Liputan6.com, Bangkok - Seorang pendaki di Thailand baru-baru ini mengalami pengalaman yang mungkin akan membuat Anda bergidik ngeri. Pasalnya seekor lintah hinggap di bola matanya dan menghisap darah.
Namun ia beruntung, binatang penghisap darah itu berhasil disingkirkan dan tak ada bahaya lebih lanjut terhadap kesehatannya.
Baca Juga
Dilansir Asia One, Rabu (8/11/2023), lintah tersebut berada di kelopak mata bawah si pendaki dan menghisap darah yang berada di dekat saluran air mata miliknya.
Advertisement
Apichart Promtus, seorang rekan pendaki sekaligus pembuat konten, berbagi kisah tersebut melalui akun Facebook-nya yang bernama Der Baag pada 6 November lalu. Ia juga memperingatkan masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap ancaman lintah ketika memutuskan untuk mendaki.
"Hari ini, saya akan berbagi pengalaman pribadi saya yang mungkin hanya terjadi sekali dalam 10.000 kali atau bahkan sekali dalam 100.000 kali: Seekor lintah tersangkut di mata Anda," tulis Apichart.
Ia menambahkan dalam unggahannya mengenai hewan di tubuh manusia ini, "Banyak orang mungkin menganggap hal ini sulit dipercaya, tetapi ini benar dan sangat menakutkan."
Seekor lintah ini dijelaskan Apichart awalnya berada di viewfinder atau jendela bidik berupa kotak kecil di kamera milik temannya. Kamera tersebut memang secara sengaja diletakkan di tanah ketika temannya mencari spot foto, demikian yang dikabarkan The Thaiger.Â
Pendaki ini tanpa rasa curiga mengambil kameranya dan menempatkan jendela bidik tersebut di depan matanya. Ia lalu memotret sejumlah pohon.Â
Tanpa disadari, lintah ini berpindah merayap ke matanya dan lantas menghisap darah di kulit dekat saluran air matanya.
Proses Pengeluaran Lintah dan Saran Bagi Pendaki
Sontak rekan Apichart tersebut mulai berteriak kesakitan dan kaget. Dikabarkan bahwa mereka membutuhkan waktu lebih dari 30 menit untuk mengeluarkan lintah ini dengan menggunakan tangan.Â
Tak hanya itu, mata pendaki malang ini dilaporkan Apichart menjadi memerah dan tampak lebam.
Selanjutnya, Apichart turut membagikan saran untuk para pendaki lainnya. Dikatakan bahwa sebelumnya ia telah berkonsultasi dengan teman dan profesional.
Hasilnya para pendaki dianjurkan untuk membawa garam atau air garam saat melakukan proses pendakian.Â
Selain itu surat kabar Thailand, Khaosod juga menuliskan hal yang sama bahwa akan lebih mudah untuk membasmi lintah dengan meneteskan sedikit garam atau air garam ke mata.
Meski pada unggahan tersebut tidak memberikan detail spesifik tentang lokasi pendakian tersebut. Namun, sebagian besar spesies lintah dapat ditemukan di berbagai lingkungan air tawar yakni rawa, sungai, dan kolam.Â
Sementara beberapa spesies lintah lainnya dapat hidup di habitat laut atau darat, seperti hutan hujan Khao Sok berdasarkan informasi dari Khao Sok National Park (Taman Nasional Khao Sok).
Advertisement
Cara Menangani Gigitan Lintah dan Dampaknya Pada Tubuh
Pihak Taman Nasional Khao Sok juga mengatakan bahwa sejumlah spesies lintah tertentu akan menghisap dan memakan darah hewan lainnya, tetapi tak perlu khawatir karena gigitan tersebut tidak berbahaya.
Penting untuk dicatat bahwa langkah pertama dalam panduan menangani gigitan lintah adalah membersihkannya dengan sebaik mungkin, dengan menggunakan hidrogen peroksida atau air bersih nan segar.Â
Setelah itu untuk menyerap dan menghentikan pendarahan dapat menempelkan potongan kertas kecil pada bekas gigitan tersebut. Panduan ini dijelaskan dalam kolom Frequently Asked Question (FAQ) atau daftar pertanyaan yang banyak ditanyakan di situs Visit Khao Sok.
Selain itu, dampak dari gigitan hewan pipih berwarna gelap dengan bagian ujungnya memiliki alat untuk menghisap darah ini akan dapat menyebabkan rasa gatal yang intens selama beberapa hari. Meski biasanya akan mulai terasa sekitar hari ketiga dari hari kejadian.
Berawal dari Sakit Tenggorokan, Ternyata Pria Ini Terinfeksi Parasit
Jika kasus sebelumnya membahas lintah sebagai parasit di mata pendaki Thailand. Kali ini perihal parasit dalam tubuh manusia yang hanya berupa sel tunggal.
Keberadaan parasit pada kasus ini tak diketahui, hanya bermula dari sebuah benjolan putih besar yang membengkak terlihat di jaringan yang bergantung di bagian belakang tenggorokan seorang pria. Meskipun begitu, dokter tak mampu menjelaskan penyebabnya dengan cepat.
Ternyata, penyebabnya adalah parasit bersel tunggal yang rupanya telah bersarang di dalam tubuh pria itu selama lima tahun.
Melansir dari Live Science, Minggu (20/8/2023) mengutip makalah yang diterbitkan pada Kamis, 17 Agustus dalam jurnal JAMA Otolaryngology-Head and Neck Surgery, pria berusia 62 tahun itu awalnya ke dokter dengan keluhan radang tenggorokan.
Meskipun dia tidak memiliki riwayat perjalanan baru atau kontak dengan orang lain yang sedang sakit, tenggorokannya telah merasakan sakit selama dua minggu. Pemeriksaan medis kemudian mengungkap adanya benjolan pada jaringan tenggorokan, lendir kuning yang lengket, dan ulkus pada uvulanya, yaitu jaringan yang tergantung di bagian belakang mulut.
Baca selengkapnya klik disini...
Â
Advertisement