Sukses

Serangan Brutal Rottweiler terhadap Bocah 2 Tahun Picu China Tindak Tegas Anjing

Bocah malang tersebut telah dipindahkan dari ICU pada 23 Oktober dan tanda-tanda vitalnya stabil. Dia dilaporkan menderita pecah ginjal, patah tulang rusuk, dan luka robek di sekujur tubuhnya akibat serangan rottweiler pada 16 Oktober 2023.

Liputan6.com, Beijing - China melancarkan tindakan keras terhadap anjing-anjing liar, tidak terdaftar, dan berukuran besar. Namun, langkah ini mendapat banyak kritik setelah adanya laporan bahwa anjing tanpa pemilik ditangkap dan terkadang disuntik mati.

Fenomena itu terjadi setelah seekor rottweiler menyerang seorang anak perempuan berusia dua tahun pada 16 Oktober 2023 di Chongzhou, Provinsi Sichuan. Korban dilaporkan mengalami pecah ginjal, patah tulang rusuk, dan luka robek di sekujur tubuhnya. Demikian seperti dilansir BBC, Rabu (24/10/2023).

Laporan the Guardian menyebutkan bahwa bocah malang tersebut telah dipindahkan dari ICU pada 23 Oktober dan tanda-tanda vitalnya stabil.

Rekaman kejadian menunjukkan bahwa sang ibu memosisikan dirinya di antara anaknya dan anjing demi melindungi putrinya, namun ternyata rottweiler bergerak dengan cepat dan menerkam buah hatinya.

Perempuan itu mati-matian berusaha melindungi putrinya. Tidak lama, seorang wanita dan pria membantu mengusir rottweiler yang agresif.

Pemilik rottweiler dikabarkan telah ditangkap.

2 dari 3 halaman

Keluarga Korban Lakukan Penggalangan Dana

Tindakan keras terhadap anjing yang dipicu oleh insiden mengerikan tersebut kemudian dipertanyakan di media sosial, termasuk oleh pemilik hewan peliharaan setelah beberapa cerita mengejutkan terungkap.

Dalam satu kasus, penjaga keamanan dan pemilik rumah memasuki kantor tanpa izin penyewa dan membunuh kedua anjing mereka.

Di Provinsi Liaoning, sebuah universitas mengatakan pihaknya memecat seorang penjaga keamanan yang secara brutal membunuh seekor anjing di kampus dalam beberapa hari terakhir.

Dalam kasus lain – yang telah menarik banyak perhatian online – seekor anjing kecil liar di sebuah universitas di Chongqing difilmkan ditangkap dalam jaring, sebelum akhirnya dibunuh. Staf universitas mengklaim bahwa anjing itu mengejar seorang mahasiswa.

Menurut Buku Putih Industri Hewan Peliharaan China tahun 2021, terdapat sekitar 40 juta anjing liar di negara tersebut. Hal tersebut telah dipandang sebagai masalah selama beberapa waktu.

Namun, rottweiler yang menyerang anak tersebut bukanlah seekor anjing liar. Dia peliharaan yang dilepas dan mendekati ibu yang sedang mengantar anaknya ke prasekolah di dalam kompleks perumahan mereka.

Keluarga korban disebut telah memulai kampanye penggalangan dana dari masyarakat untuk membiayai pengobatannya.

3 dari 3 halaman

Anjing Liar Akan Dibunuh

Pernyataan yang dikeluarkan oleh pejabat di Provinsi Shandong, Jiangxi, dan Hubei mengatakan bahwa anjing liar yang ditangkap akan dibunuh jika pemiliknya tidak dapat ditemukan.

Namun, Kota Hohhot di Mongolia Dalam, mengumumkan kebijakan berbeda yang menyebutkan bahwa anjing-anjing liar akan ditangkap tetapi tidak dibunuh. Langkah tersebut diambil untuk menenangkan protes yang semakin meningkat terhadap apa yang oleh orang-orang disebut sebagai kekejaman yang tidak beralasan terhadap hewan.

Di beberapa provinsi, pemerintah daerah membagikan kalung anjing gratis sebagai cara untuk mencapai sumber permasalahan.

Sebuah kelompok sukarelawan penyelamat anjing di Beijing mengirimkan pemberitahuan penting kepada para pendukungnya yang memperingatkan bahwa anjing yang ditemukan tanpa dokumentasi di ibu kota akan diamankan. Mereka meminta masyarakat memperhatikan jam yang ditentukan untuk berjalan-jalan dengan anjing dan menyarankan pemilik anjing berukuran sedang atau besar – yang mampu – untuk memindahkan mereka ke fasilitas asrama yang ditentukan.

Pengumuman tersebut juga menyarankan pemilik untuk menjaga sikap kooperatif dan tidak terlibat dalam perselisihan dengan penegak hukum.

Peraturan yang mengatur kepemilikan hewan peliharaan berbeda-beda di setiap wilayah pemerintah daerah di China dan terkadang penegakan peraturan tersebut lemah. Negara ini juga tidak memiliki undang-undang kekejaman terhadap hewan yang kuat, yang mungkin memberikan perlindungan terhadap hewan peliharaan.