Liputan6.com, Seoul - Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Antony Blinken tiba di Korea Selatan pada Rabu (8/11) malam untuk melakukan diskusi yang berfokus dalam bidang keamanan, di tengah kedekatan Korea Utara dan Rusia di bidang militer.
Ini merupakan kunjungan pertama Blinken ke Korea Selatan sejak Presiden Yoon Suk Yeol menjabat tahun lalu.
Baca Juga
Blinken tiba di Seoul setelah menghadiri pertemuan menteri luar negeri G7 di Jepang dan mengunjungi sejumlah negara di Timur Tengah.
Advertisement
Ia rencananya akan bertemu dengan Menteri Luar Negeri Korea Selatan Park Jin dan diperkirakan melakukan kunjungan kehormatan kepada Yoon.
Sebelumnya, Blinken telah mengungkapkan posisi AS terkait kerja sama militer antara Pyongyang dan Moskow.
"Kami sangat prihatin dengan apa yang diberikan Rusia kepada Korea Utara sebagai imbalan atas senjata dan amunisi yang diperolehnya," kata Blinken di Tokyo.
Negara anggota G7 juga mengecam transfer senjata Korea Utara ke Rusia, dengan mengatakan bahwa hal tersebut melanggar resolusi Dewan Keamanan PBB.
Kim Jong Un dan Vladimir Putin mengadakan pertemuan puncak pada bulan September di timur jauh Rusia, yang kemudian diiikuti pengiriman senjata berulang kali. Seoul mengatakan, Pyongyang telah mengirimkan satu juta peluru artileri untuk melanjutkan perang Moskow di Ukraina dengan imbalan pengetahuan teknologi satelit.
Kendati demikian, bulan lalu Kremlin membantah pihaknya melakukan kiriman senjata ke Korea Utara.
Rusia dan Korea Utara, yang merupakan sekutu bersejarah, sama-sama terkena sanksi global - Moskow karena invasi ke Ukraina, dan Pyongyang karena uji coba senjata nuklir.
Korsel Ingin AS Respons Kedekatan Rusia-Korut
Korea Utara juga berkeinginan untuk menempatkan satelit mata-mata militer ke orbit, setelah gagal dua kali pada tahun ini, sementara kesuksesan besar lainnya kemungkinan terjadi setelah bantuan Moskow, kata Seoul.
"Mengingat pembaruan kerja sama antara Korea Utara dan Rusia, dapat dimengerti bahwa Korea Selatan menginginkan demonstrasi dukungan AS dan penegasan kembali komitmen AS untuk menegakkan sanksi PBB, dan kunjungan ini dirancang untuk mewujudkan hal tersebut," ujar seorang profesor di Seoul National Universitas Benjamin A. Engel kepada AFP.
Kunjungan Blinken akan dilanjutkan dengan kunjungan Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin, seiring Seoul dan Washington meningkatkan kerja sama militer mereka sendiri.
Advertisement
Kerja Sama AS-Korsel Makin Erat
Bulan lalu, pesawat pembom B-52 berkemampuan nuklir AS melakukan pendaratan yang jarang terjadi di Korea Selatan, kurang dari seminggu setelah kapal induk bertenaga nuklir USS Ronald Reagan mengunjungi pelabuhan Korea Selatan.
Kunjungan Blinken adalah “bukti lebih lanjut” dari penguatan aliansi bilateral, kata Leif-Eric Easley, seorang profesor di Universitas Ewha, yang juga menunjuk pada meningkatnya kerja sama Seoul dengan Jepang.
"Washington dan Seoul tidak hanya berkoordinasi secara bilateral mengenai Korea Utara, mereka juga mempersiapkan tanggapan trilateral dengan Tokyo terhadap provokasi Pyongyang berikutnya," kata Easley kepada AFP.
Seoul, yang merupakan eksportir senjata utama, juga diperkirakan mendapat tekanan dari Washington untuk berbuat lebih banyak membantu Ukraina, karena Korea Selatan tetap berpegang pada kebijakan lama yang melarang negara tersebut menjual senjata ke zona konflik aktif.
"Ketika konflik di Timur Tengah dan perang Rusia di Ukraina bergema di seluruh dunia, peningkatan kerja sama aliansi harus semakin berskala global," kata Easley.
Blinken Sempat Kunjungi Turki
Dalam rangkaian perjalanannya sebelum tiba di Seoul, Blinken juga telah mengunjungi Turki.
Di Ankara, Menlu AS Antony Blinken bertemu dengan Menlu Turki Hakan Fidan.
Percakapan antara Blinken dan Hidan berlangsung lebih dari dua setengah jam. Tak ada konferensi pers usai pertemuan mereka.
Sejumlah sumber menyebut pertemuan keduanya berlangsung "konstruktif dan positif".
Dalam kunjungan Blinken ke Ankara, Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan tidak bertemu dengannya. Erdogan justru terlihat sedang minum teh bersama warga lokal di Ayder, lokasi yang hijau dan tentram di kawasan dataran tinggi Laut Hitam.
Advertisement