Liputan6.com, Jakarta - Ratu Rania dari Yordania menegaskan bahwa akar permasalahan dari konflik Israel dan Palestina maupun Hamas adalah isu pendudukan ilegal.
“Jika (Israel) berhasil melenyapkan seluruh Hamas, akar penyebab konflik ini adalah pendudukan ilegal, pelanggaran HAM rutin, pemukiman ilegal, pengabaian resolusi PBB dan hukum internasional," kata Ratu Rania dalam sebuah wawancara, dikutip dari laman Arab News, Senin (6/11/2023).
"Jika kita tidak mengatasi akar permasalahannya, Anda dapat membunuh pihak yang berperang, namun Anda tidak dapat membunuh penyebabnya."
Advertisement
Ratu Rania juga menyebut harus ada seruan kolektif untuk melakukan gencatan senjata dari Israel dan Hamas.
"Harus ada seruan kolektif untuk melakukan gencatan senjata dan saya tahu beberapa orang yang menentang gencatan senjata berpendapat bahwa hal itu akan membantu Hamas," kata Rania.
"Namun, dalam argumen tersebut mereka pada dasarnya mengabaikan kematian tersebut, dan pada kenyataannya mendukung dan membenarkan kematian ribuan warga sipil. Hal ini tercela secara moral, picik dan tidak sepenuhnya rasional."
Ratu Yordania Rania Al-Abdullah mengecam serangan Israel ke Palestina dan menyebut para pemimpin Barat menerapkan standar ganda yang sangat mencolok karena gagal mengutuk kematian warga sipil akibat pemboman Israel di Gaza.
Menurutnya, perang Israel Vs Hamas mengancam dan bisa menggoyahkan hubungan antara para pemimpin AS dan Arab.
Berbicara kepada Christiane Amanpour dari CNN dalam sebuah wawancara eksklusif, Rania berkata, "Masyarakat di Timur Tengah, termasuk Yordania, kami terkejut dan kecewa dengan reaksi dunia terhadap bencana yang sedang terjadi ini. Dalam beberapa minggu terakhir, kita telah melihat standar ganda yang mencolok di dunia."
"Ketika tanggal 7 Oktober terjadi, dunia dengan tegas mendukung Israel dan mengutuk serangan yang terjadi. Namun apa yang kita lihat dalam beberapa minggu terakhir, kita melihat keheningan di dunia," katanya dikutip dari CNN, Rabu (25/10/2023).
Dunia Disebut Tak Mampu dan Tak Berdaya
Pengepungan di Gaza telah mengakibatkan serangan udara tanpa henti terhadap wilayah padat penduduk dan blokade terhadap pasokan penting -- termasuk makanan dan air.
“Ini adalah pertama kalinya dalam sejarah modern ada penderitaan manusia dan dunia bahkan tidak menyerukan gencatan senjata,” tambah Ratu Yordania Rania.
“Selama ini kita diberitahu bahwa membunuh sebuah keluarga, dengan todongan senjata adalah tindakan yang salah, namun kini seakan tidak masalah jika kita menembaki mereka sampai mati? Maksud saya, ada standar ganda yang mencolok di sini," katanya.
"Ini sangat mengejutkan dunia Arab."
Advertisement
Israel Klaim Targetkan Serangan pada Hamas
Israel mengatakan bahwa mereka menargetkan teroris Hamas, dan menyalahkan kelompok tersebut karena bersembunyi di balik infrastruktur sipil.
Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dan beberapa lembaga bantuan menyerukan gencatan senjata dan pergerakan bebas bantuan kemanusiaan kepada penduduk yang semakin putus asa.
Sementara itu, para dokter yang bekerja di daerah terpencil tersebut memperingatkan bahwa kekurangan listrik mengancam kehidupan pasien mereka yang paling rentan, termasuk bayi yang terluka parah dan bayi prematur yang membutuhkan inkubator.
“Sebagai seorang ibu, saya melihat ibu-ibu Palestina yang harus menuliskan nama anak-anak mereka di tangan mereka. Karena kemungkinan mereka ditembak hingga mati, tubuh mereka berubah menjadi jenazah kemungkinannya sangat tinggi," kata Rania.
“Saya hanya ingin mengingatkan dunia bahwa para ibu di Palestina mencintai anak-anak mereka sama seperti ibu lainnya di dunia.”