Liputan6.com, Jakarta - Indonesia-China Silk and Belt Road in Marine Research telah berkolaborasi selama 10 tahun. Kepala Organisasi Riset Kebumian dan Maritim BRIN, Prof Ocky Karna Radjasa, menyebut bahwa kerjasama yang disebut BRIN (Badan Riset dan Inovasi Nasional) - IOCAS (Institute of Oceanology Chinese Academy of : IMPOLSE (Indonesian Maritime and Scientific Expedition) 2023 ini merupakan kelanjutan dari ekspedisi sebelumnya.
"Jadi apa yang dilakukan terkait dengan ekspedisi ini adalah terkait dengan sumber daya hayati dan non-hayati yang kita miliki sebagai bagian dari kerja sama selama 10 tahun. Dan saat ini, kami melibatkan Badan Geologi dengan melibatkan kapal riset Geomarin III yang kami gunakan sebagai platform kerja sama ini, untuk tahun ini," jelas Prof Ocky pada 15 November 2023 di JITC 2 Tanjung Priok.
Baca Juga
Tujuan ekspedisi ini adalah untuk mengeksplorasi sumber daya hayati dan non-hayati yang telah menjadi bagian dari kerja sama bilateral selama satu dekade.
Advertisement
Pihak BRIN bersama BBSPGL (Balai Besar Survei dan Pemetaan Geologi Kelautan), melibatkan kapal riset Geomarine III sebagai platform utama dalam ekspedisi ini.
“Jadi saya ucapkan terima kasih kepada Bapak Kepala Badan Geologi yang sudah berkenan mendukung kami dengan memperbolehkan, memanfaatkan kapal Geomarin III ini,” lanjutnya.
Dalam ucapan terima kasih kepada Kepala Badan Geologi atas dukungannya, Prof Ocky menekankan pentingnya mempelajari kekayaan hayati laut Indonesia yang belum sepenuhnya terungkap, terutama di kedalaman laut yang mencapai lebih dari 200 meter.
Dalam ekspedisi yang berlangsung selama 35 hari ini, sekitar 30 peneliti dari China dan Indonesia bergabung.
Pencapaian Kerja Sama Selama 10 Tahun
Prof Ocky juga menyoroti pencapaian selama 10 tahun kerja sama sebelumnya, termasuk pengumpulan data yang kian akurat, diseminasi melalui konferensi dan publikasi internasional, serta peningkatan kapasitas generasi muda di bidang maritim.
“Ya kalau merujuk pada kerja sama selama 10 tahun, ya paling tentu kita sudah ada hasil. Yang pertama pengumpulan data-data yang makin akumulatif, yang kedua terkait dengan diseminasi melalui konferensi, melalui publikasi internasional. Dan yang paling penting seperti yang disampaikan IOCAS adalah, menguatkan generasi muda maritim untuk kedepan,” ujar Prof Ocky.
“Ini yang akan kita perjuangkan, dan kolaborasi antara kedua belah pihak jadi melibatkan anak muda dan peneliti muda yang berasal dari China maupun BRIN," pungkasnya.
Advertisement
Para Peneliti Bertugas Selama 35 Hari
Menanggapi hal ini, DR. P. Hadi Wijaya dari Badan Geologi menjelaskan bahwa kapal Geomarin III akan melintasi Selat Makassar, Maluku, dan Nusa Tenggara Timur dalam periode 35 hari.
Dalam kerja sama dengan BRIN, mereka akan mencapai total ekspedisi menjadi 210 hari untuk tahun 2023, menunjukkan efektivitas eksplorasi yang lebih luas.
“Dan kapal Geomarin III ini durasinya 30 hari (dalam kegiatan ini 35 hari), untuk kapasitas jumlah total personel 51 orang dan alhamdulillah pada hari ini (Rabu) dengan kerjasama dengan BRIN ini, dengan tambahan 35 hari kemungkinan kita akan survei selama 210 hari total pada tahun ini, jadi efektif," ungkap Hadi.
Alat-alat Berasal dari BRIN dan China
Sementara itu, Dr. Ir. Muhammad Wafid A.N., M.Sc., sebagai Plt. Kepala Badan Geologi, menyoroti fasilitas kapal yang dilengkapi dengan peralatan geofisika, geologi, dan asonografi dari BRIN dan China. Kapal ini menjadi multipurpose, tidak hanya untuk sumber daya manusia tetapi juga infrastruktur negara.
“Fasilitasnya kita akan menggunakan peralatan geofisika, dan geologi, dan oseanografi, dan peralatan utamanya dari BRIN dan China,” kata Wafid.
Dengan kolaborasi ini, harapan untuk mendapatkan pemahaman yang lebih mendalam tentang kekayaan hayati laut Indonesia semakin nyata, sambil memperkuat kolaborasi antara generasi muda peneliti dari kedua negara.
Advertisement