Sukses

Surat Terbuka MER-C Indonesia untuk Presiden AS Joe Biden: Demi Perdamaian dan Kemanusiaan, Segera Gencatan Senjata di Gaza

MER-C Indonesia menekankan akan terus mendukung perjuangan pembebasan tanah Palestina dari penjajahan Zionis Israel dan hak rakyat Palestina untuk kembali ke rumah dan tanahnya.

Liputan6.com, Jakarta - Ketua Presidium Medical Emergency Rescue Committee (MER-C) Indonesia Sarbini Abdul Murad melayangkan surat terbuka kepada Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden. Ada sejumlah hal yang menjadi sorotannya terkait apa yang terjadi di Palestina.

"Apa yang terjadi di Palestina erat kaitannya dengan kolonialisme, kemanusiaan, selain agama. Kami berharap Anda sebagai presiden AS, tidak memperburuk konflik ini. Kami berharap Anda benar-benar mempertimbangkan setiap sikap dan pernyataan mengenai Palestina. Sikap yang Anda ambil di antara menjunjung tinggi hak asasi manusia dan sebaliknya mempersenjatai negara lain. Ini tentu menandakan adanya standar ganda dalam penanganan konflik Israel-Palestina," tulis Sarbini, seperti dikutip dalam suratnya, Selasa (21/11/2023).

"Sekali lagi, ini bukan soal agama, suku atau ras, tapi tentang soal kemanusiaan. Krisis kemanusiaan yang nyata sedang terjadi di Palestina. Semua kehidupan berharga. Kita sama-sama sepakat bahwa kehidupan manusia adalah nilai yang paling disucikan di muka Bumi. Kami menolak penargetan warga sipil dan kami berduka atas hilangnya seluruh nyawa warga sipil. Warga Gaza menghadapi kematian setiap hari. Setiap lima menit, seorang anak Palestina terbunuh. Benar-benar tidak bisa diterima. Bayi, anak-anak, perempuan, orang tua, orang cacat, rumah sakit, ambulans, petugas medis, sekolah, guru, kompleks perumahan, tempat ibadah dan masih banyak lagi. Ini sepenuhnya merupakan genosida dan pembersihan etnis."

Sarbini menyayangkan keberpihakan AS pada Israel.

"Tindakan Anda jelas bertentangan dengan berbagai konvensi dan perjanjian internasional yang berlaku terhadap keberadaan Palestina. Anda telah menghancurkan aturan main internasional, menghina wibawa PBB, mengoyak rasa keadilan, melukai nilai-nilai kemanusiaan, dan mencoreng wajah peradaban manusia," tulis Sarbini.

"Kami yakin Anda masih memiliki hati nurani. Negara besar Anda tentu ingin dianggap terhormat karena pembelaan terhadap kemanusiaan. Terlebih lagi, pemerintahan Anda telah bertekad menjadikan prinsip multilateralisme, keadilan, dan hak asasi manusia sebagai landasan kebijakan luar negeri AS. Jadi, sebenarnya ini adalah saat yang tepat untuk membuktikannya. Demi perdamaian dan kemanusiaan, kami meminta Anda segera melakukan gencatan senjata. Kembalikan martabat AS sebagai negara yang menjunjung tinggi hak asasi manusia. Gencatan senjata harus dilaksanakan sekarang juga agar tidak menambah korban jiwa di kedua belah pihak. Ini semua melanggar hukum, moral, dan etika perang yang harus ditegakkan dalam dunia yang beradab."

Sarbini menambahkan, "Kami bangsa Indonesia dan juga masyarakat dunia akan terus mendukung perjuangan pembebasan tanah Palestina dari penjajahan Zionis Israel. Dan hak rakyat Palestina untuk kembali ke rumah dan tanahnya."

MER-C, sebut Sarbini, merupakan organisasi yang bertujuan memberikan layanan medis bagi korban perang di dalam dan luar negeri. Sebagai organisasi yang fokus pada kemanusiaan dan perdamaian, konflik antara Palestina dan Israel juga menjadi perhatian mereka.

2 dari 3 halaman

3 WNI Hilang Kontak

Sementara itu, dalam perkembangan lainnya, Rumah Sakit Indonesia di Gaza saat ini tengah berada dalam pengepungan Israel. Setidaknya 12 orang dilaporkan tewas atas serangan Israel ke fasilitas medis tersebut.

Terkait hal itu, Menteri Luar Negeri Republik Indonesia (Menlu RI) Retno Marsudi menyatakan, "Indonesia mengutuk sekeras-kerasnya serangan Israel ke Rumah Sakit Indonesia di Gaza yang menewaskan sejumlah warga sipil. Serangan tersebut merupakan pelanggaran nyata terhadap hukum humaniter internasional.

Semua negara, terutama yang memiliki hubungan dekat dengan Israel harus menggunakan segala pengaruh dan kemampuannya, untuk mendesak Israel menghentikan kekejamannya," ujar Menlu Retno dalam pernyataan tertulisnya yang dilansir Kementerian Luar Negeri RI, Senin (20/11).

"Hingga saat ini, Kementerian Luar Negeri RI masih hilang kontak dengan tiga Warga Negara Indonesia (WNI) yang menjadi relawan di Rumah Sakit Indonesia. Saya sendiri telah menghubungi UNRWA di Gaza untuk menanyakan situasi RS Indonesia dan memperoleh jawaban bahwa UNRWA juga tidak dapat melakukan kontak dengan siapapun di RS Indonesia saat ini," tutur Menlu Retno.

"Saya juga sudah berusaha menghubungi WHO dan Palang Merah Internasional, namun belum mendapatkan jawaban. Saya akan terus berusaha untuk menghubungi berbagai pihak, guna memperoleh informasi terkait Rumah Sakit Indonesia dan keselamatan tiga WNI tersebut. Koordinasi dengan MER-C Jakarta juga terus kita lakukan. Dan mari kita doakan agar mereka selamat dan selalu diberi perlindungan Allah SWT."

3 dari 3 halaman

Indonesia Aktif Dorong Gencatan Senjata

Indonesia aktif berperan dalam mendorong terjadinya gencatan senjata di Gaza. Salah satu upaya nyata adalah kunjungan Menlu Retno ke Beijing, China, pada Senin.

"Saat ini saya sedang berada di Beijing, China, bersama dengan Menlu Arab Saudi, Yordania, Mesir, Palestina dan Sekjen OKI, untuk menggalang dukungan terutama negara-negara anggota tetap DK PBB atau sering kita sebut P5 agar gencatan senjata dapat segera dilakukan dan bantuan kemanusiaan dapat juga dilakukan tanpa hambatan," sebut Menlu Retno.

Kunjungan beberapa menlu OKI tersebut, ujar Menlu Retno, adalah tindak lanjut Paragraf 11 dari Resolusi KTT Luar Biasa OKI-Liga Arab Yang diselenggarakan di Riyadh pada 11 November.

"Bulan ini China memegang Presidensi DK PBB. Para menlu OKI mengharapkan agar China dapat mendukung upaya yang sedang dilakukan para menlu OKI tersebut. Menurut rencana akan dilakukan pe​rtemuan pada tingkat menlu di Dewan Keamanan PBB untuk membahas kembali isu Gaza di bulan ini," ungkap Menlu Retno.

Dari Beijing, Menlu Retno dan koleganya akan melanjutkan penggalangan dukungan ke Moskow, Rusia.

Â