Sukses

Israel Klaim Rilis Rekaman CCTV Para Sandera Dibawa ke RS Al-Shifa di Gaza

Israel mengklaim sebuah rekaman CCTV menunjukkan para sandera dibawa ke rumah sakit Gaza.

Liputan6.com, Gaza - Israel mengklaim sebuah rekaman CCTV menunjukkan para sandera dibawa ke rumah sakit Gaza.

Militer Israel merilis rekaman yang menunjukkan para sandera dibawa ke rumah sakit terbesar di Gaza, RS Al-Shifa setelah serangan mematikan Hamas pada 7 Oktober.

Seorang juru bicara militer mengatakan salah satu dari mereka – seorang tentara – terbunuh di sana.

Kopral Noa Marciano, 19, tewas setelah dibawa ke RS Al-Shifa dengan luka ringan, katanya.

"Pagi ini kami memberi informasi kepada keluarga Noa bahwa menurut temuan kami, dia diculik di rumah persembunyian dekat Al-Shifa,” kata Laksamana Muda Daniel Hagari, kepala juru bicara IDF kepada wartawan seperti dikutip dari BBC, Senin (20/11/2023).

"Selama serangan udara IDF di daerah tersebut, Hamas yang menahan Noa terbunuh dan dia terluka dalam serangan udara tersebut, namun bukan cedera yang mengancam nyawa. Noa dibawa ke dalam rumah sakit Shifa, di mana dia dibunuh oleh teroris Hamas lainnya."

Hamas sebelumnya mengklaim Marciano tewas dalam serangan udara Israel, yang menurut IDF terjadi pada 9 November.

Laksamana Muda Hagari kemudian memutar rekaman CCTV yang menurutnya berasal dari pagi hari tanggal 7 Oktober - hari di mana Hamas melancarkan serangan mendadak ke Israel selatan yang menewaskan 1.200 warga Israel dan lebih dari 240 orang disandera.

Video tersebut menunjukkan dua sandera dibawa ke rumah sakit, yang terbesar dan paling modern di Gaza.

Orang-orang bersenjata terlihat dalam video CCTV yang bertanggal 7 Oktober. Salah satu sandera tampaknya melawan - yang lain dibawa ke atas tandu.

IDF berada di bawah tekanan untuk membuktikan klaimnya bahwa Hamas mengoperasikan pusat komando yang luas di bawah kompleks medis yang luas di utara wilayah tersebut.

Menanggapi video yang dirilis Israel, kementerian kesehatan yang dikelola Hamas di Gaza menyatakan belum dapat memastikan keaslian video tersebut.

Kementerian juga mengatakan bahwa Israel-lah yang bertanggung jawab penuh atas kemerosotan dan runtuhnya layanan kesehatan di Gaza.

 

2 dari 4 halaman

Klaim Video Terowongan di RS Al-Shifa

Sebelumnya, IDF merilis video yang menunjukkan terowongan 10 m (33 kaki) di bawah tanah sepanjang 55 m hingga pintu yang tertutup dan diperkuat.

Dikatakan bahwa hal ini sekarang menjadi bagian dari bukti yang “dengan jelas membuktikan” banyak bangunan di kompleks rumah sakit telah “digunakan oleh Hamas sebagai kedok infrastruktur dan kegiatan teroris”.

Israel mengatakan sebuah terowongan ditemukan di lokasi yang diklaim sebagai pusat komando Hamas. Hamas membantah hal itu.

BBC belum dapat memverifikasi video yang disajikan pada konferensi pers Pasukan Pertahanan Israel (IDF) pada hari Minggu.

Video terbaru ini belum menjadi bukti yang dijanjikan mengenai operasi besar dan rumit yang digambarkan dalam simulasi komputer yang dirilis IDF sebelumnya yang menunjukkan seperti apa bentuk pangkalan bawah tanah Hamas di al-Shifa.

AS mengatakan pihaknya juga memiliki informasi intelijen bahwa Hamas telah menggunakan rumah sakit di Jalur Gaza, termasuk al-Shifa, sebagai pusat komando dan gudang senjata.

Israel telah mengutip intelijen AS untuk mendukung klaim mereka mengenai keberadaan markas besar di kompleks tersebut, namun penggunaan istilah "simpul" oleh Amerika mungkin menunjukkan operasi yang lebih kecil.

Israel yakin mereka sedang membangun kasus yang kredibel dan ingin memberikan bukti ketika mereka menemukannya.

 

3 dari 4 halaman

Sekutu Mendukung, Tapi Gelisah Atas Dampak Serangan Israel Terhadap Warga Sipil

Meskipun sekutu-sekutu Israel mendukung kampanye pembalasan militernya, yang dikatakan bertujuan untuk melenyapkan Hamas, mereka menyatakan kegelisahannya atas dampak serangan tersebut terhadap warga sipil.

Kementerian Kesehatan yang dikelola Hamas mengatakan jumlah korban tewas di Gaza sejak saat itu telah mencapai 12.300 orang. Lebih dari 2.000 orang dikhawatirkan terkubur di bawah reruntuhan.

Pemerintahan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu juga mendapat tekanan dari keluarga para sandera. Mereka ingin dia berbuat lebih banyak untuk membebaskan orang-orang yang ditahan oleh Hamas.

Pada Sabtu 18 November, pengunjuk rasa yang menyerukan pemerintah Israel untuk memprioritaskan pembebasan sandera berjalan dari Tel Aviv ke Yerusalem sebelum mengadakan demonstrasi di luar kediaman Netanyahu.

Namun, perdana menteri tampaknya tidak terpengaruh dengan misinya.

Dia mengatakan tujuan pertamanya dalam perang ini adalah menghancurkan Hamas; yang kedua mengembalikan sandera; dan yang ketiga untuk menghilangkan ancaman dari Gaza.

 

4 dari 4 halaman

31 Bayi Prematur Dievakuasi dari RS Al-Shifa di Gaza untuk Dibawa ke Mesir

Adapun sebelumnya Masyarakat Bulan Sabit Merah Palestina (PRCS) mengevakuasi 31 bayi prematur pada Minggu (19/11/2023), dari Rumah Sakit Al-Shifa di Kota Gaza.

PRCS menyatakan bahwa bayi-bayi tersebut diangkut dengan ambulans untuk dipindahkan ke Rumah Sakit Al-Helal Al-Emarati di Rafah, Jalur Gaza selatan. Disebutkan bahwa proses evakuasi berlangsung berkoordinasi dengan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan Kantor Koordinasi Urusan Kemanusiaan PBB (UNOCHA).

"Hari ini, tim layanan medis darurat PRCS, yang dikoordinasikan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan Kantor Koordinasi Urusan Kemanusiaan PBB (OCHA), berhasil mengevakuasi 31 bayi prematur dari Rumah Sakit Al-Shifa.

Mereka diangkut dengan ambulans PRCS ke selatan, bersiap untuk dipindahkan ke Rumah Sakit Emirates di Rafah," tulis PRCS di platform X alias Twitter.

Sumber medis di Kompleks Medis Al-Shifa yang meminta agar namanya tidak diungkapkan karena alasan keamanan mengatakan kepada kantor berita Anadolu bayi-bayi tersebut nantinya akan dipindahkan ke Mesir untuk mendapatkan perawatan maksimal. Dia mengatakan pula bahwa perwakilan WHO mengunjungi Kompleks Medis Al-Shifa kurang dari satu jam pada Sabtu (18/11), di mana mereka memeriksa pasien, termasuk bayi prematur, dan halaman depan rumah sakit.

Menurut sumber tersebut, WHO akan mengevakuasi semua orang di kompleks tersebut pada Senin (20/11) dan jumlahnya 250 orang, yang terdiri dari 25 tim medis dan 225 pengungsi serta pasien yang tidak mampu berjalan.

Adapun pasukan Israel, ungkap sumber yang sama, masih berada di Rumah Sakit Al-Shifa untuk memburu Hamas, termasuk di area pengungsian.