Sukses

Tidak Masuk Politik, Anak Muda China Terbang ke Luar Angkasa dan Cetak Sejarah

Tiga pemuda dari China terbang ke luar angkasa. Usia mereka rata-rata masih akhir 30-an.

Liputan6.com, Beijing - Di saat Indonesia sedang menyorot anak muda yang masuk kontestasi politik pemilu, pemuda dari Republik Rakyat China (RRC) terbang ke luar angkasa sebagai tim astronot termuda dari bangsa tersebut. Tiga sosok itu adalah Jiang Xinlin, Tang Hongbo, dan Tang Shengjie. 

Usia rata-rata ketiga astronot itu adalah 39 tahun. Mereka pun mencatat sejarah baru di China. 

Berdasarkan laporan media pemerintah China, Global Times, Kamis (26/10/2023),  pesawat luar angkasa Shenzhou-17 sukses terbang dari Pusat Peluncuran Satelit Jiuquan di daerah Barat Laut China pada hari ini pukul 11:14 waktu setempat.

Media China menyebut mereka sebagai "taikonauts" yang merupakan istilah untuk astronot di bahasa Mandarin. Ketiganya dalam perjalanan menuju China Space Station. Ini merupakan tahun ke-20 dari proyek penerbangan luar angkasa Shenzhou-5.

Pada 20 tahun terakhir, China melakukan 12 misi luar angkasa dengan kru, termasuk misi Shenzhou-17 ini. Semua penerbangan itu berhasil dilaksanakan dengan sukses.

Tiga taikonaut muda dari China itu akan menetap di luar angkasa hingga April 2024. Selama di luar angkasa, mereka akan melakukan spacewalks, serta melakukan operasi extravehicular seperti melakukan instalasi dan pemeliharaan stasiun luar angkasa.

Menurut AP news, RRC berusaha untuk membawa astronot ke Bulan sebelum akhir dekade ini di tengah persaingan dengan AS. Kompetisi ini disebut sebagai persaingan pengaruh kedua negara di bidang teknologi, militer, dan diplomasi.

2 dari 3 halaman

Prada Bakal Desain Pakaian Astronot NASA untuk Misi ke Bulan Tahun 2025

Perancang busana dari Prada akan membantu merancang pakaian luar angkasa astronot NASA untuk misi ke Bulan pada tahun 2025.

Dilansir BBC, Jumat (6/10/2023), rumah mode Italia tersebut akan bekerja merancang pakaian tersebut bersama perusahaan swasta lainnya, Axiom Space.

 Dalam siaran persnya, Axiom mengatakan Prada akan membawa keahlian di bidang material dan manufaktur ke proyek tersebut.

Seorang astronot mengatakan kepada BBC bahwa Prada mampu menghadapi tantangan tersebut karena pengalaman mereka dalam mendesain. 

Pengalaman itu dibangun tidak hanya melalui berbagai peragaan busana, tetapi juga melalui keterlibatan Prada dalam kompetisi layar Piala Amerika.

"Prada memiliki banyak pengalaman dengan berbagai jenis kain komposit dan mungkin benar-benar dapat memberikan kontribusi teknis yang nyata pada lapisan luar pakaian antariksa baru," menurut Profesor Jeffrey Hoffman, astronot yang menerbangkan lima misi NASA dan telah melakukan empat kali perjalanan luar angkasa.

 

3 dari 3 halaman

Pakaian untuk Misi Artemis 3

Namun dia mengatakan orang-orang tidak boleh berharap untuk melihat astronot mengenakan pakaian antariksa bermotif paisley atau dengan pola mewah lainnya. Menurutnya, mempertahankan lingkungan termal yang baik adalah hal yang sangat penting.

"Pakaian antariksa benar-benar seperti miniatur pesawat ruang angkasa. Pakaian tersebut harus memberikan tekanan, oksigen, dan menjaga suhu tetap pada suhu yang wajar," tambahnya.

Dalam siaran persnya, Artemis dan Prada mengatakan mereka akan menggunakan "teknologi dan desain inovatif" untuk memungkinkan "eksplorasi permukaan bulan yang lebih besar daripada sebelumnya".

Awal tahun ini, Axiom meluncurkan pakaian antariksa, yang dikatakan akan dikenakan pada misi Artemis 3 mendatang.

Setelan tersebut memiliki berat 55kg dan dikatakan lebih cocok untuk astronot wanita. 

Misi Artemis 3 akan menjadi pertama kalinya kru mendarat di Bulan sejak Apollo 17 pada tahun 1972 dan akan memiliki kru wanita pertama yang mendarat di Bulan, Christina Koch.