Sukses

Israel Bombardir 3 Rumah Sakit di Gaza, termasuk Rumah Sakit Indonesia

Sejauh ini, jumlah korban akibat serangan Israel ke tiga rumah sakit ini belum diumumkan.

Liputan6.com, Gaza - Israel dilaporkan terus menargetkan area rumah sakit dan tim medis di berbagai lokasi di Jalur Gaza dalam beberapa jam terakhir.

Laporan Al Jazeera yang dikutip Sabtu (4/11/2023) menyebutkan, serangan Israel menghantam gerbang depan Rumah Sakit Al-Shifa pada Jumat (3/11) dan mengenai konvoi ambulans. Rumah Sakit Al-Shifa merupakan rumah sakit terbesar di Gaza.

Juru bicara Masyarakat Bulan Sabit Merah Palestina (PRCS) Mohamed Abu Musbah mengatakan pintu masuk ke rumah sakit dipenuhi warga sipil ketika serangan itu terjadi.

Seorang sopir ambulans dan anggota staf PRCS selamat, namun satu orang menderita luka pecahan peluru di kaki.

"Pasien perempuan yang diangkut dengan ambulans juga terluka dan dalam kondisi serius," sebut Abu Musbah, seperti dilansir Al Jazeera.

Sementara itu, Pasukan Pertahanan Israel (IDF) mengaku sedang menyelidiki laporan terkait serangan terhadap ambulans.

PRCS melalui platform X alias Twitter membagikan penampakan ambulans yang diserang Israel.

"Menargetkan ambulans PRCS saat berada di depan Rumah Sakit Al-Shifa. Rekan-rekan kami diselamatkan oleh keajaiban 🙏," tulis PRCS.

"Tepat pukul 16.30, pasukan pendudukan Israel melancarkan serangan udara di Jalan Rashid di bagian barat #Gaza, sasaran mereka adalah sekelompok kendaraan ambulans yang kembali dari misi mengangkut orang-orang yang terluka ke perbatasan Rafah, termasuk ambulans yang berafiliasi dengan #PRCS.

Rekan-rekan kami secara ajaib selamat 🙏🙏," ungkap PRCS.

2 dari 3 halaman

Jumlah Korban Belum Diketahui

Serangan Israel juga menargetkan Rumah Sakit Indonesia di Gaza.

Direktur Rumah Sakit Indonesia di Gaza Atef al-Kahlout menyatakan bahwa generator rumah sakit mati sekitar lebih dari 48 jam lalu.

Rumah Sakit Al-Quds adalah target Israel lainnya. Terdapat sekitar 14.000 orang, yang sebagian besar perempuan dan anak-anak, yang mencari perlindungan di Rumah Sakit Al-Quds.

Sejauh ini, jumlah korban akibat serangan Israel ke tiga rumah sakit ini belum diumumkan.

"Serangan udara Israel terus berlanjut di sekitar Rumah Sakit Al-Quds di wilayah Tel Al-Hawa #Gaza, asap dan debu menyebar ke dalam rumah sakit menyebabkan kerusakan yang belum dapat ditentukan. Selain itu, menimbulkan ketakutan dan kepanikan terhadap 14.000 warga sipil yang mengungsi, sebagian besar perempuan dan anak-anak ... Serangan lanjutan ini harus segera dihentikan," tulis PRCS.

3 dari 3 halaman

Tidak Mungkin Mengevakuasi Rumah Sakit

Direktur Rumah Sakit al-Wafa di Gaza Hassan Khalaf menuturkan kepada Al Jazeera tidak lama setelah serangan Israel menargetkan sejumlah fasilitas medis bahwa pengeboman juga terjadi di sekitar rumah sakitnya, namun sejauh ini tidak ada kerusakan.

Dia memperingatkan bahwa kekurangan bahan bakar yang parah merupakan masalah besar yang memengaruhi operasional rumah sakit dan transportasi pasien serta staf.

"Tidak mungkin mengevakuasi rumah sakit; tidak ada tempat untuk dikunjungi, tidak ada tempat yang aman di Gaza. Mereka membombardir banyak rumah sakit, membombardir ambulans, bahkan membombardir sekolah anak-anak yang berbendera PBB," kata Khalaf.

"Rencana saya adalah melanjutkan layanan minimum yang tersedia dengan harapan akan ada intervensi internasional untuk menyediakan bahan bakar, pasokan medis, dan apapun yang kami butuhkan bagi sektor kesehatan karena kami sekarang telah mencapai situasi yang sangat kritis."

Di tengah begitu banyak keterbatasan, staf medis di Rumah Sakit Al-Quds tetap menjalankan tugasnya.

"Meskipun ada bahaya di sekitar Rumah Sakit Al-Quds di #Gaza 🏥akibat pengeboman yang kejam di sekitarnya, staf medis kami 🥼tidak menghentikan pekerjaan dan melakukan operasi darurat," tulis PRCS.