Sukses

300 Ribu Orang Hadiri Aksi Damai Bela Palestina di London

Demo pro-Palestina di London berjalan aman, namun polisi mencari pelaku hate speech.

Liputan6.com, London - Aksi bela Palestina di London, Inggris, dihadiri ratusan ribu orang. Para warga menuntut agar genosida di Palestina dihentikan, serta kemerdekaan untuk Palestina. 

Kepolisian London menyebut ada 100 ribu orang yang datang pada Sabtu siang (21/10), namun pada malam hari pihak penyelenggara Palestine Solidarity Campaign (PSC) menyebut ada 300 ribu orang yang berpartisipasi. 

Kegiatan bertajuk National March for Palestine (Stop the War on Gaza!) berpusat di Marble Arch dan dimulai jam 12 siang. 

Akun X dari PSC juga menunjukkan sejumlah anggota parlemen yang hadir dan berorasi, seperti Apsana Begum yang menuntut agar Palestina diakui sebagai negara, serta John McDonnell yang menuntut gencatan senjata.

Duta Besar Palestina di Inggris Husam Zomlot dan Sekjen Perserikatan Buruh (Labour Union) Mick Wheelan juga hadir untuk berorasi. 

Sikap sejumlah tokoh itu berbeda dari Perdana Menteri Inggris Rishi Sunak yang terang-terangan pro-Israel di tengah konflik di Gaza.

Aksi Damai, Tetapi Ada Oknum 

Menjelang pukul lima sore, akun Metropolitan Police berkata para pendemo mulai bubar. Aksi berakhir dengan damai, meski polisi menyorot ada oknum yang naik-naik ke atas bus. Polisi lantas turun tangan dan orang itu berhasil diturunkan. 

Di tempat lain, ada pula oknum yang terlibat melakukan hate speech. Pakar bahasa di kepolisian London menegaskan bahwa oknum-oknum itu melakukan hate speech dan mereka lantas dilacak.

2 dari 4 halaman

ASEAN dan GCC Dukung Solusi Damai untuk Palestina-Israel, Desak Akhiri Kekerasan di Gaza dan Timur Tengah

Sebelumnya dilaporkan, Menteri Luar Negeri (Menlu) RI Retno Marsudi mengatakan telah tercapai sejarah baru hubungan yang lebih dekat antara dua kawasan penting yakni ASEAN dan GCC (Gulf Cooperation Council) atau Dewan Kerjasama untuk Negara Arab di Teluk.

Salah satu yang menjadi sorotan dalam pertemuan ASEAN-GCC Riyadh Summit (KTT ASEAN-GCC di Riyadh) pada Jumat 20 Oktober 2023 adalah, kontribusi terhadap perdamaian dan stabilitas. Semua anggota GCC telah mengaksesi Treaty of Amity and Cooperation (Perjanjian Persahabatan dan Kerja sama).

"Hal ini menunjukkan komitmen kuat GCC dalam mendukung pemeliharaan perdamaian dan stabilitas di Kawasan Indo-Pasifik. Begitu pula sebaliknya, ASEAN pun berkomitmen mendukung pemeliharaan perdamaian dan stabilitas di Timur Tengah," ujar Menlu Retno seperti dikutip dalam pernyataan tertulisnya yang dimuat Sabtu (21/10/2023).

Para pemimpin ASEAN dan GCC, sambung Menlu Retno, mempunyai keprihatinan yang sama atas perkembangan terkini di Palestina. Ia juga menyampaikan pesan presiden Indonesia untuk mengakhiri aksi kekerasan yang saat ini terjadi.

"Presiden saya, Presiden Jokowi, dalam keterangannya mendesak penghentian kekerasan, fokus pada isu kemanusiaan, dan tidak lupa untuk mengatasi akar permasalahan yaitu pendudukan ilegal Israel melawan tanah Palestina," jelas Menlu Retno Marsudi.

ASEAN dan GCC, imbuh Menlu Retno lagi, juga tetap solid dalam mendukung solusi damai untuk Palestina. "Posisi ini tercermin dalam Pernyataan GCC-ASEAN tentang perkembangan di Gaza," tegasnya.

"ASEAN juga telah mengeluarkan Pernyataan Menteri Luar Negeri tentang meningkatnya kekerasan di Timur Tengah yang mendesak segera mengakhiri kekerasan, menciptakan koridor kemanusiaan, menyatakan dukungan ASEAN terhadap solusi dua negara, dan menyerukan perlindungan dan keselamatan seluruh warga negara ASEAN," papar Menlu Retno.

3 dari 4 halaman

Jokowi: Kita Harus Cegah Agar Kondisi Gaza Tak Semakin Buruk

Presiden Joko Widodo atau Jokowi mengajak pemimpin negara ASEAN dan anggota Dewan Kerja Sama untuk Negara Arab di Kawasan Teluk (GCC) untuk mencegah agar kondisi di Gaza, Palestina tak semakin memburuk akibat serangan Israel. Jokowi menegaskan tindakan kekerasan di Gaza harus segera dihentikan.

Hal ini disampaikan Jokowi saat berpidato di Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ASEAN-GCC di Riyadh, Arab Saudi, Jumat (20/10/2023). Adapun negara anggota GCC antara lain, Uni Emirate Arab, Bahrain, Arab Saudi, Oman, Qatar, dan Kuwait. 

"Secara khusus saya ingin menyampaikan keprihatinan yang mendalam atas perkembangan situasi di Gaza," jelas Jokowi sebagaimana disiarkan di saluran Youtube, Jumat (20/10/2023).

"Tindakan kekerasan harus dihentikan, isu kemanusian harus menjadi prioritas saat ini, dan kita harus mencegah agar kondisi tidak semakin buruk," sambungnya.

Dia mengingatkan bahwa akar masalah dari konflik tersebut adalah pendudukan wilayah Palestina oleh Israel. Jokowi mengajak pemimpin negara ASEAN dan GCC harus solid mendukung perdamaian yang adil di Palestina.

"Kita tidak boleh lupa akar masalahnya adalah pendudukan wilayah Palestina oleh Israel, ini yang harus diselesaikan sesuai dengan parameter internasional yang telah disepakati. Di mana posisi ASEAN dan GCC harus jelas dan solid untuk mendukung solusi perdamaian yang adil dan langgeng di Palestina," katanya.

Disisi lain, Jokowi menyambut baik momentum sejarah pertemuan pertama ASEAN dengan para pemimpin negara-negara Teluk (GCC). Dia menyebut ASEAN dan GCC merupakan dua kekuatan besar yang akan terus tumbuh.

"PDB kita mencapai lebih dari 5 triliun USD, populasi kita mencapai lebih dari 700 juta jiwa. Ini adalah modal besar bagi kita untuk memainkan peran strategis, sebagai kekuatan positif di tengah kondisi dunia yang terbelah," tutur Jokowi.

Dia menuturkan Indonesia mengapresiasi aksesi seluruh anggota GCC terhadap persahabatan dan kerja sama ASEAN. Hal tersebut merupakam komitmen negara Teluk untuk mendukung perdamaian di Asia Tenggara dan kawasan Indo-Pasifik.

4 dari 4 halaman

Israel: Hamas Harus Musnah Sampai ke Akarnya

Pejabat keamanan Israel mengisyaratkan kesiapan mereka untuk memulai invasi darat ke Gaza, yang menurut mereka akan jauh lebih komprehensif dan mematikan dibandingkan konflik sebelumnya dengan Hamas.

Saat mengunjungi pasukan di perbatasan Gaza pada Kamis (19/10/2023), Menteri Pertahanan (Menhan) Israel Yoav Gallant seperti dilansir The Guardian, Jumat (20/10), mengatakan, "Sekarang Anda melihat Gaza dari kejauhan, segera Anda akan melihatnya dari dalam. Perintahnya akan datang." 

"Saya ditugaskan memimpin menuju kemenangan," ujar Gallant kepada pasukan Israel. "Kita akan bertindak dengan tepat dan kuat, serta akan terus maju sampai kita memenuhi misi kita."

Segera setelah pernyataan Gallant, Perdana Menteri Benjamin Netanyahu menyiarkan video dirinya bersama pasukan di dekat perbatasan, di mana dirinya juga menjanjikan kemenangan.

Menyusul serangan dahsyat Hamas pada Sabtu 7 Oktober yang menewaskan setidaknya 1.400 orang di Israel, negara itu telah memanggil 360.000 tentara cadangan dan mengumpulkan pasukan dalam jumlah besar di sekitar Gaza sembari memperkuat pertahanan di perbatasan utara terhadap kemungkinan serangan dari Hezbollah di Lebanon.