Liputan6.com, Jakarta - Kanada telah menerima setidaknya 40.000 pengungsi Afghanistan yang melarikan diri setelah Taliban kembali berkuasa di negara itu pada 2021, membantu pemerintahan Perdana Menteri Justin Trudeau untuk memenuhi komitmennya, kata menteri urusan imigrasi negara itu pada Senin (30/10).
Sejak Taliban merebut kembali kendali Afghanistan, jutaan pengungsi Afghanistan melarikan diri ke negara-negara tetangga seperti Pakistan, Iran, dan Uzbekistan. Banyak pengungsi juga dievakuasi ke negara-negara Barat, termasuk Kanada, menurut Badan Pengungsi PBB, UNHCR.
Baca Juga
Kanada menerima jumlah pengungsi Afghanistan terbesar kedua setelah Amerika Serikat, menurut pernyataan pemerintah Kanada. Menjadi negara penandatangan Konvensi 1951 mengenai Status Pengungsi, Kanada secara teratur memukimkan kembali pencari suaka dan menghormati hak individu untuk meminta suaka.
Advertisement
Kanada mempercepat pemrosesan permohonan yang memenuhi syarat yang diajukan berdasarkan tindakan khusus untuk warga Afghanistan, dikutip dari VOA Indonesia, Rabu (1/11/2023).
"Kengerian yang berlangsung di Afghanistan akibat perbuatan Taliban masih berlangsung hingga saat ini, dan dampaknya terhadap hak dan kebebasan warga Afghanistan, terutama perempuan dan anak perempuan, tidak mengenal batas," kata Marc Miller, Menteri Urusan Imigrasi, Pengungsi, dan Kewarganegaraan, dalam sebuah penyataan.
Tahun ini Kanada mengesahkan undang-undang yang menghapus hambatan signifikan dalam memastikan transit yang aman bagi mereka yang mengajukan permohonan ke Imigrasi, Pengungsi, dan Kewarganegaraan Kanada-IRCC dari Afghanistan ke negara ketiga.
Penangkapan Imigran Afghanistan di Pakistan Semakin Intensif
Sementara itu, penangkapan dan penahanan imigran Afghanistan di Pakistan dilaporkan semakin intensif seiring dengan semakin dekatnya batas waktu pemerintah terkait upaya pengusiran migran pada tanggal 1 November 2023.
Konsulat Afghanistan di Karachi, Pakistan mengatakan sejak awal bulan ini lebih dari 120.000 migran Afghanistan meninggalkan Pakistan.
Sementara itu, para migran Afghanistan mengatakan bahwa dengan semakin dekatnya tenggat waktu yang ditetapkan Pakistan, jumlah penahanan migran Afghanistan di negara tersebut semakin meningkat.
Para migran ini mengatakan bahwa mereka berada dalam situasi yang buruk, dikutip dari laman Tolo News.
“Baru-baru ini polisi Pakistan berburu migran asal Afghanistan di kota-kota besar,” kata Bezhan Hussaini, seorang migran Afghanistan di Pakistan.
“Di sini, di Pakistan, para migran Afghanistan menghadapi banyak masalah dan polisi yang bahkan sampai memasuki rumah para migran dan langsung menangkap mereka, membawa mereka ke penjara,” kata Mohammad Omaid, seorang migran Afghanistan di Pakistan.
Pada saat yang sama, konsulat Imarah Islam di Karachi mengatakan bahwa penganiayaan terhadap migran Afghanistan oleh tentara Pakistan terus berlanjut.
Menurut Abdul Jabar Takhari, dalam sebulan terakhir lebih dari 120.000 migran Afghanistan telah meninggalkan Pakistan.
“Pada periode ini lebih dari 120.000 migran Afghanistan meninggalkan Pakistan dan proses ini terus berlanjut. Kami ingin pemerintah Pakistan memperpanjang proses ini sehingga para migran dapat meninggalkan negara tersebut secara teratur,” kata Abdul Jabar Takhari, Konsulat Afghanistan di Karachi, Pakistan.
Advertisement
Konsulat Afghanistan Diminta Bergerak
Sejumlah aktivis hak-hak pengungsi menekankan bahwa Konsulat Afghanistan harus mengatasi situasi migran Afghanistan di negara-negara tetangga dan kawasan.
“Migran Afghanistan di Pakistan khawatir tentang masa depan mereka dan pemerintah Pakistan harus memperlakukan mereka berdasarkan hukum migrasi internasional,” kata Mir Ahmad Raoofi, seorang aktivis hak-hak migran di Pakistan.
Konsulat Jenderal Afghanistan di Karachi juga melaporkan bahwa lebih dari 1.000 pengungsi Afghanistan saat ini ditahan di penjara Pakistan dan lebih dari 500 lainnya telah dibebaskan dari penjara.