Sukses

Studi: Generasi Muda Korea Selatan Tua Lebih Cepat Akibat Gaya Hidup Tak Sehat

Sebuah studi di Korea Selatan mengungkapkan bahwa generasi muda di negara tersebut mengalami proses penuaan lebih cepat akibat gaya hidup yang tidak sehat. Lonjakan ini berbanding terbalik dengan kondisi para lansia.

Liputan6.com, Seoul - Sebuah studi yang dilakukan oleh National Health Insurance Service (Layanan Asuransi Kesehatan Nasional) Korea Selatan mengungkapkan bahwa generasi muda di negara tersebut mengalami proses penuaan lebih cepat akibat gaya hidup yang tidak sehat. 

Temuan yang dilaporkan oleh Korea JoongAng Daily ini mengindikasikan peningkatan tajam dalam tingkat penyakit metabolik kronis pada orang-orang berusia 20-an dan 30-an tahun, dibandingkan dengan generasi yang lebih tua yakni 50 tahun dan 60-an tahun sebagaimana dilansir The Straits Times, Minggu (26/11/2023).

Hal ini mengindikasikan penyakit-penyakit yang umumnya terkait dengan proses metabolisme pada tubuh manusia, seperti diabetes, tekanan darah tinggi, asam urat, dan radang sendi, muncul puluhan tahun lebih awal pada generasi MZ atau milenial yang lahir antara tahun 1980 dan 1995. Padahal, biasanya penyakit tersebut ditemukan pada lansia. 

Pakar kesehatan mengungkapkan bahwa generasi milenial kini memiliki risiko mengalami "percepatan penuaan," di mana usia biologis mereka terasa lebih tua dari usia sebenarnya. Faktor-faktor yang dikaitkan dengan fenomena ini melibatkan ketidakseimbangan antara pekerjaan dan kehidupan pribadi, serta pola makan dan gaya hidup yang berbeda dari generasi sebelumnya.

Studi tersebut mengungkap terdapat lonjakan dramatis dalam konteks jumlah pasien diabetes dan tekanan darah tinggi di antara mereka yang berusia 20-an dan 30-an tahun selama periode 2012 hingga 2022. Pasien muda yang mengidap kolesterol tinggi juga dikabarkan mengalami peningkatan lebih dari dua kali lipat daripada sebelumnya. 

Dalam kontras yang mencolok, orang-orang berusia 50-an dan 60-an tahun menunjukkan peningkatan yang jauh lebih lambat dalam penyakit-penyakit tersebut.

2 dari 4 halaman

Kisah Warga Korea yang Alami 3 Masalah Kesehatan Akibat Gaya Hidup

Seorang peneliti berusia 35 tahun, yang disebut Mr. Kang, berbagi pengalaman tentang gaya hidupnya yang melelahkan tanpa cukup istirahat kepada Korea JoongAng Daily. Ia menghadapi tekanan pekerjaan dan belajar tanpa henti dalam kesehariannya, akibatnya kini pola makannya beralih ke makanan cepat saji hingga pada akhirnya merugikan kesehatannya. 

Mr. Kang kemudian didiagnosis menderita kolesterol tinggi, penyakit hati berlemak, serta arteriosklerosis. Akibat penyakitnya tersebut, ia harus mengonsumsi statin dan obat untuk mengatur kadar kolesterolnya.

"Saya tidak pernah mengira penyakit ini bisa terjadi pada usia 30-an," ujar Kang.

Pakar kesehatan mencatat bahwa peningkatan penyakit kronis pada generasi muda ini dapat dikaitkan dengan perbedaan dalam pola makan dan gaya hidup, demikian yang dilaporkan pada surat kabar asal Korea Selatan tersebut. 

"Anak-anak muda tidak aktif secara fisik, jarang berolahraga sejak sekolah. Setelah lulus kuliah dan mencari pekerjaan, mereka hanya mempunyai sedikit waktu untuk berolahraga atau tidur yang berkualitas. Ketika siklus ini terjadi, orang-orang akan beralih ke makanan sebagai imbalan," kata Profesor Shim Kyung-won dari Departemen Kedokteran Keluarga di Pusat Medis Universitas Wanita Ewha.

3 dari 4 halaman

Generasi Muda Disebut Bisa Menjadi Lebih Tidak Sehat Daripada Orang Tua

Salah satu hal yang mempengaruhi peningkatan konsumsi daging dan karbohidrat olahan di kalangan anak muda Korea adalah mudahnya akses untuk mendapatkan berbagai makanan tersebut.

Ancaman gangguan kesehatan lain adalah hormon stress, pertumbuhan sel lemak dan kanker yang akan semakin lancar berkembang di tubuh manusia setelah mengonsumsi makanan olahan, gula sederhana, dan biji-bijian olahan berdasarkan penuturan ahli geriatri, Jung Hee-won.

Selain itu, dilaporkan pula bahwa semakin banyak pasien muda yang menemui ahli ortopedi menurut laporan surat kabar ini.

Salah seorang dokter turut memberikan kenyataan yang terjadi saat ini. Ia mengatakan bahwa anak muda berusia 20-an tahun kini menderita bahu beku atau capsulitis perekat yang biasanya muncul pada orang berusia 50 tahun.

"Jika kita membiarkan masalah ‘percepatan penuaan’ ini terus berlanjut tanpa mengambil tindakan, generasi muda berusia 20-an dan 30-an bisa menjadi lebih tidak sehat dibandingkan orang tua mereka, generasi baby boomer," jelas Prof Jung.

4 dari 4 halaman

Pria Korea Selatan Makin Gemuk Akibat Alkohol dan Jarang Olahraga

Selain generasi muda di Korea Selatan yang terancam berbagai masalah kesehatan akibat gaya hidup, kelompok laki-laki di negara tersebut dikabarkan menunjungkan angka peningkatan obesitas.

Indeks Massa Tubuh (Body Mass Index) para pria Korea Selatan dikabarkan naik. Semakin banyak laki-laki dewasa yang masuk kategori obesitas. 

Korea Disease Control and Prevention Agency (KDCA) menjelaskan bahwa BMI yang melewati 25 ㎏/㎡ sebagai obesitas. BMI dihitung melalui perbandingan berat dan tinggi badan. 

Dilaporkan Yonhap, Minggu (1/1/2023), pria Korea Selatan lebih obesitas ketimbang tahun 2008. Para laki-laki berusia 19 tahun ke atas yang BMI-nya masuk level obesitas dilaporkan mengalami penambahan dari 35,9 persen pada 2008 menjadi 44,8 persen pada 2021.

Laki-laki dewasa yang memiliki BMI lebih dari 30 ㎏/㎡ mencapai 7,6 persen, sementara pada 2008 hanya 4,1 persen.

BMI wanita Korea Selatan juga naik sedikit dari 26,4 persen menjadi 29,5 persen.

KDCA berkata orang-orang yang BMI-nya naik kebanyakan mereka laki-laki yang bekerja di sektor kerah putih. Faktor yang memicu obesitas adalah akibat minum-minum dan kurang beraktivitas fisik.

WHO mencatat bahwa risiko dari kegemukan atau obesitas bisa adalah kematian lebih awal.

Baca selengkapnya klik disini...

Video Terkini