Liputan6.com, Edinburgh - Nicola Sturgeon mengumumkan di media sosialnya bahwa dia lulus tes praktik mengemudi pada usia 53 tahun.
Perempuan pertama yang menduduki kursi menteri pertama Skotlandia tersebut mengatakan bahwa dia berhasil dalam uji pertamanya. Dia pun mengunggah foto dirinya dan Andy MacFarlane, instruktur mengemudinya, pada Senin (23/10/2023).
Baca Juga
Anggota Parlemen Skotlandia untuk Glasgow Southside, yang memiliki sedikitnya 128.000 pengikut di Instagram-nya itu menulis, "Jadi, hari ini terwujud - pada usia 53 tahun, saya lulus tes praktik mengemudi (pertama kali!!).
Advertisement
"Saya tidak dapat melakukannya tanpa instruktur saya yang brilian, Andy MacFarlane... Seluruh pengalaman ini telah membawa saya keluar dari gagasan tentang zona nyaman, namun semoga ini membuktikan tidak ada kata terlambat dalam hidup untuk melakukan sesuatu yang baru," tulis Sturgeon.
ÂÂÂView this post on Instagram
Mundur Setelah Bergumul dengan Emosi
Sturgeon mengundurkan diri sebagai menteri pertama Skotlandia dan pemimpin Partai Nasional Skotlandia (SNP) pada Maret 2023, setelah sembilan tahun menjabat.
Dia bersikeras bahwa pengunduran dirinya bukan sebagai tanggapan atas serangkaian tekanan terbaru, yang mencakup kontroversi reformasi gender, isu tahanan transgender, dan strategi kemerdekaan. Dia mengakui keputusannya datang dari penilaian yang lebih dalam dan jangka panjang.
"Sejak saat pertama menjabat, saya percaya bahwa bagian dari melayani dengan baik adalah mengetahui, hampir secara naluriah, kapan waktu yang tepat untuk memberi jalan bagi orang lain," katanya seperti dikutip dari BBC, Kamis (16/2).
"Dan ketika saatnya tiba, memiliki keberanian untuk melakukannya, bahkan jika banyak orang di seluruh negeri dan di partai saya, mungkin merasakannya terlalu cepat."
Lebih lanjut dia menuturkan, "Di kepala dan hati saya, saya tahu waktunya adalah sekarang. Ini tepat bagi saya, partai saya, dan negara. Dan hari ini saya mengumumkan niat saya untuk mundur sebagai menteri pertama dan pemimpin partai."
Sturgeon mengungkapkan, dia telah bergumul dengan emosi yang saling bertentangan sejak sekitar pergantian tahun.
Dia mengatakan, ada dua pertanyaan. Pertama, apakah melanjutkan menjabat tepat untuknya. Kedua, apakah itu juga tepat untuk negara, partainya, dan tujuan kemerdekaan. Dan menurut Sturgeon jawaban untuk kedua pertanyaan itu adalah tidak.
"Kita berada pada saat kritis," tutur Sturgeon. "Pemblokiran referendum sebagai jalan konstitusional yang diterima menuju kemerdekaan adalah kemarahan demokratis."
"Tapi itu membuat kita bertanggung jawab untuk memutuskan bagaimana demokrasi Skotlandia akan dilindungi dan untuk memastikan bahwa keinginan rakyat Skotlandia akan berlaku."
Dia mengungkapkan bahwa dukungan untuk kemerdekaan perlu diperkokoh dan tumbuh lebih jauh.
"Untuk mencapai itu, kita perlu mengatasi perbedaan dalam politik Skotlandia dan penilaian saya sekarang adalah bahwa dibutuhkan pemimpin baru," ujarnya.
Pada Juni, Sturgeon ditahan dan diinterogasi sebagai bagian dari penyelidikan polisi terhadap keuangan SNP. Dia dibebaskan tanpa tuntutan pada hari yang sama.
Sturgeon adalah menteri pertama Skotlandia yang paling lama menjabat dan menduduki peringkat kedua wanita paling berkuasa di Inggris setelah Ratu Elizabeth II versi majalah Forbes pada tahun 2016.
Advertisement
Digantikan Humza Yousaf
Pengganti Sturgeon, Humza Yousaf (38), tidak kalah bersejarahnya.
Dia tercatat sebagai orang kulit berwarna pertama dan muslim pertama yang memimpin negara berpenduduk 5,5 juta orang itu.
Yousaf disebut memiliki pandangan sosial liberal yang serupa dengan Sturgeon.