Sukses

Kanada Ingatkan Israel Perang Ada Aturannya, Netanyahu Tegur Trudeau: Hamas yang Harus Bertanggung Jawab

Tragedi kemanusiaan yang terjadi di Gaza, kata PM Kanada Justin Trudeau, sangat menyayat hati, terutama penderitaan yang terjadi di dalam dan sekitar Rumah Sakit al-Shifa.

Liputan6.com, Ottawa - Benjamin Netanyahu "menegur" perdana menteri Kanada via media sosial pada Selasa (14/11/2023) malam, setelah didesak melindungi kehidupan warga sipil di tengah perang di Jalur Gaza.

Justin Trudeau menuturkan bahwa dunia sedang menyaksikan pembunuhan terhadap perempuan, anak-anak hingga bayi dan hal ini harus dihentikan.

"Tragedi kemanusiaan yang terjadi di Gaza sangat menyayat hati, terutama penderitaan yang kita lihat di dalam dan sekitar Rumah Sakit al-Shifa," kata Trudeau seperti dilansir CBC, Kamis (16/11).

Al-Shifa, rumah sakit terbesar di Jalur Gaza menjadi titik konflik sejak akhir pekan lalu ketika pasukan Israel mengepung fasilitas medis tersebut.

Israel mengklaim bahwa pihaknya bersedia mengizinkan staf dan pasien untuk dievakuasi, namun pihak Palestina mengakui penembakan terus terjadi dan terlalu berbahaya untuk memindahkan pasien yang paling rentan. WHO telah menyatakan bahwa al-Shifa tidak lagi berfungsi sebagai rumah sakit menyusul habisnya bahan bakar, menyebabkan satu per satu pasien meninggal.

Operasi yang tepat dan ditargetkan terhadap sasaran Hamas di area tertentu di al-Shifa, sebut Israel, dilakukan pada Rabu (15/11) pagi. Namun, tidak ada rincian lebih lanjut, sementara Israel menggarisbawahi pihaknya mengambil langkah-langkah untuk menghindari kerugian terhadap warga sipil.

"@JustinTrudeau Bukan Israel yang dengan sengaja menargetkan warga sipil tetapi Hamas yang memenggal, membakar, dan membantai warga sipil dalam kengerian terburuk yang dilakukan terhadap orang Yahudi sejak Holocaust. Sementara Israel melakukan segalanya untuk menjaga warga sipil dari bahaya, Hamas melakukan segalanya untuk membuat mereka dalam bahaya. Israel menyediakan koridor kemanusiaan dan zona aman bagi warga sipil di Gaza, Hamas mencegah mereka meninggalkan Gaza dengan todongan senjata. Hamas, bukan Israel yang harus bertanggung jawab karena melakukan kejahatan perang ganda – menargetkan warga sipil sambil bersembunyi di belakang warga sipil," tulis Netanyahu di X alias Twitter.

Israel menuduh Hamas menggunakan rumah sakit sebagai perlindungan bagi pasukannya. Tidak hanya itu, mereka juga mengklaim bahwa Hamas telah mendirikan pusat komando utama di dalam dan di bawah al-Shifa, namun Israel tidak menyertakan bukti atas pernyataannya.

Hamas dan manajemen Rumah Sakit al-Shifa membantah keras tuduhan Israel.

"Saya sudah jelas bahwa harga keadilan tidak bisa berupa penderitaan yang terus-menerus bagi seluruh warga sipil Palestina. Bahkan perang pun ada aturannya," kata Trudeau di sebuah acara di Vancouver pada Selasa.

2 dari 3 halaman

Pengendalian Diri Maksimal

 

Trudeau turut mendesak Israel agar menerapkan pengendalian diri maksimal dalam mencegah hilangnya nyawa warga sipil.

Perang Hamas Vs Israel terbaru dimulai setelah kelompok militan itu menyerang Israel selatan pada 7 Oktober, menewaskan setidaknya 1.200 orang, dan menyandera lebih dari 200 orang.

Di lain sisi, Trudeau mengatakan Hamas perlu berhenti menggunakan warga Palestina sebagai tameng manusia dan membebaskan semua sandera segera dan tanpa syarat.

Kanada sendiri telah menetapkan Hamas sebagai organisasi teroris selama lebih dari 20 tahun.

Trudeau menegaskan pula bahwa kekerasan harus segera dihentikan.

"Sehingga warga Palestina bisa mendapatkan akses terhadap layanan medis, makanan, bahan bakar, dan air yang bisa menyelamatkan nyawa, sehingga semua sandera bisa dibebaskan, sehingga semua warga Kanada dan warga negara lainnya bisa meninggalkan Gaza," tegas Trudeau.

Pemerintah Kanada telah menghadapi tekanan yang meningkat di dalam negeri untuk menyerukan gencatan senjata dalam upaya untuk mengevakuasi warga sipil dengan aman dan memberikan bantuan kemanusiaan.

3 dari 3 halaman

356 Warga Kanada Berhasil Dievakuasi dari Gaza

Kantor Urusan Kanada mengatakan pada Selasa bahwa pihaknya menjaga kontak dengan 390 warga Kanada, penduduk tetap, dan anggota keluarga mereka yang memenuhi syarat di wilayah Palestina yang dilanda perang.

Sejauh ini, 356 warga Kanada dan keluarga mereka telah berhasil keluar dari Jalur Gaza, termasuk 10 orang pada Senin (13/11).

"Kami bekerja siang dan malam untuk menyelamatkan warga Kanada yang tersisa di Gaza," kata Menteri Luar Negeri Kanada Melanie Joly.

Kanada pun terlibat dalam upaya mengamankan kembalinya sandera yang diculik Hamas.

Julie Sunday, pejabat senior baru Kanada untuk urusan penyanderaan, berada di Qatar untuk melakukan negosiasi. Dia baru-baru ini juga berada di Israel dan Mesir sebagai bagian dari misinya untuk membantu memfasilitasi pembebasan sandera Israel.

Adapun Vivian Silver asal Kanada, seorang berkewarganegaraan ganda yang sebelumnya diyakini telah disandera, dipastikan tewas dalam serangan Hamas pada 7 Oktober. Sementara itu, satu warga Kanada dilaporkan masih berstatus hilang.