Belum lagi terpecahkan misteri bangkai-bangkai babi yang memenuhi sungai di dekat Shanghai, peristiwa serupa terjadi. Sekitar 1.000 ekor bebek mati diangkat dari sungai di barat daya China, di Provinsi Sichuan.
Warga menemukan bangkai busuk itu mengambang, dibawa aliran air sampai hilir, beberapa ada di dalam tas anyaman.
Â
Bangka bebek yang ditemukan di Sungau Nanhe di Kota Meishan segera disterilisasi dengan kapur dan dikubur dalam kantong plastik di kedalaman 3 meter. Demikian keterangan deputi kepala kantor humas Wilayah Pengshan, Liang Weiddong kepada China National Radio.
Menurut Liang, bebek-bebek mati itu tersapu dari hulu dan terkumpul di tepian sungai yang berada di Pengshan -- didukung kurangnya debit air di musim kering.
Meski belum jelas dari mana bebek-bebek itu berasal, Liang memperingatkan, para peternak yang membuang bebek mati mereka di tempat-tempat umum menghadapi ancaman hukuman berat.
Belum jelas apa yang membuat unggas itu mati. Penyebabnya belum bisa ditemukan, apalagi sejumlah bangkai bebek sudah membusuk.
Meskipun muncul kekhawatiran dari warga setempat, Liang bersikukuh bahwa insiden itu tidak menimbulkan ancaman bagi air minum, juga tidak membahayakan warga dan ternak di sepanjang tepi sungai.
16 Ribu Babi
Laporan bangkai-bangkai bebek menyusul laporan lebih dari 16.000 babi mati mengambang dari Sungai Huangpu .
Insiden babi telah memicu kekhawatiran terkait kesehatan dan keselamatan warga, sebagian besar disebabkan oleh fakta bahwa 22 persen air minum Shanghai berasal dari Huangpu.
Asal usul bangkai babi tetap jadi misteri. Belum ada peternakan yang melaporkan kematian massal hewan peliharaannya itu.
Minggu lalu, pemerintah mengklaim, pekerjaan mengevakuasi bangkai babi rampung. "Otoritas pengairan pada dasarnya telah menyelesaikan pekerjaan mengevakuasi babi-babi mati itu," demikian pernyataan Pemerintah Shanghai, seperti dimuat News.com.au, (25/3/2013). (Ein)
Warga menemukan bangkai busuk itu mengambang, dibawa aliran air sampai hilir, beberapa ada di dalam tas anyaman.
Â
Bangka bebek yang ditemukan di Sungau Nanhe di Kota Meishan segera disterilisasi dengan kapur dan dikubur dalam kantong plastik di kedalaman 3 meter. Demikian keterangan deputi kepala kantor humas Wilayah Pengshan, Liang Weiddong kepada China National Radio.
Menurut Liang, bebek-bebek mati itu tersapu dari hulu dan terkumpul di tepian sungai yang berada di Pengshan -- didukung kurangnya debit air di musim kering.
Meski belum jelas dari mana bebek-bebek itu berasal, Liang memperingatkan, para peternak yang membuang bebek mati mereka di tempat-tempat umum menghadapi ancaman hukuman berat.
Belum jelas apa yang membuat unggas itu mati. Penyebabnya belum bisa ditemukan, apalagi sejumlah bangkai bebek sudah membusuk.
Meskipun muncul kekhawatiran dari warga setempat, Liang bersikukuh bahwa insiden itu tidak menimbulkan ancaman bagi air minum, juga tidak membahayakan warga dan ternak di sepanjang tepi sungai.
16 Ribu Babi
Laporan bangkai-bangkai bebek menyusul laporan lebih dari 16.000 babi mati mengambang dari Sungai Huangpu .
Insiden babi telah memicu kekhawatiran terkait kesehatan dan keselamatan warga, sebagian besar disebabkan oleh fakta bahwa 22 persen air minum Shanghai berasal dari Huangpu.
Asal usul bangkai babi tetap jadi misteri. Belum ada peternakan yang melaporkan kematian massal hewan peliharaannya itu.
Minggu lalu, pemerintah mengklaim, pekerjaan mengevakuasi bangkai babi rampung. "Otoritas pengairan pada dasarnya telah menyelesaikan pekerjaan mengevakuasi babi-babi mati itu," demikian pernyataan Pemerintah Shanghai, seperti dimuat News.com.au, (25/3/2013). (Ein)