Liputan6.com, Goma - Tragedi pesawat jatuh yang memakan korban jiwa terjadi di Republik Demokratik (RD) Kongo hari ini empat tahun yang lalu.
"Sedikitnya 27 orang tewas setelah pesawat penumpang jatuh dan menghantam rumah-rumah di Kota Goma, bagian timur Republik Demokratik Kongo," kata pejabat setempat seperti dikutip dari BBC.
Baca Juga
Korban termasuk sembilan orang dari satu keluarga yang berada di salah satu rumah yang terkena dampak di area Mapendo.
Advertisement
Pesawat kecil itu jatuh segera setelah lepas landas dari bandara kota itu pada hari Minggu pagi, 24 November 2019. Penyebab jatuhnya pesawat masih belum jelas saat itu.
Melansir dari BBC, pejabat menyatakan pesawat tersebut membawa 17 penumpang dan dua awak pesawat.
Kecelakaan udara cukup sering terjadi di Republik Demokratik Kongo, karena standar keselamatan yang rendah dan kurangnya pemeliharaan, sehingga semua maskapai komersial negara itu dilarang beroperasi di Uni Eropa.
Apa yang diketahui tentang bencana udara ini?
Pesawat Dornier-228 bermesin ganda turboprop, dimiliki oleh maskapai swasta Busy Bee, jatuh sekitar satu menit setelah lepas landas, kata sumber di bandara Goma kepada BBC.
Pesawat seharusnya terbang ke Beni, sejauh 350 km (220 mil) di utara Goma.
Saksi, Djemo Medar, mengatakan ia melihat pesawat "berputar tiga kali di udara dan mengeluarkan banyak asap".
"Ketika pesawat jatuh, banyak dari kita bergegas ke sana, kita kenal pilotnya, namanya Didier; dia berteriak 'Tolong saya, tolong saya', tetapi kita tidak bisa mendekatinya karena api begitu besar," katanya kepada kantor berita Reuters.
Sumber menyebutkan pesawat mengalami kegagalan mesin tepat setelah lepas landas, laporan Emery Makumeno BBC dari ibu kota, Kinshasa.
Belum diketahui berapa banyak warga yang berada di rumah mereka saat pesawat jatuh.
Gubernur wilayah Kivu Utara, Nzanzu Kasivita, menyampaikan belasungkawa kepada keluarga korban dan mereka yang selamat.
Pesawat Jatuh di Pantai California, Eks Wali Kota Tewas
Insiden menyangkut pesawat juga pernah terjadi pada akhir tahun 2022.
Kecelakaan pesawat dilaporkan terjadi di California, Amerika Serikat (AS). Satu orang dikabarkan meninggal dunia akibat insiden tersebut.
"Seorang mantan wali kota Santa Monica, California, meninggal setelah sebuah pesawat kecil jatuh dan terbalik di sebuah pantai di komunitas pesisir California," kata pihak berwenang seperti dikutip dari Associated Press (AP), Sabtu (24/12/2022).Â
Rex Minter adalah penumpang Cessna bermesin tunggal yang lepas landas dari Bandara Santa Monica pada Kamis 22 Desember sekitar pukul 03.00 sore dalam perjalanan ke Malibu. Sementara sang pilot dibawa ke rumah sakit.
Kota Santa Monica dan wali kota saat ini, Gleam Davis secara terpisah mengkonfirmasi kematian Minter.
Menurut rekaman penerbangan pesawat jatuh itu, pilot melaporkan masalah mesin dan mencoba kembali ke bandara tetapi kemudian memutuskan untuk melakukan pendaratan darurat, lapor KCBS-TV.
Dalam rekaman yang diputar di KTTV-TV, pengawas lalu lintas udara memperingatkan pilot bahwa "pendaratan di pantai akan menjadi risiko Anda sendiri".
"Saya berharap saya punya pilihan lain," jawab pilot.
Rekaman video yang beredar menunjukkan pesawat turun untuk mendarat di pantai tetapi menabrak air di garis pantai dan terbalik di selatan Dermaga Santa Monica.
Petugas pemadam kebakaran mengeluarkan dua orang dari pesawat, salah satunya mengalami serangan jantung, kata pihak berwenang.
Minter terpilih menjadi anggota Dewan Kota Santa Monica pada tahun 1955 dan menjabat sebagai wali kota antara tahun 1963 dan 1967, kemudian menjabat sebagai jaksa kota untuk Arcadia dan sebagai hakim Pengadilan Tinggi Wilayah Los Angeles, demikian pernyataan di situs web kota tersebut.
Davis mengatakan dalam sebuah twit bahwa dia telah menyampaikan belasungkawa kepada keluarga Minter.
Advertisement
Beredar Video Kecelakaan Pesawat di Nepal, 68 Orang Meninggal
Bergeser ke awal tahun 2023, insiden serupa juga pernah terjadi.
Beredar rekaman video pesawat yang jatuh dekat kota Pokhara, Nepal, pada Minggu (15/1). Sebanyak 68 orang sudah dinyatakan tewas dalam kecelakaan pesawat tersebut, termasuk bayi.
Pada video tersebut, seorang warga tampak merekam pesawat yang menukik jatuh ke pemukiman dan terdengar jeritan histeris warga.
Dilansir CNN, Senin (16/1/2023), pesawat ATR 72 yang kecelakaan itu dioperasikan oleh Yeti Airlines. Jumlah kru pesawat ada empat orang.
Otoritas penerbangan Nepal menyebut pesawat membawa 72 orang yang terdiri dari 37 laki-laki, 25 perempuan, tiga anak kecil, dan tiga adalah anak bayi.
Kecelakaan ini merupakan yang paling mematikan dalam lebih dari 30 tahun terakhir di Nepal.
Pencarian dihentikan pada malam hari dan dilanjutkan Senin pagi ini. Pemerintah menetapkan Senin ini sebagai hari libur untuk berduka atas para korban.
Sebanyak 53 penumpang dan semua kru pesawat adalah orang Nepal. Ada pula orang asing, yakni lima orang India, empat orang Rusia, dua orang Korea, dan terdapat juga warga Australia, Argentina, Prancis, dan Irlandia.
Pesawat terbang dari Kathmandu menuju Pokhara, kota paling ramai kedua di Nepal. Pokhara merupakan pintu masuk ke Himalaya.
Pesawat dilaporkan hilang kontak dengan bandara Pokhara sekitar pukul 10.50 pagi waktu setempat, 18 menit setelah lepas landas. Kemudian, pesawat itu jatuh dekat sungai Seti.
Pemerintah telah membentuk komite khusus untuk menyelidiki tragedi ini.Â
Perdana Menteri Nepal Pushpa Kamal Dahal telah menyatakan berduka atas tragedi ini. Ia juga meminta agar semua personel, lembaga pemerintah, dan publik untuk melakukan penyelamatan yang efektif. Pemerintah Rusia, India, dan Australia juga menyatakan dukacita.
Pesawat Jatuh di Malaysia, Hantam Jalan Raya dan Tewaskan 10 Orang
Pada bulan Agustus 2023, peristiwa pesawat jatuh lagi yang terjadi.
Sedikitnya 10 orang tewas setelah sebuah pesawat jatuh di jalan raya di utara Kuala Lumpur, Malaysia, pada Kamis (17/8/2023).
"Pesawat yang membawa enam penumpang dan dua awak pesawat itu berangkat dari Bandara Internasional Langkawi menuju Bandara Sultan Abdul Aziz Shah (Subang)," kata Otoritas Penerbangan Sipil Malaysia (CAAM) seperti dilansir CNN.
"Kontak pertama yang dilakukan pesawat dengan Menara Pengawas Lalu Lintas Udara Subang terjadi pada pukul 14.47 waktu setempat dan izin pendaratan diberikan pada pukul 14.48."
Pernyataan yang sama kemudian menyebutkan, "Pada pukul 14.51 waktu setempat, menara pengawas mengamati asap yang berasal dari lokasi kecelakaan tetapi tidak ada panggilan mayday yang dilakukan oleh pesawat."
Pesawat itu dilaporkan menabrak sebuah mobil dan sepeda motor, mengakibatkan masing-masing pengemudi tewas.
Menteri Transportasi Anthony Loke mengatakan penyelidikan sedang berlangsung terkait penyebab kecelakaan pesawat.
"Tidak ada yang selamat dari kecelakaan itu," katanya dalam konferensi pers.
Advertisement