Liputan6.com, Tokyo - Baru-baru ini dikabarkan bahwa Jepang kembali memiliki pulau baru akibat erupsi gunung berapi.
Dilansir The Guardian, Kamis (9/11/2023), pulau baru milik Jepang itu muncul setelah terjadi letusan gunung berapi bawah laut sejauh 1.200 km di selatan Tokyo.
Daratan baru ini berupa sebuah pulau kecil yang dikatakan para ahli sebagai akibat dari serangkaian letusan sejak bulan Oktober lalu di dekat Pulau Iwoto.
Advertisement
Pulau Iwoto sendiri merupakan bagian dari rangkaian pulau Ogasawara di Pasifik barat.
Profesor Fukashi Maeno dari lembaga penelitian gempa Universitas Tokyo membenarkan bahwa letusan freatomagmatik --yakni sejenis letusan eksplosif akibat interaksi magma dan air yang telah terjadi sekitar satu kilometer dari Iwoto, mengakibatkan terbentuknya daratan baru berdiameter sekitar 100 meter.
Maeno, yang melakukan penerbangan di atas lokasi letusan tersebut pada akhir Oktober, menyaksikan gumpalan asap dan abu setinggi lebih dari 50 meter yang muncul secara periodik beberapa menit selama letusan. Penjelasan ini diungkapkannya pada kantor berita Kyodo.
Tak hanya itu, profesor tersebut juga mengatakan bahwa terdapat bebatuan besar yang melayang di udara dan sejumlah batu apung berwarna cokelat terapung di laut, yang berubah warna tersebut berubah akibat dari letusan gunung berapi ini.
Pulau Iwoto adalah lokasi yang sarat akan sejarah. Ia menjadi saksi salah satu pertempuran paling berdarah dalam Perang Pasifik. Selain itu, gunung di Pulau Iwoto termasuk dalam 111 gunung berapi aktif di Jepang.
Sebelumnya, di dekat pulau ini pernah terjadi peristiwa serupa yakni terbentuknya pulau baru akibat letusan gunung berapi pada tahun 2021 lalu.
Penamaan Pulau Iwoto pernah diubah oleh otoritas Jepang pada tahun 2007. Awalnya pulau itu dikenal dengan nama Iwo Jima.
Aktivitas Magmatik Kembali Terjadi dan Kejadian Serupa di Masa Lalu
Selain itu, wilayah Pulau Iwoto pun dilaporkan kerap kali mengalami semburan aktivitas gunung berapi. Bahkan badan meteorologi Jepang mengungkapkan sebelumnya terdapat pengamatan akan letusan gunung berapi di dekatnya antara bulan Juli dan Desember tahun 2022 lalu dan Juni tahun ini.
Menurut Profesor Maeno, dengan terbentuknya daratan baru tersebut menjadi bukti bahwa terdapat aktivitas magmatik yang kembali terjadi pada kawasan tersebut.
Meskipun pulau-pulau baru ini dapat tumbuh lebih besar atau berubah bentuk seiring berlanjutnya letusan, mereka juga rentan hilang ditelan gelombang.
Sejarah telah mencatat bahwa semua pulau-pulau serupa yang terbentuk pada tahun 1904, 1914, dan 1986 telah lenyap karena erosi.
Kondisi pulau-pulau baru ini yang terbuat dari abu dan pecahan batu akan mengalami kesulitan dalam menahan hantaman gelombang yang terjadi secara terus-menerus.
Namun, aktivitas vulkanik yang berkelanjutan dapat membentuk permukaan yang lebih keras dan tahan lama melalui aliran lava.
Sepuluh tahun lalu tepatnya 2013, terdapat pula aktivitas gunung berapi yang terjadi selama berminggu-minggu lamanya. Akibatnya terbentuk sebuah pulau baru yang menyatu dengan pulau lama.
Bahkan dikabarkan daratan baru tersebut berbentuk mirip seperti anjing kartun terkenal, Snoopy untuk sementara waktu.
Advertisement
Pulau Baru di Jepang, Salah Satunya Diperkirakan Tenggelam oleh Ombak
Menariknya, Jepang pada awal tahun diperkirakan oleh para ahli geografi memiliki sebanyak empat pulau utama serta sekitar 6.000 pulau kecil yang sebagian besar tidak berpenghuni.
Namun setelah menggunakan teknologi pemetaan digital, Otoritas Informasi Geospasial Jepang mengungkapkan bahwa jumlah pulau sebenarnya dua kali lebih banyak yakni mencapai total hingga 14.125 pulau atau 7.273 lebih banyak dari laporan sebelumnya.
Sementara Jepang terus menambah koleksi pulau-pulau baru, kadang-kadang mereka juga kehilangan beberapa dari pulau itu.
Sebagai contoh adalah kejadian hilangnya Esanbe Hanakita Kojima pada tahun 2018 yang terletak sejauh 500 meter di lepas pantai Hokkaido. Pulau ini diperkirakan hilang tenggelam oleh ombak.
Dikabarkan bahwa tidak ada yang menyadari hilangnya pulau ini hingga seorang penulis Hiroshi Shimizu datang ke pulau Esanbe Hanakita Kojima karena hendak menulis sebuah sekuel buku bergambarnya. Buku tersebut akan membahas sejumlah pulau-pulau "tersembunyi" di Jepang.
Jepang Temukan 7.000 Pulau Baru
Sebelumnya di Jepang, para ahli telah mengungkapkan jumlah pulau sebenarnya di negara tersebut menggunakan teknologi.
Teknologi tersebut berperan besar dalam penemuan mengenai ribuan pulau baru di Jepang.
Melansir dari timeout.com, Selasa (28/2/2023), otoritas Informasi Geospasial Jepang baru-baru ini mengungkapkan peta negara yang diperbarui, yang menunjukkan 7.000 pulau baru ditambahkan ke wilayah tersebut. Hal itu menambah jumlah penemuan pulau yang dimiliki Jepang dari 6.852 menjadi 14.125.
Pemetaan terakhir negara itu dilakukan oleh penjaga pantai Jepang pada tahun 1987. Pada saat itu, mereka memutuskan untuk tidak memasukkan pulau yang tidak memiliki keliling lebih dari 100 meter. Ditambah lagi, teknologi yang mereka gunakan tidak bagus dalam membedakan antara kelompok pulau kecil dan pulau besar yang berdiri sendiri, hal ini yang menyebabkan ribuan pulau tidak tercatat secara formal.
Selain itu, banyak lagi pulau yang bermunculan selama bertahun-tahun setelah aktivitas vulkanik di wilayah tersebut.
Peta yang direvisi menggunakan definisi konvensi PBB tentang hukum laut yang dianggap sebagai sebuah pulau. Konvensi tersebut menguraikan bahwa sebuah pulau adalah daerah daratan yang terbentuk secara alami, di kelilingi oleh air, yang berada di atas air pada saat air pasang.
Advertisement