Liputan6.com, Beijing - Multi entry visa bagi wisatawan dan pebisnis disepakati pada akhir pertemuan Perdana Menteri Australia Anthony Albanese dengan Presiden China Xi Jinping dan Perdana Menteri Li Qiang di Balai Agung Rakyat di Beijing pada Senin (6/11/2023) dan Selasa (7/11).
Dalam pernyataan bersama yang dikeluarkan setelah Albanese meninggalkan negara tersebut, pemerintah Australia dan China menyambut baik kontribusi pertukaran antar masyarakat terhadap hubungan bilateral kedua negara, termasuk meningkatnya pertukaran pelajar, wisatawan, dan pebisnis serta dimulainya kembali dialog tingkat pemimpin yang sempat terhenti.
Baca Juga
Selain pertemuan tahunan antar pemimpin, Australia dan China juga akan melanjutkan dialog antar menteri luar negeri dan ekonomi.
Advertisement
Relasi Australia-China diwarnai keretakan diplomatik yang kemudian meningkat menjadi perang dagang yang merugikan setelah Scott Morrison pada tahun 2020 menyerukan penyelidikan independen mengenai asal usul COVID-19.
Kunjungan Albanese ke China, yang dimulai pada akhir pekan lalu, merupakan yang pertama dilakukan perdana menteri Australia sejak tahun 2016 sekaligus bertepatan dengan peringatan 50 tahun hubungan diplomatik kedua negara.
"Perjalanan ini menandai titik, di mana hubungan bergerak maju, di mana dialog terjadi dengan cara yang saling menghormati, di mana perbedaan dapat didiskusikan dengan cara yang tidak mendefinisikan keseluruhan hubungan," tutur Albanese, seperti dilansir The Guardian, Rabu (8/11).
Bekerja Sama Semaksimal Mungkin
Kepada wartawan, Albanese menuturkan, "Saya sudah mengatakan secara konsisten bahwa kami akan bekerja sama semaksimal mungkin dengan China, kami akan berbeda pendapat jika harus, namun kami akan terlibat dalam kepentingan nasional kami."
"Saya pikir masyarakat akan melihat kunjungan ini sebagai puncak dari kerja keras selama 18 bulan yang dilakukan oleh menteri luar negeri dan anggota pemerintah lainnya, serta anggota pemerintah China, sebagai pendekatan yang sesuai dengan pendekatan kami yang bersabar, berhati-hati, dan terukur dalam memajukan hubungan," tutur Albanese.
Advertisement
Tantangan dalam Hubungan Australia-China
Menteri Luar Negeri Bayangan Australia Simon Birmingham menyambut baik cairnya hubungan diplomatik tersebut. Namun, dia mengatakan pemerintah Albanese perlu tetap berpikiran jernih mengenai tantangan strategis dan lingkungan yang belum berubah terkait China.
Birmingham menggarisbawahi bahwa China terlibat dalam spionase dunia maya dan meluncurkan taktik militer agresif terhadap Filipina di Laut China Selatan. Dia juga mencatat bahwa Xi Jinping baru-baru ini menjamu Vladimir Putin di ibu kota China sebagai perpanjangan lebih lanjut dari persahabatan mereka tanpa batas.
"Jadi ini semua adalah pengingat mengapa kehati-hatian diperlukan, serta banyak aspek ketegangan bilateral yang belum terselesaikan," ujar Birmingham pada Selasa.​