Sukses

Menlu Retno Desak Pengiriman Bahan Bakar untuk Rumah Sakit Gaza, Bantuan Kemanusiaan Indonesia Dikirim Akhir Pekan

Masalah kekurangan bahan bakar ini sudah menjadi isu yang dibahas Menlu Retno saat menghadiri Sidang Majelis Umum PBB di New York beberapa waktu lalu.

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Luar Negeri (Menlu RI) Retno Marsudi mendesak masuknya bantuan bahan bakar untuk kebutuhan kemanusiaan, terutama rumah sakit, di Gaza. Ini mengingat pernyataan dari Kementerian Kesehatan Palestina yang memperingatkan pada Rabu (1/11) pagi bahwa dua rumah sakit di Gaza tidak dapat berfungsi dalam waktu kurang dari 48 jam ke depan dengan bahan bakar yang tersisa. 

"Dari komunikasi kita diperoleh informasi bahwa waktu yang tersisa adalah kurang lebih 48 jam sejak tadi pagi, karena kita melakukan komunikasi tadi pagi, sebelum generator utama mengalami shut down," ujar Menlu Retno dalam press briefing, Rabu (1/11/2023). 

Generator utama dua rumah sakit itu termasuk Rumah Sakit Al Syifa Medical Complex dan juga Rumah Sakit Indonesia di Gaza. 

Masalah kekurangan bahan bakar ini, sebut Menlu Retno, sudah menjadi isu yang dibahasnya saat menghadiri Sidang Majelis Umum PBB di New York beberapa waktu lalu. 

"Beberapa hal yang memang sudah sangat kritis dan terus kita upayakan adalah masuknya bahan bakar ke Gaza dan juga air bersih, selain tentunya kebutuhan-kebutuhan bahan pokok yang memang sudah sangat diperlukan oleh penduduk Gaza," ungkapnya. 

Menlu Retno pun terus menjalin komunikasi erat dengan berbagai pihak agar bahan bakar dapat segera masuk ke Gaza dengan alasan kemanusiaan. 

"Sekali lagi dengan alasan kemanusiaan," tegasnya. 

Sementara mengenai bantuan kemanusiaan, ia juga mengatakan bahwa Indonesia akan mengirim bantuan kemanusiaan ke Gaza pada akhir pekan ini. 

"Barang-barang ini yang kita kirim adalah sudah sesuai dengan permintaan atau kebutuhan mereka," jelas Menlu Retno. 

2 dari 4 halaman

Bukan Bantuan Pertama dan Terakhir

Sebelumnya, Menlu Retno telah menyebut bahwa pengiriman bantuan ini bukan yang pertama dan terakhir dikirimkan ke wilayah tersebut. 

"Jadi akan ada lanjutan pemberangkatan bantuan kemanusiaan ke Gaza melalui Mesir. Karena pintu yang terbuka sejauh ini hanya pintu Rafah. Saya juga sudah berkoordinasi dengan menlu Mesir," tutur Menlu Retno, Selasa (31/10).

Bantuan kemanusiaan tersebut, ujar Retno, akan dikirimkan ke Bandara El Arish di Mesir, yang jaraknya sekitar 40 km dari Perbatasan Rafah. Saat ini, truk yang mengirim bantuan ke Gaza harus melalui rute yang berbeda, lebih jauh dari biasanya, dan harus melalui pemeriksaan oleh otoritas Israel. 

"Kan maksimal truk yang masuk dalam satu hari adalah 20, itu juga melalui pemeriksaan ketat oleh pihak Israel," katanya. 

Menlu Retno juga turut mengatakan bahwa bantuan kemanusiaan yang dikirimkan ini bukan hanya dari pemerintah Indonesia namun juga dari rakyat Indonesia yang dikumpulkan lewat berbagai organisasi kemanusiaan seperti Palang Merah Indonesia (PMI), Baznas, Indonesian Humanitarian Alliance (IHA) dan lainnya. 

Pengiriman bantuan ini juga merupakan mandat langsung dari Presiden Joko Widodo (Jokowi), yang terus menekankan betapa pentingnya bantuan kemanusiaan untuk masyarakat Gaza saat ini. 

3 dari 4 halaman

Kondisi WNI di Gaza

Sementara mengenai 10 Warga Negara Indonesia (WNI) yang masih berada di Gaza, Menlu Retno juga mengatakan bahwa seluruhnya berada dalam kondisi baik, sehat dan selamat.

"Baik dalam artian di tengah situasi yang sangat tidak baik, jadi alhamdulillah mereka sehat dan selamat," tuturnya. 

Ia mengaku sempat hilang kontak selama dua hari dengan para WNI tersebut karena terputusnya koneksi internet, namun kemudian dapat kembali terhubung dan memastikan kondisi mereka baik. 

Namun mengenai upaya evakuasi, Menlu Retno menyebut bahwa pihaknya tengah mengerahkan segala upaya melakukan evakuasi secara aman. Lantaran tingginya eskalasi konflik di wilayah tersebut, hingga saat ini belum ada satu negara pun yang dapat mengevakuasi warganya. 

"Para menteri luar negeri itu sekarang tiap hari kontak, kami terus saling membantu. Apa yang kita bisa lakukan karena bagaimana mungkin kita melakukan evakuasi kalau tidak ada jaminan keamanan, karena yang kita inginkan adalah a safe evacuation," ungkapnya lagi.  

4 dari 4 halaman

Konvoi Bantuan Kemanusiaan Kembali Melintasi Rafah dan Akses Komunikasi di Gaza Pulih

Hampir tiga lusin truk memasuki Gaza pada hari Minggu (29/10/2023), menjadikannya konvoi bantuan terbesar sejak perang Hamas Vs Israel dimulai. Namun, para pekerja kemanusiaan mengatakan bahwa bantuan tersebut masih jauh dari kebutuhan setelah ribuan warga merangsek ke gudang penyimpanan untuk mengambil tepung dan produk-produk kebersihan dasar.

Otoritas kesehatan Gaza menyebutkan bahwa total warga Palestina yang tewas akibat serangan balasan Israel sejak 7 Oktober telah mencapai 8.005 orang, di mana sebagian besar adalah perempuan dan anak di bawah umur. Perang terbaru ini diawali dengan serangan Hamas ke Israel selatan, yang menewaskan setidaknya 1.400 orang.

Jumlah korban saat ini di kedua sisi belum pernah terjadi sebelumnya dalam beberapa dekade konflik Israel-Palestina.

Komunikasi dilaporkan telah pulih di sebagian besar penduduk Gaza pada Minggu pasca pengeboman hebat Israel yang melumpuhkan layanan telepon dan internet pada Jumat (27/10) malam.

"Pada hari Minggu, 33 truk yang membawa air, makanan dan obat-obatan memasuki satu-satunya penyeberangan perbatasan dari Mesir," kata juru bicara penyeberangan Rafah, Wael Abo Omar, seperti dilansir AP, Senin (30/10).