Sukses

PM Anwar Ibrahim Tegaskan Malaysia Tetap Pertahankan Hubungan dengan Hamas 

Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim menegaskan negaranya akan tetap menjaga hubungan dengan Hamas dan tidak akan memberikan sanksi kepada kelompok tersebut.

Liputan6.com, Jakarta - Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim menegaskan negaranya akan tetap menjaga hubungan dengan Hamas dan tidak akan memberikan sanksi kepada kelompok tersebut.

"Rakyat Malaysia dengan suara bulat mendukung perjuangan Palestina," kata perdana menteri kepada parlemen pada Selasa (7/11/2023) dikutip dari BBC.com.

Pernyataan Anwar ini ia sampaikan dalam menanggapi usulan anggota parlemen AS untuk memberikan sanksi kepada pendukung Hamas.

Para analis mengatakan, hal ini punya efek secara politik di negara yang dukungannya terhadap Palestina sudah lama bersifat bipartisan dan tersebar luas.

Seorang anggota parlemen oposisi bertanya kepada Anwar tentang pendirian Malaysia setelah Dewan Perwakilan Rakyat AS pekan lalu memutuskan untuk memberikan sanksi kepada pendukung Hamas.

“Saya tidak akan menerima ancaman apapun, termasuk ini. Tindakan ini bersifat sepihak dan tidak sah, karena kami adalah anggota PBB hanya mengakui keputusan yang diambil oleh Dewan Keamanan PBB,” kata Anwar.

Malaysia, negara mayoritas Muslim, telah lama mengadvokasi perjuangan Palestina. Negara ini tidak mengakui Israel secara diplomatis dan menyatakan bahwa pengakuan tersebut tidak akan diberikan sampai solusi dua negara terwujud.

Bahkan, ibu kotanya, Kuala Lumpur, sering menjadi tuan rumah konferensi mengenai isu-isu Palestina.

Anwar (76) juga telah melakukan advokasi untuk Palestina sejak masa kuliahnya. Seperti di banyak belahan dunia, serangan balasan Israel di Gaza telah memicu pertemuan massal dan unjuk rasa di Malaysia.

2 dari 3 halaman

Senada dengan Mahathir Mohamad

Mantan PM Malaysia yaitu Mahathir Mohamad juga memberikan pernyataan tegas untuk mendukung perjuangan Palestina, dan menyerukan agar negara-negara lain diam atas apa yang ia sebut sebagai "kejahatan perang Israel".

"Oleh karena itu, Anwar tidak boleh dianggap memiliki pandangan yang lemah pada saat konservatisme agama meningkat di Malaysia," kata Julia Lau dan Francis Hutchinson, peneliti di lembaga ISEAS-Yusof Ishak Institute yang berbasis di Singapura.

Anwar telah dikritik sebelumnya karena tidak mengambil sikap yang lebih tegas terhadap Israel.

Dalam sebuah wawancara tahun 2012, ia mengatakan Malaysia harus "melindungi keamanan pihak [Israel] namun tetap tegas dalam melindungi kepentingan sah rakyat Palestina". Dia kemudian mengatakan pernyataan tersebut konsisten dengan solusi dua negara.

 

3 dari 3 halaman

Anwar Ibrahim Kini Dinilai Lebih Keras

Namun Anwar kini tampaknya mengambil sikap yang lebih keras dalam menanggapi perang Israel-Gaza yang sedang berlangsung.

Dia menolak tekanan Barat untuk mengutuk Hamas, dan menyatakan bahwa kelompok tersebut dipilih oleh warga Gaza untuk memerintah wilayah tersebut.

Pada rapat umum pro-Palestina bulan lalu, ia mengutuk tindakan militer Israel di Jalur Gaza sebagai “puncak barbarisme di dunia ini”.