Sukses

5 Fakta Soal Emoji Semangka Jadi Simbol Pembelaan Palestina yang Ramai di Media Sosial

Emoji semangka merupakan simbol dukungan dan solidaritas kepada masyarakat sipil di Palestina.

Liputan6.com, Al Quds - Belakangan ini, sejumlah pengguna media sosial ramai-ramai menggunakan emoji semangka dalam unggahan atau status yang mereka tulis. 

Di Instagram misalnya, sejumlah akun mengunggah emoji semangka di bagian status Instagram. 

Lalu, apa sebenarnya makna emoji semangka itu?

Rupanya, emoji semangka ini merupakan simbol dukungan dan solidaritas kepada masyarakat sipil di Palestina. Ini mengingat bahwa wilayah tersebut tengah berada dalam konflik besar melawan Israel, pasca serangan Hamas pada Sabtu (7/10/2023). 

Dikutip dari laman TIME, Kamis (2/11), berikut adalah sejumlah fakta-fakta soal emoji semangka yang jadi simbol solidaritas bagi Palestina:

1. Sudah Digunakan sejak Tahun 1967

Meskipun konflik panas antara Israel dan Palestina kali ini dipicu oleh serangan Hamas pada 7 Oktober 2023, rupanya penggunaan simbol semangka itu sudah digunakan sejak perang sebelumnya yang terjadi antara kedua pihak. 

Semangka sebagai simbol dukungan muncul setelah Perang Enam Hari alias Six-Day War pada 1967, saat itu Israel menguasai Tepi Barat dan Gaza serta mencaplok Yerusalem Timur.

Kala itu, pemerintah Israel menjadikan pengibaran bendera Palestina di depan umum sebagai pelanggaran pidana di Gaza dan Tepi Barat.

Untuk menghindari larangan tersebut, warga Palestina mulai menggunakan semangka sebagai upaya mereka tetap bisa mengibarkan 'benderanya'.

2 dari 4 halaman

2. Dikaitkan dengan Warna Bendera

Elemen warna yang terdapat dalam buah semangka juga mewakili warna-warna yang ada di bendera Palestina. 

Ketika dibelah, buah tersebut memiliki unsur warna bendera Palestina, yakni merah, putih, hijau, dan hitam yang direpresentasikan dari biji semangka.

3 dari 4 halaman

3. Disepakati Jadi Simbol Perjuangan Palestina pada Tahun 2007

Israel kemudian mencabut larangan penggunaan bendera Palestina pada 1993 sebagai bagian dari Perjanjian Oslo.

Perjanjian ini mencakup pengakuan timbal balik antara Israel dan Organisasi Pembebasan Palestina sekaligus jadi perjanjian formal pertama yang mencoba menyelesaikan penjajahan Israel ke Palestina.

Setelah perjanjian tersebut, The New York Times sepakat bahwa semangka berperan sebagai simbol selama Israel melarang bendera Palestina.

Penggunaan semangka pun dipublikasi pada 2007, yakni setelah Intifada kedua, di mana saat itu seniman Khaled Hourani menciptakan Kisah Semangka alias The Story of the Watermelon untuk sebuah buku berjudul Subjective Atlas of Palestine.

Pada 2013, ia menyisihkan satu buku dan menamakannya The Colours of the Palestine Flag, jadi sejak itu dilihat oleh orang-orang di seluruh dunia.

4 dari 4 halaman

4. Kembali Digunakan pada Tahun 2021

Penggunaan semangka sebagai simbol dukungan bagi Palestina pun muncul lagi tahun 2021.

Hal ini seiring keputusan pengadilan Israel bahwa keluarga Palestina yang tinggal di lingkungan Sheikh Jarrah di Yerusalem Timur akan diusir dari rumah mereka untuk dijadikan tempat bagi pemukim.

5. Muncul Kembali pada Tahun 2023

Pada Januari 2023, menteri keamanan nasional Israel Itamar Ben-Gvir memberi kewenangan ke polisi untuk menyita bendera Palestina.

Hal ini pun diikuti dengan pemungutan suara pada bulan Juni 2023, mengenai rancangan undang-undang yang melarang orang mengibarkan bendera di lembaga-lembaga yang didanai negara, termasuk universitas.

Zazim, sebuah organisasi komunitas Arab-Israel meluncurkan kampanye untuk memprotes penangkapan dan penyitaan bendera.

Lalu, gambar semangka terpampang di 16 taksi yang beroperasi di Tel Aviv, Israel, dengan teks bertuliskan "Ini bukan bendera Palestina."

Seorang warga Palestina dari Haifa pun berkata ke Al Jazeera, mereka memiliki pesan yang jelas. 

"Jika Anda ingin menghentikan kami, kami akan mencari cara lain untuk mengekspresikan diri," katanya.