Sukses

Kapal Indonesia Tiba di Pelosok Australia Barat Tanpa Terdeteksi Bikin Bingung Pihak Berwenang

Sekelompok berjumlah 12 orang tiba di daerah terpencil di pantai Australia Barat setelah melakukan perjalanan dengan perahu dari Indonesia. Pihak berwenang sedang menyelidiki bagaimana bisa kedatangan mereka tak terdeteksi.

Melbourne - Sekelompok berjumlah 12 orang tiba di daerah terpencil di pantai Australia Barat setelah melakukan perjalanan dengan perahu dari Indonesia. Pihak berwenang sedang menyelidiki bagaimana bisa kedatangan mereka tak terdeteksi. 

Situs ABC mengonfirmasi bahwa Pasukan Perbatasan Australia belum mengetahui bagaimana kelompok tersebut bisa sampai ke barat laut daratan Australia tanpa terdeteksi.

Sumber yang terkonfirmasi mengatakan kepada ABC yang dikutip Senin (27/11/2023) bahwa sekelompok orang yang ditahan tersebut bukan warga negara Indonesia (WNI). Namun belum diketahui apakah mereka adalah nelayan atau pencari suaka.

ABC menghubungi Pasukan Perbatasan Australia, yang menolak berkomentar mengenai masalah ini.

"Australian Border Force tidak mengomentari masalah operasional," kata seorang juru bicara.

Juru bicara Koalisi Dalam Negeri James Paterson membidik Partai Buruh ketika laporan kedatangan mereka pertama kali muncul.

"Jika benar, ini akan menjadi upaya penyelundupan manusia kesepuluh yang berupaya tiba secara ilegal di Australia sejak Mei 2022, dan laporan bahwa mereka berhasil mencapai pantai Australia sangat mengkhawatirkan," katanya dalam sebuah pernyataan.

ABC telah menghubungi kantor Menteri Dalam Negeri Clare O'Neil untuk meminta komentar.

 

2 dari 4 halaman

Perahu Ditemukan Warga Setempat

Politisi Partai Liberal di negara bagian Australia Barat, Neil Thomson, mengatakan bahwa anggota masyarakat adat menemukan perahu tersebut pada Rabu 22 November.

Dia mengatakan puluhan orang telah diselamatkan oleh staf dari Wunambal Gaambera Aboriginal Corporation, pemilik tradisional daerah terpencil tersebut.

"Tampaknya mereka ditemukan dalam kondisi yang sangat buruk, dan berada di garis pantai kami, tidak jauh dari pangkalan udara Truscott dan itu jelas merupakan kekhawatiran besar,” katanya.

"Sepertinya mereka ditemukan oleh penduduk setempat, dan jika mereka tidak lebih dulu ditemukan, saya yakin mereka akan mengalami banyak penentangan dan bisa menghadapi risiko serius."

Staf di Truscott dan Polisi Australia Barat merujuk ABC ke Pasukan Perbatasan ketika dihubungi.

 

3 dari 4 halaman

Diperlukan Sumber Daya Tambahan untuk Penjagaan

Adapun juru bicara Otoritas Perikanan Australia mengatakan kapal tersebut bukan tanggung jawab mereka.

Politisi Partai Liberal di negara bagian Australia Barat, Neil Thomson, mengatakan tambahan sumber daya pasukan perbatasan diperlukan di wilayah Barat Laut Australia.

"Hal ini terjadi karena adanya kekhawatiran yang muncul di masyarakat sekitar para nelayan ilegal yang juga beroperasi di wilayah tersebut," katanya.

"Dan saya pikir sudah banyak peringatan bagi pemerintah untuk meningkatkan kewaspadaan dan saya berharap itulah yang terjadi."

"Tetapi hal ini mengirimkan sinyal yang sangat meresahkan secara internasional dan tentu saja merupakan kekhawatiran yang mengkhawatirkan bagi masyarakat Australia."

4 dari 4 halaman

2 WNI Ditangkap Karena Berupaya Masuk Singapura Secara Ilegal dengan Sampan Bermotor, Terancam Penjara 6 Bulan

Sementara itu, belum lama ini dua warga negara Indonesia (WNI) ditangkap karena mencoba memasuki Singapura secara ilegal dengan sampan bermotor.

Menurut laporan Straits Times, yang dikutip Selasa (21/11/2023), kedua pria WNI ditangkap pada 20 November karena diduga mencoba memasuki Singapura secara tidak sah melalui laut.

Polisi mengatakan bahwa sebuah kapal tak dikenal yang bergerak cepat menuju Tanah Merah Coast Road (garis pantai Jalan Pantai Tanah Merah), terdeteksi pada pukul 23.58 malam sebelumnya oleh sistem pengawasan Penjaga Pantai.

Kapal tersebut meninggalkan penghalang laut terapung yang dipasang di pintu masuk Kanal Tanah Merah sebelum berlabuh di pantai terdekat.

Petugas dari Police Coast Guard (PCG) atau Polisi Penjaga Pantai, Divisi Polisi Bedok, Kontingen Gurkha dan Komando Operasi Khusus dilibatkan dalam operasi tersebut.

Kedua pria WNI yang ditangkap tersebut, diidentifikasi berusia 33 dan 36 tahun. Mereka dibekuk dalam kurun waktu tujuh jam setelah pesawat tersebut terdeteksi dan diduga ditemukan tanpa dokumen perjalanan yang sah.

Kapal mereka, sampan fiberglass sepanjang 5 meter yang dilengkapi dengan motor, disita.

Kedua pria tersebut akan didakwa pada 21 November karena masuk secara tidak sah ke Singapura. Jika terbukti bersalah, mereka dapat dipenjara hingga enam bulan dan menerima setidaknya tiga pukulan cambuk.