Sukses

Penelitian Terbaru: Suhu Panas Tingkatkan Risiko Gangguan Mata

Sebuah penelitian terbaru menunjukkan bahwa suhu yang lebih tinggi dapat meningkatkan risiko gangguan penglihatan.

Liputan6.com, Jakarta - Dengan terus terjadinya pemanasan global akibat perubahan iklim, ada implikasi tambahan yang perlu diperhatikan, sebuah penelitian terbaru menunjukkan bahwa suhu yang lebih tinggi dapat meningkatkan risiko gangguan penglihatan.

Para peneliti dari Kanada menemukan bahwa orang dewasa di Amerika yang berusia 65 tahun ke atas memiliki kemungkinan lebih besar untuk mengalami gangguan penglihatan serius jika mereka tinggal di daerah dengan suhu lebih tinggi dibandingkan dengan mereka yang tinggal di daerah yang lebih sejuk.

Penelitian tersebut merupakan studi berskala besar pertama yang menyelidiki korelasi antara suhu yang tinggi dan masalah penglihatan, menurut para penulis.

Melansir dari CTV News, Minggu (29/10/2023), mereka memantau suhu rata-rata di berbagai bagian Amerika Serikat, dan menemukan bahwa kemungkinan mengalami masalah penglihatan yang serius meningkat sebanyak 44 persen bagi orang yang tinggal di daerah dengan suhu rata-rata lebih dari 15,5 derajat Celcius, dibandingkan dengan mereka yang tinggal di daerah yang lebih dingin.

“Hubungan antara gangguan penglihatan dan suhu rata-rata daerah ini sangat mengkhawatirkan jika penelitian di masa depan menentukan bahwa hubungan tersebut bersifat sebab akibat,” kata Esme Fuller-Thomson, direktur Institute of Life Course and Aging di University of Toronto dan penulis pertama studi tersebut, dalam sebuah siaran pers.

“Dengan adanya perubahan iklim, kita memperkirakan akan terjadi peningkatan suhu global. Penting untuk memantau apakah prevalensi gangguan penglihatan di kalangan lansia meningkat di masa depan.”

2 dari 4 halaman

Kaitan Kuat antara Suhu dan Gangguan Penglihatan

Penelitian yang diterbitkan di jurnal Ophthalmic Epidemiology telah melalui peninjauan oleh para ahli, didasarkan pada data dari lebih dari 1,7 juta orang Amerika.

Peneliti menemukan bahwa hubungan antara suhu dan gangguan penglihatan tetap ada, bahkan setelah mempertimbangkan faktor-faktor seperti usia, jenis kelamin, pendapatan, dan tingkat pendidikan partisipan.

Elysia Fuller-Thomson, seorang mahasiswa pascasarjana di University of Toronto dan salah satu penulis studi ini, menyatakan, “Sangat menarik untuk melihat bahwa kaitan antara gangguan penglihatan dan suhu tetap konsisten pada berbagai faktor demografis, termasuk pendapatan.”

Untuk memeriksa hubungan antara gangguan penglihatan dan suhu, para peneliti menggunakan data dari American Community Survey yang dikumpulkan antara tahun 2012 dan 2017 melalui metode surat, telepon, dan wawancara langsung. Survei tersebut fokus pada orang dewasa berusia 65 tahun ke atas yang tinggal di negara bagian asal mereka.

Survei tersebut mencakup pertanyaan mengenai gangguan penglihatan yang serius, memungkinkan peserta untuk mengindikasikan apakah mereka mengalami buta atau kesulitan melihat meskipun menggunakan kacamata.

3 dari 4 halaman

Temuan Penting dari Analisis Data Iklim dan Kesehatan Mata

Para peneliti menggunakan data suhu dari National Oceanic and Atmospheric Administration untuk menghitung rata-rata suhu di berbagai wilayah, lalu membandingkannya dengan data mengenai gangguan penglihatan.

Wilayah yang memiliki suhu rata-rata kurang dari 10 derajat Celcius dianggap sebagai wilayah yang paling dingin dalam kumpulan data tersebut.

Para peneliti menemukan bahwa dibandingkan dengan mereka yang tinggal di wilayah paling dingin, risiko mengalami gangguan penglihatan serius 14 persen lebih tinggi bagi mereka yang tinggal di wilayah dengan suhu rata-rata antara 10 dan 12,7 derajat Celcius, dan 24 persen lebih tinggi bagi mereka yang tinggal di wilayah dengan suhu rata-rata antara 12,7 dan 15,4 derajat Celcius.

Walaupun korelasi tersebut berlaku untuk semua kelompok demografi, ada populasi tertentu yang menunjukkan korelasi yang lebih kuat. Tampaknya, suhu yang lebih tinggi lebih berpengaruh terhadap kemungkinan kehilangan penglihatan parah pada pria, individu berusia 65-79 tahun dibandingkan dengan mereka yang berusia 80 tahun ke atas, dan orang Amerika keturunan kulit putih dibandingkan dengan mereka yang keturunan kulit hitam.

Co-author ZhiDi Deng, lulusan farmasi baru dari University of Toronto, mengungkapkan bahwa masalah kehilangan dan gangguan penglihatan dapat berdampak besar pada kehidupan individu yang harus menghadapinya.

“Kami mengetahui bahwa gangguan penglihatan adalah penyebab utama dari kecacatan dan keterbatasan fungsional,” ujar ZhiDi Deng dalam pernyataannya.

“Gangguan penglihatan yang serius dapat meningkatkan risiko terjatuh, patah tulang, dan berdampak negatif pada kualitas hidup para lansia. Mengatasi masalah gangguan penglihatan dan dampaknya juga memberi beban ekonomi yang besar pada Amerika, mencapai puluhan miliar dolar setiap tahunnya. Oleh karena itu, kaitan antara suhu dan gangguan penglihatan adalah hal yang patut dikhawatirkan.”

4 dari 4 halaman

Penelitian dan Tantangan dalam Mengungkap Keterkaitannya

Penelitian tersebut menunjukkan keterkaitan yang kuat, namun masih ada ketidakpahaman mengenai cara tepatnya suhu memengaruhi penglihatan manusia.

Para peneliti berteori bahwa hal tersebut mungkin disebabkan oleh peningkatan paparan sinar ultraviolet, tingkat polusi udara yang lebih tinggi, atau penurunan kualitas asam folat akibat suhu yang lebih tinggi.

Meskipun demikian, karena penelitian ini dirancang untuk sekadar menetapkan adanya hubungan, dibutuhkan penelitian lebih lanjut untuk mengungkapkan secara rinci bagaimana panas yang tinggi berpengaruh pada kesehatan mata kita. Terlebih lagi, mengingat suhu rata-rata di seluruh dunia terus meningkat.

Para penulis menyimpulkan bahwa perkiraan kenaikan suhu global bisa berdampak pada lansia Amerika yang mengalami gangguan penglihatan serius, dan memberikan tekanan besar pada sektor kesehatan dan ekonomi.

Fuller-Thomson mengungkapkan rasa kaget mereka terhadap hubungan yang kuat ini.

"Namun, temuan baru ini mengundang lebih banyak pertanyaan daripada jawaban, termasuk bagaimana hubungan antara suhu rata-rata di wilayah tertentu dan masalah penglihatan."

Ia juga menambahkan bahwa langkah selanjutnya yang akan diambil oleh tim riset ini adalah menyelidiki apakah panas juga berhubungan dengan kecacatan lain pada lansia seperti masalah pendengaran dan keterbatasan dalam aktivitas sehari-hari.