Liputan6.com, Washington - Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (Menlu AS) Antony Blinken dan Menteri Pertahanan (Menhan AS) Lloyd Austin mengatakan pada Minggu (22/10/2023), bahwa mereka memperkirakan perang Hamas Vs Israel akan meningkat melalui keterlibatan proksi Iran.
Keduanya menegaskan bahwa AS siap merespons jika personel atau angkatan bersenjatanya menjadi sasaran permusuhan.
Baca Juga
"Ini bukan yang kami inginkan, bukan yang kami cari. Kami tidak ingin eskalasi," kata Blinken dalam program ABC 'This Week', seperti dilansir AP, Selasa (24/10). "Kami tidak ingin pasukan atau personel kami diserang, namun jika itu terjadi, kami siap menghadapinya."
Advertisement
Menhan AS menambahkan, "Apa yang kami lihat adalah prospek peningkatan serangan yang signifikan terhadap pasukan dan rakyat kami di seluruh kawasan."
Dia menegaskan bahwa AS punya hak untuk membela diri, "Kami tidak akan ragu mengambil tindakan yang tepat."
Peringatan dari para pejabat tinggi AS ini muncul ketika respons militer Israel terhadap serangan mematikan Hamas pada Sabtu 7 Oktober ke Israel selatan memasuki pekan ketiga.
Israel dilaporkan hampir setiap hari terlibat baku tembak dengan kelompok militan Hezbollah, yang didukung Iran, sejak perang Hamas Vs Israel dimulai. Ketegangan disebut juga meningkat di Tepi Barat yang diduduki Israel.
AS Kerahkan 2 Kapal Induk ke Dekat Israel
Blinken, yang baru-baru ini menghabiskan beberapa hari di Timur Tengah, berbicara tentang kemungkinan eskalasi sambil mengatakan bahwa tidak ada yang ingin melihat konflik kedua atau ketiga dalam permusuhan antara Israel dan Hamas.
"Kami mengambil langkah-langkah untuk memastikan bahwa kami dapat secara efektif membela rakyat kami dan merespons dengan tegas jika kami perlu," ujarnya.
Saat tampil di program NBC "Meet the Press", Blinken menggarisbawahi bahwa aset militer tambahan telah dikerahkan ke wilayah tersebut, termasuk dua kelompok tempur kapal induk.
"Bukan untuk memprovokasi, namun untuk mencegah, untuk memperjelas bahwa jika ada yang mencoba melakukan sesuatu, kami di sana," ungkap Blinken.
Presiden Joe Biden berulang kali menggunakan satu kata untuk memperingatkan musuh-musuh Israel agar tidak mengambil keuntungan dari situasi ini, "Jangan".
Advertisement
Butuh Lebih Banyak Bantuan bagi Warga Gaza
Sementara itu, truk-truk yang memuat makanan, air dan perbekalan lain yang sangat dibutuhkan oleh warga Palestina yang tinggal di Gaza terus memasuki wilayah kantong tersebut pada Minggu setelah penyeberangan utama di perbatasan dengan Mesir dibuka sehari sebelumnya demi memungkinkan bantuan kemanusiaan mengalir.
Namun, Direktur Eksekutif Program Pangan Dunia PBB (WFP) Cindy McCain mengatakan bahwa situasi di Gaza masih merupakan "bencana". Dia mendesak pengiriman lebih banyak lagi bantuan.
Organisasinya, sebut Cindy, mampu memberi makan malam kepada 200.000 orang pada Sabtu (21/10).
"Itu tidak cukup. Itu ibaratnya hanya setetes. Kami membutuhkan akses yang aman dan berkelanjutan di wilayah tersebut, sehingga kami dapat memberi makan masyarakat," tutur Cindy.
Dia memperingatkan, "Empat ratus truk bantuan memasuki Gaza setiap hari sebelum perang terbaru."
"Ini adalah bencana yang sedang terjadi dan kita perlu mendatangkan truk-truk ini," kata dia.
AS hingga Inggris Berkomitmen Cegah Perang Meluas
Kementerian Luar Negeri AS, pada Minggu, memerintahkan staf non-esensial di kedutaan besarnya dan konsulatnya di Irak serta keluarga mereka untuk meninggalkan negara itu menyusul meningkatnya ketegangan terkait perang Hamas Vs Israel.
Dalam pesan terbarunya kepada warga AS di Irak, Kementerian Luar Negeri AS menyebutkan bahwa situasi keamanan di Irak membuat operasi normal tidak mungkin dilakukan.
Dalam panggilan telepon antara pemimpin AS, Kanada, Prancis, Italia, dan Inggris, Gedung Putih menyatakan bahwa mereka kelima negara berkomitmen bekerja sama demi menjaga perang agar tidak meluas, sembari mencari solusi politik.
Advertisement