Liputan6.com, Jakarta - Sebuah pesawat pengintai Angkatan Laut Amerika Serikat terbang berputar-putar melakukan pengawasan ketat dan mendapati puluhan penjaga pantai China dan kapal-kapal pendampingnya mengejar dan mengepung kapal-kapal Filipina dalam konfrontasi dan upaya saling kejar-kejaran di Second Thomas Shoal di Laut China Selatan.
Pada puncak konfrontasi empat jam di laut lepas pada Jumat kemarin, sebuah kapal penjaga pantai China menembakkan meriam air ke arah perahu motor Filipina yang mengantarkan makanan dan pasokan lainnya kepada pasukan Filipina di kapal perang yang terdampar dan berkarat yang berfungsi sebagai pos teritorial negara tersebut.
Baca Juga
Tiongkok dengan teguh mempertahankan klaimnya atas seluruh jalur perairan strategis tersebut, bentrok dengan negara-negara tetangganya yang lebih kecil dan menarik perhatian Amerika Serikat, sekutu Manila.
Advertisement
Ada kekhawatiran bahwa konfrontasi yang berulang di Second Thomas Shoal, yang terletak di dalam zona ekonomi eksklusif Filipina yang disetujui PBB namun diklaim oleh Tiongkok dapat memicu konflik bersenjata yang mengadu AS melawan China, dikutip dari laman Arab News, Minggu (12/11/2023).
Para pejabat Filipina mengatakan bahwa mereka tidak akan pernah mengambil langkah apa pun yang dapat memicu konflik yang lebih besar namun tidak akan tergoyahkan dalam membela hak kedaulatan negaranya di Laut China Selatan.
Meskipun ada blokade Tiongkok dan manuver paksaan, kontingen Filipina berhasil mengirimkan pasokan ke segelintir marinir Filipina di atas kapal BRP Sierra Madre dan berangkat tanpa insiden.
Kapal perang Filipina yang disumbangkan oleh AS, telah hancur seiring bertambahnya usia namun masih aktif ditugaskan, yang berarti serangan bersenjata akan dianggap oleh Manila sebagai tindakan perang.
Filipina Tuduh Kapal China Menyusup ke Perairannya, Tiongkok Klaim Itu Kawasannya
Kementerian Luar Negeri Filipina menuduh China menyusup ke perairannya setelah insiden yang melibatkan kapal militer kedua negara di perairan dangkal.
Namun atas kejadiaan ini, ditanggapi oleh China yang melempar balik tuduhan tersebut.
“Tiongkok yang melakukan penyusupan ke perairan Filipina,” kata Kementerian Luar Negeri Filipina dalam sebuah pernyataan, dikutip dari Straits Times, Selasa (7/11/2023).
Filipina dan China sama-sama mengklaim wilayah Scarborough Shoal sebagai wilayahnya. Namun kedaulatannya belum pernah ditetapkan, dan wilayah tersebut tetap berada di bawah kendali Beijing sejak mereka merebut wilayah tersebut dari Manila pada tahun 2012.
DFA mengatakan dangkalan tersebut bernama “Bajo de Masinloc” berada dalam zona ekonomi eksklusif Filipina dan negara tersebut mempunyai hak kedaulatan dan yurisdiksi atas wilayah ini.
“Filipina secara konsisten meminta kapal China di Bajo de Masinloc untuk meninggalkan wilayah tersebut,” kata Kementerian Luar Negeri Filipina.
Pulau yang terletak 200 km dari Filipina ini merupakan bagian dari tuntutan arbitrase yang diajukan Manila di pengadilan internasional.
Pengadilan tersebut memutuskan pada tahun 2016 bahwa klaim Beijing atas 90 persen Laut Cina Selatan tidak memiliki dasar hukum internasional, namun Tiongkok menolak untuk mengakui keputusan itu.
Advertisement
Filipina Klaim Tiongkok Sengaja Tabrak Kapalnya di Laut China Selatan
Konflik kedua belah pihak masih terus terjadi. Pada Oktober 2023, Filipina menyampaikan klaim bahwa kapal penjaga pantai China dengan sengaja menabrak kapal mereka di Laut China Selatan.
Hal ini terjadi ketika hubungan yang memburuk antara sekutu AS di Asia Tenggara tersebut dan Beijing, dikutip dari Reuters.
Kedua belah pihak saling lempar tuduhan setelah insiden sebelumnya pada Minggu (22/10) yang merupakan insiden paling serius yang pernah terjadi di perairan sekitar perairan dangkal Second Thomas, meskipun tidak ada yang terluka.
China mengatakan pada bahwa kapal-kapal Filipina bertabrakan dengan kapal penjaga pantainya dan kapal penangkap ikan Tiongkok yang sedang menangkap ikan di sana.
Pada Senin (23/10), Kedutaan Besar China di Manila mengatakan pihaknya telah mengajukan pernyataan tegas kepada Filipina atas pelanggaran tersebut dan meminta pemerintah Filipina untuk berhenti menyebabkan masalah dan provokasi di laut.
China juga meminta Filipina berhenti mencoreng reputasi Tiongkok dengan tuduhan yang tak berdasar.
Pejabat dari dewan keamanan nasional Filipina, penjaga pantai, kementerian luar negeri, kementerian pertahanan dan angkatan bersenjata mengutuk tindakan penjaga pantai Tiongkok.
Berpihak pada sekutunya, Amerika Serikat secara resmi menyatakan keprihatinannya dalam sebuah pernyataan yang menurut Kementerian Luar Negeri Tiongkok mengabaikan fakta.
Penasihat keamanan nasional AS Jake Sullivan, dalam panggilan telepon dengan rekannya dari Filipina Eduardo Ano pada hari Senin, menegaskan kembali dukungan AS untuk Manila setelah insiden tersebut, dan menyebut tindakan maritim Tiongkok “berbahaya dan melanggar hukum,” menurut Gedung Putih.