Liputan6.com, Gaza - Jaksa Mahkamah Internasional, Karim Khan, mengunjungi Penyeberangan Rafah yang menyambung Mesir dan Gaza. Akan tetapi, ia ternyata dilarang masuk Gaza yang sedang diblokade pihak Israel.
Pada konferensi persnya, Minggu (29/10), Karim Khan berkata "it is not possible" baginya untuk mendapat izin masuk Gaza.
Baca Juga
"Pagi ini saya melihat truk-truk penuh barang-barang, penuh bantuan kemanusiaan, terjebak," ujar Karim A. A. Khan dalam video yang ditayangkan channel resmi Internasional Criminal Court.
Advertisement
Karim Khan berkata ia mengetahui adanya operasi yang dilakukan di Gaza tanpa obat-obatan yang memadai.
"Persediaan-persediaan tersebut harus mencapai warga sipil Gaza tanpa hambatan," tegasnya.
Ia pun meminta agar Hamas memastikan agar bantuan bisa langsug disalurkan dengan tepat sasaran jika sudah masuk Gaza. Saat ini, Israel masih memberlakukan blokade ketat terhadap Jalur Gaza.
Khan turut mengingatkan bahwa aksi Hamas yang menyerang Israel pada 7 Oktober 2023 tidak dapat dibenarkan.
Lebih lanjut, ia mengingatkan bahwa militer Israel memiliki orang-orang yang paham hukum internasional, sehingga mereka perlu menaati hukum tersebut dan bersiap bertanggung jawab jika melanggar.
"Israel memiliki tanggung jawab yang jelas dalam perangnya melawan Hamas, tidak hanya tanggung jawab moral, tetapi tanggung jawab legal untuk menaati hukum konflik bersenjata. Itu ada di Statuta Roma. Hitam di atas putih. Itu ada di Konvensi Jenewa. Hitam di atas putih," tegas Khan.
Serangan ke RS
Terkait serangan Israel, Khan juga menegaskan bahwa ada hukum internasional yang harus diikuti. Serangan terhadap sekolah, rumah ibadah, dan rumah sakit terutama ia sorot.
"Terkait sekolah, rumah sakit, gereja, masjid, tempat-tempat itu dilindungi. Kecuali status perlindungan mereka sudah hilang," ujarnya.
Khan berkata pihak penyerang harus membuktikan jika tempat itu sudah kehilangan status perlindungannya.
Menurut situs International Committee of the Red Cross, lokasi yang dilindungi hukum internasional kemanusiaan bisa kehilangan statusnya jika area itu dipakai untuk tujuan militer.
Namun, Khan berkomitmen bahwa pihak Mahkamah Pidana Internasional akan memeriksa setiap informasi untuk memvalidasi apakah status perlindungan lokasi yang jadi target serangan memang masih aktif atau tidak.
Hoaks Menteri Pendidikan Gaza Akhiri Tahun Ajaran 2023/2024 Karena Seluruh Siswa Telah Terbunuh
Laporan sebelumnya:
Tengah ramai cuitan-cuitan di Twitter yang mengatakan bahwa Menteri Pendidikan Gaza akhiri tahun ajaran 2023/2024 karena seluruh siswa telah terbunuh. Hal ini merupakan dampak dari perang antara Hamas dan Israel yang kembali meletus sejak beberapa hari lalu.
Informasi tersebut awalnya disebarkan oleh akun berbahasa arab yang kemudian diterjemahkan sendiri oleh warganet menjadi informasi seperti yang diinfokan di atas. Salah satu akun yang sempat menyebarkan kabar tersebut adalah akun @BTSARMYcasa.
Sayangnya, kabar tersebut adalah hoaks. Tidak ada satu sumber kredibel yang menyatakan bahwa Menteri Pendidikan Gaza mengakhiri tahun ajaran 2023/2024 akibat seluruh anak tewas. Meski memang korban perang dari golongan anak-anak dan pelajar cukup banyak, namun tidak ada satu pun akun media sosial resmi yang terkait dengan Palestina atau Gaza menyatakan informasi di atas.
Bahkan, akun @BTSARMYcasa akhirnya mengakui kesalahannya karena telah menyampaikan informasi dari cuitan yang sumbernya tidak kredibel. Atas pernyataan yang tidak benar tersebut, akun @BTSARMYcasa mengakui kesalahannya.
Sayangnya, banyak akun di Twitter dan Instagram yang belum melakukan klafirikasi yang sama. Terkait hal tersebut, warganet mengimbau untuk berhati-hati dalam menyampaikan informasi yang belum terbukti kebenarannya.
"Bahaya banget emang ini pada latah, tolong banget gaes hati-hati yaa dalam menyebarkan informasi. Pelajaran untuk ketika semua. Semoga masalah yang sedang terjadi lekas membaik dan berhenti menelan korban," cuit seorang warganet.
"Alhamdulillah terima kasih untuk pelurusan beritanya. memang di situasi kaya gini banyak informasi yang ambigu lalu disebarkan oleh oknum2 tertentu," tulis warganet lainnya.
"Gapapa nder, dengan ini berarti kita semua masih punya harapan besar, semoga Palestina secepatnya mendapatkan kemerdekaan nya.
Terus kasih info ya nderrr, semangatt," cuit warganet lainnya.
Advertisement
Siwon Diduga Pro Israel, Netizen Singgung Titel Duta UNICEF dan Rasa Manusiawi Lihat Anak-Anak Gaza Dibom
Aktor Korea Selatan, Choi Siwon atau Siwon, mendapat pandangan negatif dari banyak pihak lantaran diduga pro terhadap Israel.
Personel boyband Super Junior ini banyak memiliki penggemar di Indonesia. Terlebih, pria kelahiran 10 Februari 1987 kerap bertandang ke Tanah Air. Yang terbaru adalah ketika Siwon menjadi juri tamu di acara kontes memasak di salah satu televisi nasional.
Usai informasi soal keberpihakan Siwon pro Israel menyebar, dia pun menuai cibiran dari warganet.
"Lagi suka-sukanya sama Siwon di MCI kemarin, ternyata pro Zionist, mundur deh," tulis akun X @tanyarlfes.
Komentar tersebut ditulis bersama unggahan foto berupa tangkapan layar dari Twitter @btsrvskzloml. Tangkapan layar tersebut berisi utas yang menampilkan foto-foto Siwon bersama beberapa orang Israel.
"Artis K-Pop yang mendukung apartheid Israel! Tolong berhenti mengikuti saya sekarang jika Anda masih mendukung mereka!” tulis @btsrvskzloml dalam utasnya.
"Siwon Choi (Super Junior): secara terang-terangan pergi sarapan atau melakukan hal lain bersama duta apartheid Israel," tulis @btsrvskzloml.
Arab Saudi Kutuk Serangan Darat Israel ke Gaza, Minta Komunitas Internasional Bertindak
Kerajaan Arab Saudi memberikan kecaman resmi kepada Israel pasca-serangan darat yang dimulai oleh Israel. Pernyataan keras itu diberikan oleh Kementerian Luar Negeri Araab Saudi.
Menurut pandangan Kemlu Arab Saudi, serangan Israel tak hanya berbahaya, tetapi menganggu keamanan di kawasan.
"Kerajaan mengutuk dan mengecam segala operasi darat yang dilakukan Israel yang akan mengancam kehidupan rakyat sipil Palestina dan menghasilkan bahaya tak manusiawi. Kerajaan mengingatkan bahaya dalam meneruskan pelanggaran-pelanggaran terbuka dan tak terjustifikasi yang bertentangan terhadap hukum internasional terhadap rakyat Palestina dan dampak serius yang hal itu akan sebabkan kepada perdamaian dan keamanan regional dan internasional," tulis pernyataan Kemlu Arab Saudi di platform X, dikutip Minggu (29/10).
Lebih lanjut, Kerajaan Arab Saudi meminta komunitas internasional untuk bertindak agar menghentikan operasi militer Israel dengan berdasarkan resolusi Majelis Umum PBB pada 27 Oktober 2023 yang mendukung gencatan senjata.
Arab Saudi turut mengimbau agar bantuan kemanusiaan bisa masuk ke Gaza tanpa gangguan.
Menurut Arab News, negara-negara Teluk lain juga ikut mengecam Israel. Menlu Qatar Mohammed bin Abdulrahman berkata serangan Israel bisa menyebabkan korban jiwa bertambah, serta merugikan secara ekonomi.
Uni Emirat Arab yang memiliki hubungan diplomatik dengan Israel juga mengaku sangat prihatin atas eskalasi yang dilakukan oleh militer Israel yang mengancam lebih banyak meninggalnya rakyat sipil.
Advertisement