apresiasi dan Pujian Rusia untuk Korea Utara
Televisi pemerintah Rusia menayangkan rekaman kerumunan orang menyambut Lavrov di tengah hujan deras di Pyongyang pada Rabu. Diplomat kawakan Rusia itu menuturkan bahwa kunjungannya merupakan kesempatan untuk membahas penerapan perjanjian yang tercapai antara Presiden Vladimir Putin dan Kim Jong Un.
Kementerian Luar Negeri Rusia mengutip pidato Lavrov yang disampaikannya selama resepsi pada Rabu malam menyebutkan bahwa Rusia sangat menghargai dukungan teguh dan prinsipil Korea Utara dalam perang Ukraina serta keputusan Pyongyang untuk mengakui kemerdekaan Donetsk dan Luhansk.
"Kami sepenuhnya menyadari bahwa banyak negara memiliki sudut pandang dan penilaian yang sama, namun hanya segelintir negara, seperti Korea Utara yang secara eksplisit menyatakan solidaritas mereka terhadap Rusia dan dapat mengungkapkannya secara terbuka," kata Lavrov.
Lavrov juga memuji Korea Utara karena dengan tegas mempertahankan kedaulatan dan keamanannya, tetap tidak terpengaruh oleh tekanan apapun dari AS Cs. Rusia, tegas Lavrov, sepenuhnya mendukung kebijakan pemerintahan Kim Jong Un untuk melindungi keamanan dan kepentingan ekonominya.
Pada Kamis pagi, Lavrov bertemu dengan mitranya Menlu Korea Utara Choe Son Hui.
"Setelah pertemuan bersejarah antara Presiden Putin dan Kim Jong Un di Kosmodrom Vostochny pada 13 September, kami dapat dengan yakin mengatakan bahwa hubungan tersebut telah mencapai tingkat strategis yang secara kualitatif baru," tutur Lavrov pada awal pertemuannya dengan Choe, seperti dilaporkan kantor berita Rusia, Interfax.
Adapun Choe menuturkan bahwa pertemuannya dengan Lavrov akan menjadi tahap penting dalam implementasi perjanjian yang dicapai oleh Kim Jong Un dan Putin.
Â
Â
Advertisement
Korea Selatan Memantau dengan Saksama
Intensitas diplomasi antara Rusia dan Korea Utara hari-hari belakangan menggarisbawahi bagaimana kepentingan mereka selaras dalam menghadapi konfrontasi mereka yang terpisah dan semakin dalam dengan AS Cs. Korea Utara terkait dengan program nuklirnya, sementara Rusia soal invasi ke Ukraina.
AS sendiri telah memperluas latihan militernya dengan Korea Selatan dan mengerahkan aset militer yang lebih tangguh ke Semenanjung Korea sebagai respons atas rentetan uji coba rudal Korea Utara sejak tahun lalu. Kerja sama militer yang digagas AS juga termasuk trilateral dengan Jepang.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Korea Selatan Lim Soosuk mengatakan pada Kamis bahwa Seoul memantau dengan cermat kunjungan Lavrov ke Korea Utara dan bahwa setiap kerja sama antara Rusia dan Korea Utara harus dilakukan dengan cara yang sesuai dengan resolusi Dewan Keamanan PBB.