Liputan6.com, Ramallah - Militer Israel memberi tahu warga Palestina di utara Gaza bahwa mereka akan diidentifikasi sebagai mitra organisasi teroris jika tidak mengikuti instruksi agar pindah ke selatan. Pengumuman tersebut disampaikan lewat selebaran yang dibagikan oleh drone pada Sabtu (21/10/2023).
Beberapa hari sebelumnya, Israel telah memerintahkan lebih dari 1 juta warga Palestina di utara Gaza untuk pindah ke selatan, tanpa jaminan keselamatan atau kepulangan.
Baca Juga
Selebaran yang ditujukan kepada warga Gaza tersebut seperti dilansir Middle East Eye, Senin (23/10) berbunyi, "Peringatan mendesak! Kepada warga Gaza - kehadiran Anda di utara Wadi Gaza membahayakan nyawa Anda. Siapapun yang memilih untuk tidak mengungsi dari utara Jalur Gaza ke selatan dapat diidentifikasi sebagai mitra organisasi teroris."
Advertisement
Pengeboman Israel bersamaan dengah perintah untuk menyingkir dari utara Gaza, yang dikecam sebagai kejahatan kemanusiaan dan pelanggaran terang-terangan terhadap hukum kemanusiaan internasional oleh seorang ahli PBB, telah menyebabkan ratusan ribu warga Palestina terpaksa mengungsi. Namun, banyak pula di antara mereka menolak pergi.
Serangan Israel yang tiada henti di Gaza selama 16 hari terakhir telah menewaskan lebih dari 4.385 orang, 70 persen di antaranya adalah anak-anak, perempuan, dan orang lanjut usia. Adapun korban jiwa akibat serangan Hamas di Israel tercatat sedikitnya 1.400 orang.
Peringatan terbaru Israel datang ketika militer mengatakan bahwa mereka bersiap melancarkan invasi darat ke Gaza, sementara mereka tetap memutus pasokan air, makanan, bahan bakar dan listrik.
Rumah Pribadi Kini Jadi Target Sah Israel
Ini bukan pertama kalinya Israel menggunakan drone untuk menyebarkan selebaran yang menuntut warga Gaza meninggalkan rumah mereka.
Pekan lalu, selebaran dijatuhkan di utara Gaza, memperingatkan warga untuk meninggalkan rumah mereka dan menuju ke selatan Wadi Gaza.
"Gaza telah berubah menjadi medan perang," demikian isi selebaran tersebut. "Demi keselamatan Anda, Anda tidak boleh kembali ke rumah Anda sampai pemberitahuan lebih lanjut.
Pada Sabtu, seorang pejabat senior Israel menuturkan bahwa penggunaan infrastruktur sipil oleh Hamas kini menjadikan rumah pribadi sebagai target yang sah.
"Siapapun yang mendukung rumah itu adalah target yang sah," tambahnya, seperti diberitakan media Israel.
Pejabat itu juga mengakui bahwa tentara Israel telah menyerang rumah-rumah di mana warga sipil diduga tinggal bersama anggota Hamas.
Advertisement
Kejahatan Perang
Pemantau hak asasi manusia Euro-Med menuturkan bahwa lebih dari seperempat wilayah Kota Gaza dan utara Gaza terdampak kehancuran dan 20 persen rumah di sana tidak lagi layak huni.
Lingkungan Beit Hanoun, yang terletak di pinggiran utara Jalur Gaza adalah daerah yang terdampak paling parah, dengan sekitar 60 persen bangunannya hancur atau rusak berat.
Pemantau hak asasi manusia menyatakan bahwa angka-angka yang ada belum final dan jumlahnya kemungkinan akan bertambah seiring dengan berlanjutnya pengeboman Israel.
Amnesty International telah mendokumentasikan beberapa serangan melanggar hukum yang dilakukan oleh Israel, termasuk pengeboman tanpa pandang bulu, yang telah menimbulkan banyak korban jiwa dan menurut organisasi tersebut harus diselidiki sebagai kejahatan perang.
PBB juga mengutuk pemboman Israel terhadap infrastruktur sipil dan penembakan terhadap daerah padat penduduk.