Sukses

PM China Li Qiang Tegaskan Dukungan ke Iran di Tengah Perang Israel Vs Hamas

China menegaskan bahwa negaranya akan tegas mendukung Iran dalam menjaga kedaulatan negara, integritas wilayah, dan urusan dalam negeri di tengah perang Israel-Hamas.

Liputan6.com, Jakarta - Perdana Menteri China Li Qiang menegaskan bahwa negaranya akan tegas mendukung Iran dalam menjaga kedaulatan negara, integritas wilayah, dan urusan dalam negeri di tengah perang Israel-Hamas.

Pernyataan tersebut disampaikan Li dalam pertemuannya dengan wakil presiden pertama Iran, Mohammad Mokhber, di sela-sela Shanghai Cooperation Organization Summit di Bishkek, Kyrgyzstan pada 26 Oktober 2023.

Dia memuji “kemitraan strategis komprehensif” antara China dan Iran, dan mengatakan bahwa kedua negara telah mempertahankan hubungan bilateral mereka selama lebih dari 50 tahun meskipun situasi internasional berfluktuasi, dikutip dari laman NTD.com, Rabu (1/11/2023).

Li juga menegaskan kembali dukungan Tiongkok terhadap Iran dan mengatakan bahwa negaranya dengan tegas menentang campur tangan eksternal apa pun dalam urusan dalam negeri Iran, menurut pernyataan yang dikeluarkan oleh Kedutaan Besar Tiongkok di India.

"Kedua belah pihak harus melaksanakan rencana kerja sama yang komprehensif antara kedua negara, memajukan kerja sama Belt and Road, memperkuat kerja sama yang saling menguntungkan di berbagai bidang dan melakukan pertukaran antar masyarakat dan budaya termasuk pendidikan, kebudayaan, pariwisata dan upaya untuk pencapaian baru yang berkelanjutan,” kata Li.

Li juga berjanji untuk meningkatkan koordinasi dengan Iran dalam organisasi internasional, namun ia tidak menyebutkan meningkatnya ketegangan di Timur Tengah yang dipicu oleh perang Israel-Hamas yang sedang berlangsung.

 

2 dari 3 halaman

Peran Iran dalam Serangan Hamas

Meskipun belum ada bukti jelas bahwa Iran terlibat langsung dalam serangan Hamas pada 7 Oktober terhadap Israel, negara tersebut secara konsisten menjadi pendukung terbesar Hamas.

Sehari setelah Hamas melancarkan serangan mendadak terhadap Israel, Abu Obaidah, juru bicara Brigade Al-Qassem, sayap militer Hamas memuji pihak Iran.

“Kami berterima kasih kepada Republik Islam Iran yang telah memberi kami senjata, uang, dan peralatan lainnya,” katanya dalam sebuah video.

“Mereka memberi kami rudal untuk menghancurkan benteng Zionis dan membantu kami dengan rudal anti-tank standar."

Menurut klaim dan laporan Departemen Luar Negeri AS pada tahun 2020, Hamas secara kolektif menerima hingga US$100 juta per tahun dari Iran.

Pemimpin Hamas Ismail Haniyeh mengatakan kepada Al-Jazeera tahun lalu bahwa Iran membayar US$70 juta untuk membantu kelompok tersebut mengembangkan rudal dan sistem pertahanan.

Dia mengidentifikasi Iran sebagai sponsor terbesar, meskipun dia mengatakan negara-negara lain juga memberikan dana.

 

3 dari 3 halaman

Tiongkok Memberi Iran Investasi Infrastruktur

Sementara itu, Partai Komunis Tiongkok (PKT) dianggap menahan diri untuk tidak mengutuk serangan mematikan Hamas terhadap Israel.

Gabriel Noronha, seorang peneliti di lembaga pemikir Institut Yahudi untuk Keamanan Nasional Amerika, mengatakan bahwa Partai Komunis Tiongkok “telah memberikan bantuan ekonomi” kepada Iran dengan membeli minyak mentah senilai sekitar US$ 30 miliar dari Iran tahun lalu.

Upaya tersebut dikatakan sangat penting bagi Iran untuk melindungi diri dari dampak sanksi yang dipimpin Amerika Serikat.

“Rezim Iran berusaha mengisolasi diri dari sanksi Amerika Serikat dan Barat dengan memperdalam hubungan ekonomi dengan Rusia dan Tiongkok,” kata Noronha dalam kesaksian tertulisnya kepada Komite Jasa Keuangan DPR pada tanggal 26 Oktober.

Menurut Noronha, Iran telah memasok lebih dari US$20 miliar untuk mendukung kelompok teror asing di Timur Tengah dan memberi Hamas sekitar 93 persen anggaran militernya.