Liputan6.com, Jakarta - Duta Besar Palestina untuk Indonesia Zuhair al-Shun mengungkapkan rasa bangganya terhadap rakyat Indonesia atas bantuan yang dikirimkan bagi masyarakat Gaza.
"Kami bangga dengan masyarakat Indonesia, sangat bangga dengan Yang Mulia Presiden Joko Widodo (Jokowi), dan saudari kami Menteri Luar Negeri (Retno Marsudi), dia bekerja dan berjuang bersama kami di bidang diplomasi," ujar al-Shun, seperti dikutip dari akun Instagram Menlu Retno @retno_Marsudi.
Baca Juga
"Indonesia selalu berada di belakang Palestina dan akan tetap mendukung warga Palestina."
Advertisement
ÂÂÂView this post on Instagram
Presiden Jokowi melepas pengiriman bantuan kemanusiaan untuk Gaza di Pangkalan TNI Angkatan Udara, Halim Perdanakusuma, pada Sabtu (4/11/2023).Â
"Alhamdulillah pada pagi hari ini bantuan Indonesia untuk rakyat Palestina akan segera diberangkatkan menuju ke Bandara El Arish di Mesir, kemudian akan diteruskan dan disalurkan ke Gaza," ujar Presiden Jokowi, seperti dikutip dari pernyataan tertulis Kementerian Luar Negeri RI.
Bantuan tahap pertama yang dibawa menggunakan tiga pesawat ini memiliki berat 51,5 ton, yang terdiri dari bahan makanan, alat medis, selimut, tenda, dan barang-barang logistik lainnya. Barang-barang yang dikirimkan telah disesuaikan dengan kebutuhan di Gaza.
Presiden Jokowi menjelaskan bahwa bantuan tersebut berasal dari pemerintah, masyarakat, hingga dunia usaha yang disalurkan melalui berbagai lembaga kemanusiaan. Bantuan dikumpulkan dari lembaga seperti Badan Amil Zakat Nasional (Baznas), Indonesian Humanitarian Alliance (IHA), Palang Merah Indonesia (PMI), Kitabisa, beserta pemerintah, TNI, dan Polri.
Lebih lanjut Presiden Jokowi menyatakan, pengiriman bantuan tahap selanjutnya sedang dalam proses persiapan.
Dalam kesempatan yang sama, Presiden Jokowi kembali menyatakan bahwa tragedi kemanusiaan yang terjadi di Gaza tidak dapat diterima dan harus sesegera mungkin dihentikan.
Indonesia, tegas Presiden Jokowi, akan terus bersama dalam perjuangan bangsa Palestina.
Â
4 WNI dan 1 Istri WNI Berhasil Dievakuasi dari Gaza
Sehari sebelumnya, Menlu Retno telah terlebih dulu menyampaikan perkembangan evakuasi Warga Negara Indonesia (WNI) dari Gaza. Dia mengumumkan bahwa empat WNIÂ dan satu istri WNI berhasil dievakuasi dari Gaza ke Rafah.Â
"Alhamdulillah, puji syukur, pada tanggal 2 November sekitar pukul 19.00 waktu Mesir atau sekitar pukul 00.00 3 November WIB, empat WNI dan satu istri WNI telah berhasil dievakuasi dari Gaza dan sudah tiba di Rafah," papar Menlu Retno, dalam konferensi persnya pada Jumat (3/11).
"Tim KBRI Kairo, sebagaimana yang sudah saya sampaikan pada 1 November kemarin, telah berada di Rafah sebelumnya untuk melakukan penjemputan. Tim KBRI Kairo saat ini sudah bersama dengan WNI."
Menlu Retno lebih jauh menjelaskan, "Pada pukul 04.00 dini hari tadi, saya berkomunikasi dengan Tim KBRI Kairo dan memperoleh informasi bahwa WNI dan tim Kairo dalam perjalanan ke Kairo. Diperkirakan mereka tiba di Kairo pukul 03.00 dini hari waktu Kairo."
"Sebelum press briefing ini dimulai, kami melakukan kontak kembali kepada tim dan diperoleh informasi alhamdulillah bahwa WNI dan tim dari KBRI Kairo sudah tiba di Kairo dengan selamat."
Advertisement
Evakuasi WNI dari Gaza Bukan Hal Mudah
Perjalanan evakuasi WNI, ujar Menlu Retno, bukan hal yang mudah.
"Sekali lagi bukan hal yang mudah. Teman-teman ingat di tanggal 1 November, WNI sudah berusaha menuju Rafah, namun harus kembali karena situasi sangat tidak kondusif. Di sepanjang jalan terjadi serangan-serangan. Mengingat situasi yang sangat tidak kondusif ini maka kami bersepakat agar WNI kembali ke rumah mereka di Gaza Utara," ungkap Menlu Retno.
Pada 2 November dari sejak pagi hari, upaya evakuasi kembali dilakukan, namun gagal lagi karena situasi tidak memungkinkan.
"Sekali lagi, sebagaimana pernah saya sampaikan, keselamatan para WNI adalah prioritas. Untuk ketiga kalinya, pada 2 November siang hari, evakuasi dicoba kembali, dan alhamdulillah berhasil. Empat WNI dan satu istri WNI sudah berhasil dievakuasi," beber Menlu Retno.
Menlu Retno memaparkan bahwa perjalanan dari Rafah ke Kairo menempuh waktu tujuh jam. Jaraknya adalah sekitar 367 km.
"Yang lebih menyulitkan dari proses evakuasi ini antara lain adalah karena komunikasi selalu on and off. Sambungan komunikasi kadang dapat dipergunakan dan kadang dalam banyak waktu tidak dapat dipergunakan," ungkap Menlu Retno.
"Jadi, seperti kemarin pada saat kita hilang koneksi, kita mencoba minta bantuan teman-teman yang ada di Gaza untuk mengontak WNI, apakah mereka dalam kondisi baik atau tidak. Karena komunikasi dari luar Gaza tidak dapat dilakukan. Dan saya bahkan sempat melakukan pengecekan ke beberapa negara apakah mereka mengalami hambatan serupa, dan mereka menyampaikan iya mereka menghadapi hambatan serupa."
3 WNI Pilih Tetap di Gaza
Lebih lanjut, Menlu Retno menjelaskan bahwa terdapat satu keluarga WNI lagi yang terus berusaha dievakuasi. Mereka terdiri dari tiga WNI, yaitu suami dan dua anak, serta seorang istri warga negara Palestina.
"Mereka kemarin tanggal 2 November sudah sampai di pintu Rafah (sisi Gaza), namun masih terdapat beberapa isu administrasi yang sedang berusaha diurus dan diselesaikan," ujar Menlu Retno.
Menlu RI menekankan bahwa perlu waktu panjang untuk menciptakan koridor evakuasi yang aman. Selain itu, proses administrasi untuk dapat meninggalkan Gaza juga sangat ketat dan melibatkan banyak pihak kunci di Gaza.
"Jadi, nama-nama itu harus mendapatkan approval dari banyak pihak yang ada di Gaza dan ini tidak kita alami di proses evakuasi yang sebelumnya. Sekali lagi, setiap evakuasi memliki karakter masing-masing," tegas Menlu Retno.
"Oleh karena itu, sebagaimana pernah saya sampaikan, kita berusaha menggunakan semua networking kita untuk membantu proses yang rumit ini. Kita terus berkomunikasi dengan keluarga WNI yang hari ini akan kita coba lagi untuk kita evakuasi keluar dari Gaza. Mereka tinggal di Gaza selatan, yang dalam kondisi normal waktu tempuhnya hanya sekitar 20 menit. Sekali lagi dalam kondisi normal karena kita tidak bisa memprediksi situasi lapangan dan kemudian memperkirakan berapa lama waktu yang diperlukan untuk mencapai pintu Rafah."
Menlu Reto menambahkan, "Harapan kita hari ini hari Jumat, di mana di negara-negara Arab adalah hari libur, pintu Rafah tetap dibuka. Harapan dan permintaan ini sudah saya sampaikan ke Menlu Mesir semalam. Saya sudah berkomunikasi dengan Menlu Mesir untuk menyampaikan permintaan agar pintu Rafah yang di bagian Mesir dapat dibuka di hari libur hari Jumat ini."
"Selain dua keluarga WNI yang tadi saya sebutkan, satu sudah bisa kita evakuasi dan satu akan kita coba evakuasi kembali hari ini, terdapat juga tiga WNI relawan MER-C yang tinggal di Gaza utara, di sekitar rumah sakit Indonesia. Dan sejak awal kita juga sudah lakukan komunikasi dengan beliau-beliau bertiga, dan dari komunikasi sejauh ini beliau-beliau memutuskan untuk tinggal di Gaza. Kita akan terus melakukan komunikasi dengan para WNI tersebut."
Advertisement