Liputan6.com, Washington - Amerika Serikat (AS) pada Kamis (26/10/2023), mengklaim bahwa Rusia mengeksekusi tentaranya yang tidak mengikuti perintah dan mengancam seluruh unit dengan kematian jika mereka mundur dari tembakan artileri Ukraina.
Juru bicara Dewan Keamanan Nasional Gedung Putih John Kirby menilai bahwa ini adalah perkembangan yang diyakini para pejabat keamanan nasional AS mencerminkan masalah moral Rusia setelah 20 bulan perang Ukraina bergulir.
Baca Juga
"Sangat tercela memikirkan bahwa Anda akan mengeksekusi tentara Anda sendiri karena mereka tidak mau mengikuti perintah dan sekarang mengancam akan mengeksekusi seluruh unit, itu adalah tindakan biadab," kata Kirby, seperti dilansir AP, Jumat (27/10).
Advertisement
"Saya pikir ini adalah gejala betapa buruknya pengetahuan para pemimpin militer Rusia tentang apa yang mereka lakukan dan betapa buruknya mereka menangani masalah ini dari sudut pandang militer."
Di masa lalu, pemerintah AS mengatakan bahwa pihaknya mengungkapkan informasi intelijen guna menyoroti rencana misinformasi Rusia dan aktivitas lainnya, sehingga sekutu tetap memiliki pandangan jernih mengenai niat Rusia dan Moskow berpikir dua kali sebelum melakukan operasi.
Biden Mohon Tambahan Pendanaan bagi Ukraina
Pengungkapan intelijen terbaru tentang Rusia ini terjadi ketika Presiden Joe Biden menekan DPR yang dikuasai Partai Republik untuk memberikan lebih banyak pendanaan bagi Ukraina dalam perang melawan Rusia.
Kirby merujuk pada informasi tersebut saat memperbarui permohonannya kepada Kongres agar menyetujui permintaan dana tambahan senilai hampir USD 106 miliar yang diumumkan Biden pekan lalu. Permintaan pendanaan mencakup lebih dari USD 61 miliar untuk Ukraina.
"Presiden Vladimir Putin tidak menyerah pada aspirasinya untuk mengambil alih seluruh Ukraina dan selama Rusia terus melakukan serangan brutalnya, kita harus terus mendukung rakyat Ukraina dan membela mereka, karena niatnya jelas," kata Kirby.
"Putin pada dasarnya mengatakan bahwa jika senjata Barat terhadap Ukraina dihentikan, Ukraina akan memiliki waktu satu pekan untuk hidup. Jadi ... penting bagi Kongres untuk mengambil tindakan dan menyetujui permintaan tambahan yang diajukan presiden minggu lalu."
Advertisement
AS: Rusia Butuh Kemajuan Donbas
Kirby tidak memberikan rincian berapa banyak tentara Rusia yang telah dieksekusi karena menolak mengikuti perintah atau contoh spesifik unit yang diancam akan dieksekusi karena mundur dari tembakan Ukraina.
Kontraktor militer Grup Wagner dilaporkan mempunyai praktik mengeksekusi mereka yang melarikan diri. Tentara bayaran tersebut ditarik keluar dari Ukraina setelah pemimpin mereka, Yevgeny Prigozhin, melancarkan pemberontakan bersenjata pada Juni.
Kementerian Pertahanan Inggris sebelumnya juga melaporkan bahwa militer reguler Rusia telah mengerahkan "pasukan penghalang" yang mengancam akan menembak setiap desertir.
"Mereka (Rusia) sangat membutuhkan kemajuan, khususnya di Donbas, wilayah Donetsk, sehingga mereka benar-benar 'melempar' pemuda-pemuda yang belum terlatih dengan baik, belum dibekali peralatan dengan baik, dan tidak dipimpin dengan benar ke dalam pertempuran," kata Kirby.
Rusia belum mengomentari klaim AS ini.