Sukses

Hassan Wirajuda Terima Penghargaan Tertinggi Pemerintah Jepang

Mantan Menlu RI Hassan Wirajuda menerima penghargaan Grand Cordon of the Order of the Rising Sun.

Liputan6.com, Tokyo - Mantan Menteri Luar Negeri RI Noer Hassan Wirajuda menerima penghargaan the Grand Cordon of the Order of the Rising Sun dari pemerintah Jepang. Penghargaan itu merupakan yang tertinggi dari pemerintah Negeri Sakura. 

Berdasarkan laporan KBRI Tokyo, Minggu (12/11/2023),  Dr. Noer Hassan Wirajuda yang didampingi sang istri, Bernadetta Febriana, menerima penganugerahan bintang tanda jasa tertinggi pemerintah Jepang: The Grand Cordon of the Order of the Rising Sun.

Penghargaan itu diberikan langsung dari Kaisar Naruhito di Istana Kekaisaran Tokyo, Jepang pada Rabu, 8 November 2023.

Hassan Wirajuda merupakan menlu RI di era Presiden Megawati Soekarnoputri dan Susilo Bambang Yudhoyono. 

Pemerintah Jepang dalam keterangan resminya menilai, Hassan Wirajuda saat menjabat Menteri Luar Negeri di era kepemimpinan Presiden Megawati Soekarnoputri pada 2001 dan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada 2004, terus berupaya meningkatkan hubungan Jepang – Indonesia, sebagai pemimpin otoritas diplomasi Indonesia.

“Dalam masa jabatan tersebut, Bapak Hassan Wirajuda berkontribusi besar dalam mendorong hubungan persahabatan kedua negara. Termasuk dalam peningkatan hubungan kedua negara menjadi kemitraan strategis,” seperti dikutip pada situs resmi Kedutaan Besar Jepang di Indonesia.

Hassan Wirajuda menyorot kemitraan strategis Indonesia – Jepang merupakan pondasi kuat hubungan erat kedua negara sejak 2006. Ia menilai hubungan Jepang dengan Indonesia lebih erat ketimbang negara-negara lain di kawasan.

"Strategic partnership menjadi peletak dasar atau pondasi yang kuat bagi hubungan kita dengan Jepang. Dibandingkan dengan negara-negara lain di kawasan ini, sebetulnya kita telah mempunyai hubungan yang jauh ke belakang, termasuk kerja sama pembangunan yang sangat erat," ujar Hassan Wirajuda.

2 dari 3 halaman

Keberhasilan Kolektif Diplomasi Indonesia

Hassan Wirajuda turut menegaskan bahasa penghargaan the Grand Cordon of the Order of the Rising Sun  bukan semata capaian individu melainkan berkat keberhasilan kolektif dalam diplomasi Indonesia.

“Saya menghargai penghargaan ini bukan hanya semata usaha pribadi. Diplomasi adalah seperti sebuah orkestra, suatu kegiatan bersama. Penghargaan ini juga berarti penghargaan untuk semua elemen dalam diplomasi kita. Baik oleh kedua negara maupun antar masyarakat,” pungkasnya.

Hassan meyakini semakin kuatnya kerja sama Indonesia - Jepang sebagaimana yang disampaikan langsung Kaisar Jepang Naruhito kepada dirinya usai penganugerahan penghargaan.

“Kaisar berjalan mengulurkan tangan, menyalami saya dan berbicara panjang kepada saya menyampaikan penghargaan dan terima kasih atas terjalinnya hubungan yang sangat erat antara Indonesia dengan Jepang. Kaisar juga berbicara soal kunjungannya ke Indonesia,” kisah Hassan Wirajuda.

 

3 dari 3 halaman

Geopolitik di Asia Timur

Terkait isu geopolitik, Hassan Wirajuda memastikan Indonesia berada pada posisi penting bagi pemajuan kerja sama di kawasan. Indonesia dan seluruh negara di Asia Timur menurutnya berada pada titik sentral mengingat adanya pergeseran geopolitik dibanding situasi pada masa 40 tahun perang dingin. Hal ini menurutnya menawarkan banyak peluang dengan memajukan dialog di Kawasan.

“Kawasan Asia Timur menjadi pusat dari percaturan politik dunia, setelah terjadinya pergeseran geopolitik dan geoekonomi dari Eropa ke Asia khususnya Asia Timur. Karena itu makin diperlukan kerja sama kita dengan Jepang dan negara-negara di Asia Timur bagian utara. Khususnya melalui proses bilateral antara Indonesia dengan Jepang, Korea (Selatan) dan Tiongkok termasuk juga komunitas ASEAN dengan tiga negara itu. Saat dunia berbicara tentang kawasan Indo Pasifik maka ASEAN yang memiliki peran sentral. Sentrality of ASEAN in Indo-Pacific,” terangnya.

Pergeseran geopolitik dinilainya menawarkan peluang luar biasa bagi Indonesia dan negara-negara Asia Timur. Akan tetapi, perlu juga diperhatikan adanya berbagai tantangan di depan mata yang perlu diwaspadai.

“Misalnya dengan terjadinya ketegangan antara kedua negara adikuasa, Amerika dengan Tiongkok. Oleh karena itu diharapkan juga upaya membangun kerja sama yang sudah terjalin baik melalui strategic partnership seperti ASEAN +3 dan sebagainya yang harus kita perkuat. Saya dalam berbagai kesempatan senantiasa mendorong negara-negara seperti Indonesia, Jepang, Korea Selatan, dan ASEAN mengedepankan kekuatan dialog. Dikhawatirkan dengan tidak adanya dialog atau direct communication antara kedua negara adikuasa yang berseteru dapat menjadi konflik terbuka. Dan itu merugikan kita semua,” tutup Utusan Tetap Indonesia untuk Perserikatan Bangsa-Bangsa di Jenewa ke-10 periode Desember 1998 – Juli 2000.