Sukses

Israel Izinkan 140.000 Liter Bahan Bakar Masuk Gaza, tapi Hanya Dua Hari Sekali

Dari jumlah yang diizinkan, 120.000 liter akan dialokasikan ke Badan PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA) untuk kemudian dicadangkan bagi operasional penyaluran bantuan kemanusiaan, desalinisasi air, pemompaan sumur dan limbah, pembuangan limbah padat, toko roti, hingga rumah sakit.

Liputan6.com, Tel Aviv - Setelah lebih dari sebulan melakukan blokade total terhadap Gaza, Israel pada Jumat (17/11/2023) setuju mengizinkan 140.000 liter atau sekitar 37.000 galon bahan bakar masuk ke wilayah tersebut setiap dua hari sekali demi kebutuhan kemanusiaan.

Melansir AP, Sabtu (18/11), bahan bakar tersebut akan dikirim ke depot bahan bakar di sisi perbatasan Gaza dari Rafah dan didistribusikan dari sana. Dari jumlah yang diizinkan, 120.000 liter akan dialokasikan ke Badan PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA) untuk kemudian dicadangkan bagi operasional penyaluran bantuan kemanusiaan, desalinisasi air, pemompaan sumur dan limbah, pembuangan limbah padat, toko roti, hingga rumah sakit.

Adapun 20.000 liter lainnya akan digunakan untuk generator penyedia telekomunikasi Palestina, Paltel, demi menjaga jaringan komunikasi di Jalur Gaza.

Israel telah mendapat tekanan kuat dalam beberapa hari terakhir untuk mengizinkan masuknya bahan bakar, baik secara terbuka dari kelompok bantuan hingga PBB maupun dari belakang layar termasuk oleh pejabat Amerika Serikat (AS).

AS dilaporkan mengintensifkan upayanya pekan ini. Menurut penasihat keamanan nasional Israel Tzachi Hanegbi kabinet perang Israel akhirnya menyetujui permintaan tersebut pada Kamis (16/11).

"Jika terjadi epidemi maka pertempuan akan dihentikan. Jika terjadi krisis kemanusiaan dan protes internasional, kami tidak akan dapat melanjutkan pertempuran dalam kondisi seperti itu," tutur Hanegbi, seperti dilansir kantor berita NPR.

Seorang pejabat Kementerian Luar Negeri AS yang berbicara secara anonim mengatakan bahwa pengiriman bahan bakar dapat dimulai secepatnya pada Sabtu.

2 dari 3 halaman

PBB: Jumlah Bahan Bakar yang Diizinkan Jauh dari yang Dibutuhkan

"Jumlah 140.000 liter tersebut jelas hanya sedikit dari jumlah bahan bakar yang kita butuhkan," kata juru bicara PBB Stephane Dujarric pada Jumat.

Israel sebelumnya memblokir pengiriman bahan bakar karena mengklaim Hamas dapat mencurinya untuk keperluan operasional mereka. Hamas telah membantah keras mencuri bahan bakar yang dimaksudkan untuk kebutuhan kemanusiaan.

Habisnya cadangan bahan bakar di Gaza membuat "roda kehidupan" ikut tersendat menyusul terhentinya pengiriman bantuan lain, termasuk makanan dan obat-obatan.

"Saya percaya bahwa sangat keterlaluan jika lembaga-lembaga kemanusiaan terpaksa mengemis bahan bakar dan kemudian terpaksa memutuskan siapa yang akan kami bantu atau tidak, ketika ada populasi besar yang berada dalam situasi yang bisa menyelamatkan nyawa," tegas Komisaris Jenderal UNRWA Philippe Lazzarini pada Kamis.

Pemadaman layanan telepon dan internet yang berulang kali juga telah menghambat upaya kemanusiaan, kata kelompok bantuan kepada NPR, selain menghalangi warga Palestina di Gaza menghubungi keluarga mereka baik di dalam maupun di luar Gaza.

3 dari 3 halaman

Bahan Bakar Kebutuhan Dasar di Gaza

Invasi darat Israel terfokus di bagian utara Gaza, khususnya wilayah sekitar Kota Gaza, tempat ratusan ribu warga Palestina diperkirakan masih berlindung. Serangan udara Israel dilaporkan terus melanda wilayah tersebut.

"Kami membutuhkan bahan bakar untuk memastikan staf dan pekerja pendukung kemanusiaan kami dapat berpindah dari satu tempat ke tempat lain. Jika kami tidak memiliki bahan bakar, kami tidak dapat melakukan hal tersebut," kata Direktur Eksekutif UNICEF Catherine Russell kepada NPR.

"Bahan bakar mempunyai banyak manfaat. Menggerakkan generator, yang kita perlukan untuk inkubator di rumah sakit. Penting bagi upaya sanitasi air."

Sejak 7 Oktober, hari di mana serangan Hamas ke Israel selatan menewaskan 1.200 warga Israel dan menyandera lebih dari 200 orang, kampanye militer Israel di Gaza menurut media lokal telah menewaskan setidaknya 12.000 orang. Jumlah tersebut mencakup setidaknya 5.000 anak-anak dan 3.300 perempuan.

Terdapat lebih dari 3.750 orang hilang, termasuk 1.800 anak-anak yang diyakini masih berada di bawah reruntuhan. Setidaknya 200 staf medis tewas, termasuk dokter, perawat dan anggota pertahanan sipil. Disebutkan pula bahwa 41 jurnalis tewas.