Sukses

Jubir Gedung Putih: Jokowi Akan Bertemu Joe Biden pada 13 November 2023

Jokowi dikabarkan akan datang ke Gedung Putih pada 2023.

Liputan6.com, Jakarta Juru bicara Gedung Putih Karine Jean Pierre berkata Presiden Joko Widodo akan berkunjung ke Gedung Putih. Pengumuman ini dibuat di tengah perang di Gaza yang mana Amerika Serikat dan Indonesia memiliki posisi berbeda. 

Dilaporkan VOA Indonesia, Rabu (8/11/2023), Karine Jean Pierre mengatakan bahwa dalam kunjungan Jokowi nanti, Presiden Biden akan menegaskan kembali komitmen Amerika Serikat untuk memperdalam kemitraan yang telah berlangsung selama hampir 75 tahun, antara negara demokrasi terbesar kedua dan ketiga di dunia itu.

Para pemimpin akan menjajaki peluang untuk meningkatkan kerja sama dalam Transisi Energi Bersih, memajukan kesejahteraan ekonomi, memperkuat perdamaian dan stabilitas kawasan, serta memperkuat hubungan antarmasyarakat.

Joe Biden dan Jokowi juga akan bekerja sama dalam upaya memperkuat pemusatan ASEAN dan menegakkan hukum internasional, serta mendorong Indo Pasifik yang bebas dan terbuka. 

Pandangan Jokowi Soal Gaza 

Sebelumnya, Presiden Joko Widodo mengirimkan bantuan 51,5 ton yang dikirim ke Palestina merupakan wujud solidaritas dan kepedulian Indonesia terhadap tragedi di Gaza, Palestina. Jokowi menekankan tragedi di Gaza harus sesegera mungkin dihentikan.

"Ini merupakan wujud solidaritas Indonesia, wujud kepedulian bangsa Indonesia terhadap kemanusiaan, karena tragedi kemanusiaan yang ada di Gaza tidak dapat diterima dan harus sesegera mungkin dihentikan," kata Jokowi Jokowi saat melepas bantuan di Pangkalan TNI AU Jakarta Timur, Sabtu (4/11).

"Saya ingin menekankan kembali bahwa Indonesia akan terus bersama perjuangan bangsa Palestina," sambungnya.

2 dari 4 halaman

Sekjen PBB: Gaza Menjadi Kuburan Anak-Anak

Sekjen PBB Antonio Guterres mengungkap kondisi di Jalur Gaza yang makin memprihatinkan bagi anak-anak. Guterres sampai menyebut Gaza telah menjadi kuburan anak. 

Dilaporkan VOA, Selasa (7/11/2023), Guterres berkata Jalur Gaza menjadi kuburan bagi ratusan anak-anak Palestina setiap harinya. Korban perang Hamas vs. Israel memang menimbulkan banyak korban tewas dari kalangan anak-anak. Sudah lebih dari 4.000 anak tewas sejak perang dimulai pada Oktober lalu.

 Guterres lantas kembali meminta gencatan senjata. "Gencatan senjata kemanusiaan. Sekarang," ujarnya kepada reporter.

Pada saat yang sama, Guterres juga meminta agar semua orang yang ditawan Hamas dibebaskan sekarang juga. Ada 240 orang yang diculik Hamas pada 7 Oktober 2023.

"Saya tidak akan gentar dalam bekerja supaya mereka dibebaskan," tegas Guterres.

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu berkata tidak akan ada jeda kemanusiaan hingga semua tawanan dilepaskan.

Antonio Guterres berkata "mimpi buruk" tidak hanya sekadar krisis kemanusiaan, tetapi merupakan "krisis kemanusiaan". Ia pun mengingatkan bahwa kedua pihak yang bertika, serta komunitas internasional, memiliki tanggung jawab untuk menghentikan penderitaan yang terjadi.

3 dari 4 halaman

Israel Serang Konvoi Pengangkut Bantuan Medis, Total 10.328 Warga Palestina Tewas dalam Perang di Gaza

Israel menargetkan konvoi kemanusiaan yang membawa pasokan medis di Kota Gaza pada Selasa (7/11/2023). Hal tersebut diungkapkan Masyarakat Bulan Sabit Merah Palestina (PRCS).

"Konvoi lima truk membawa persediaan medis yang menyelamatkan nyawa ke fasilitas kesehatan termasuk Rumah Sakit al-Quds ketika diserang," kata PRCS via platform X alias Twitter.

PRCS menambahkan bahwa dua truk rusak dan seorang pengemudi terluka ringan.

"Kami mendesak organisasi kesehatan dan kemanusiaan internasional untuk segera memberikan bantuan dan pasokan penting ke #Gaza dan wilayah utara," ungkap PRCS.

Dalam pernyataan terpisah sebelumnya, Komite Palang Merah Internasional (ICRC) juga mengungkapkan bahwa konvoi kemanusiaan diserang.

"Kami sangat sedih karena konvoi kemanusiaan kami di Kota Gaza mendapat serangan hari ini. Konvoi itu membawa pasokan medis yang menyelamatkan nyawa ke fasilitas kesehatan, termasuk Rumah Sakit Al-Quds @PalestineRCS," tulis ICRC.

"Di bawah IHL (hukum kemanusiaan internasional), pekerja kemanusiaan harus dilindungi."

4 dari 4 halaman

Kemlu RI Bantah Tuduhan Israel bahwa Rumah Sakit Indonesia di Gaza Jadi Markas Hamas

Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia (Kemlu RI) membantah tuduhan militer Israel, yang menyebut bahwa Rumah Sakit Indonesia di Gaza menjadi tempat kelompok militan Palestina Hamas melancarkan serangannya.

"RS Indonesia di Gaza adalah fasilitas yang dibangun masyarakat Indonesia sepenuhnya untuk tujuan kemanusiaan dan untuk melayani kebutuhan medis masyarakat Palestina di Gaza," ujar Juru Bicara Kemlu RI Lalu Muhammad Iqbal melalui pesan singkat, Selasa (7/11/2023).

Iqbal menjelaskan bahwa rumah sakit tersebut saat ini sudah dikelola sepenuhnya oleh otoritas Palestina di Gaza, meskipun dalam beberapa kesempatan, selalu ada relawan Indonesia yang bertugas di sana.

Ia juga menambahkan bahwa rumah sakit tersebut saat ini menjadi salah satu fasilitas medis di Gaza yang masih berfungsi di tengah banyaknya korban jiwa maupun luka akibat serangan Israel.

"Rumah sakit ini saat ini merawat pasien dalam jumlah jauh melampaui kapasitasnya," kata Iqbal.

Mengenai serangan yang menargetkan rumah sakit, Iqbal kembali menekankan pernyataan Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi yang secara konsisten mengutuk serangan terhadap fasilitas sipil.

"Menlu RI sejak awal secara konsisten mengutuk dan menyerukan penghentian segera serangan membabi buta terhadap target sipil, khususnya fasilitas-fasilitas kemanusiaan di Gaza, termasuk rumah sakit dan ambulans," sambungnya.

Sebelumnya, Israel Defence Forces (IDF) atau militer Israel mengklaim bahwa Hamas menggunakan rumah sakit, termasuk rumah sakit utama Gaza al-Shifa, Rumah Sakit Sheikh Hamad yang didanai Qatar dan sebuah rumah sakit yang dibangun oleh kelompok dari Indonesia, sebagai perlindungan untuk melindungi operasi bawah tanahnya.

Juru bicara militer Israel Daniel Hagari mengatakan pada Minggu (5/11) bahwa satu gambar satelit menunjukkan peluncur roket terletak di seberang jalan dari rumah sakit Indonesia di Gaza.