Sukses

Kelompok Muslim di Pakistan Demo Dukung Rakyat Palestina, Minta Otoritas Lakukan Sesuatu

Kelompok muslim di Pakistan bernama Jamaat-e-Islami (JI) mengadakan protes dan mengkritik sikap pemerintah sementara di negaranya mengenai situasi di Gaza.

Liputan6.com, Jakarta - Kelompok muslim di Pakistan bernama Jamaat-e-Islami (JI) mengadakan protes dan mengkritik sikap pemerintah sementara di negaranya mengenai situasi di Gaza.

Kantor berita Dawn News melaporkan, ribuan pengunjuk rasa berkumpul di jalan-jalan untuk mendukung Palestina di tengah konflik Israel yang sedang berlangsung.

Laporan tersebut menyatakan JI memobilisasi massa besar-besaran di jalanan, termasuk membawa pengunjuk dari berbagai kalangan seperti pekerja dan guru.

Emir Sirajul Hag dari kelompok tersebut menyesalkan kebijakan pemerintah sementara yang tidak bersikap proaktif di tengah situasi di Gaza, dikutip dari Dawn, Kamis (2/11/2023).

Ia juga menyerukan gencatan senjata segera di Gaza, menuntut agar AS menarik dukungannya terhadap Israel.

"Pelanggaran Israel terhadap seluruh hukum dan norma internasional serta penolakannya terhadap seruan Majelis Umum PBB untuk gencatan senjata semakin diperburuk dengan peluncuran serangan darat di Gaza,” katanya.

Dia menyatakan keprihatinan atas meningkatnya jumlah korban tewas, dengan menunjukkan adanya gangguan layanan internet di wilayah yang terkepung itu.

Lebih lanjut, menurut Dawn News kelompok tersebut berencana mengadakan demonstrasi di luar kedutaan AS, namun lokasinya diubah setelah pemerintah distrik menangkap sekitar 20 anggota itu.

Protes kelompok muslim ini ditanggapi oleh salah satu pihak partai di Pakistan yaitu Maulana Fazlur Rahman.

Dia mengatakan AS “bukan lagi negara adidaya” dan pemerintah harus menghilangkan “belenggu perbudakan AS dan melawannya”.

“Mengapa para pemimpin kita tidak secara terbuka menyatakan dukungannya bagi umat Islam di Gaza,” tanyanya, saat berbicara pada pertemuan di Stadion Ayub.

“Jika penguasa kami terus menunjukkan sikap ini, maka Pakistan akan menentang penguasanya,” katanya.

Ia juga menekankan perlunya mengadakan pertemuanOrganisasi Kerjasama Islam (OKI) mengambil sikap baru sesuai dengan situasi yang berkembang di Gaza.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Iran Ancam Akan Musnahkan Israel Jika Perang di Gaza Meluas

Sementara itu, Wakil Menteri Luar Negeri Iran Ali Bagheri Kani mengancam Israel akan hancur jika serangan terhadap Gaza meluas.

Dikutip dari laman Tehrantimes, ia menyampaikan pernyataan tersebut dalam sebuah wawancara yang disiarkan televisi pada Senin kemarin ketika Israel terus menggempur Gaza yang diblokade sejak 7 Oktober 2023.

Operasi perlawanan Palestina melawan Israel digambarkan oleh Bagheri Kani sebagai “bencana yang tidak dapat diperbaiki dalam sistem militer dan keamanan rezim Zionis.”

Selain itu, diplomat senior Iran ini menyatakan bahwa operasi al-Aqsa menimbulkan “bencana dalam sistem strategis dunia Barat yang dipimpin AS.”

“Amerika kini dilanda masalah strategis dan tidak dapat menebak langkah perlawanan selanjutnya untuk mengambil keputusan yang tepat,” ujarnya.

Wakil menteri luar negeri Iran juga menanggapi sinyal-sinyal yang disampaikan para pejabat Amerika kepada Iran, dan menekankan bahwa hal ini dimaksudkan untuk menghindari eskalasi situasi lebih lanjut.

“Namun, Amerika sendiri adalah pihak utama yang bertanggung jawab atas kelanjutan dan perluasan konflik melalui dukungan mereka yang tidak terkendali terhadap Zionis,” tegasnya.

 

3 dari 3 halaman

Iran Salahkan Zionis

Bagheri Kani menekankan, “Oleh karena itu, pihak utama yang bertanggung jawab atas kejahatan Zionis, setelah Zionis, adalah orang Amerika."

Selama ini, Amerika Serikat telah memasok ribuan persenjataan kepada rezim Israel sejak kampanye agresi Israel terhadap Jalur Gaza yang terkepung dilancarkan.

Selain itu, Washington telah memberikan banyak bantuan politik kepada rezim Tel Aviv dengan memveto resolusi Dewan Keamanan PBB.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.