Liputan6.com, Seoul - Presiden Yoon Suk Yeol menerima pengunduran diri kepala Badan Intelijen Nasional Korea Selatan (NIS) dan dua wakilnya pada Minggu (26/11/2023). Peristiwa tersebut terjadi di tengah kontroversi mengenai urusan personalia dan eskalasi ketegangan dengan Korea Utara menyusul kesuksesan negara itu menempatkan satelit mata-mata pertamanya di orbit.
Yoon Suk Yeol menerima pengunduran diri Direktur NIS Kim Kyou Hyun, Wakil Direktur Pertama Kwon Chun Taek dan Wakil Direktur Kedua Kim Soo Youn, kata kantor kepresidenan, tanpa memberikan rincian mengapa mereka mengajukan pengunduran diri dan mengapa Presiden Yoon Suk Yeol menerimanya. Demikian seperti dilansir kantor berita Yonhap, Senin (27/11).
Baca Juga
Kantor kepresidenan hanya mengatakan bahwa Kim Kyou Hyun berupaya membangun kembali reputasi NIS sebagai badan keamanan dan intelijen tertinggi Korea Selatan dan membangun sistem dukungan dengan lembaga-lembaga intelijen negara-negara sahabat selama periode perubahan pemerintahan.
Advertisement
Kepala NIS Diisi Penjabat Sementara
Sebagai gantinya, kantor kepresidenan menyatakan Presiden Yoon Suk Yeol menunjuk Hong Jang Won, yang sebelumnya menjabat sebagai menteri diplomatik di Kedutaan Besar Korea Selatan di London, untuk menjadi wakil direktur pertama NIS dan menjadikannya penjabat direktur NIS.
Hwang Won Jin, yang pernah bertanggung jawab atas intelijen Korea Utara di NIS, ditunjuk sebagai wakil direktur kedua. Kantor kepresidenan menyebut Hong Jang Won dan Hwang Won Jin sebagai ahli terkemuka yang berpengalaman dalam bidang intelijen internasional dan Korea Utara.
Keputusan Yoon untuk menerima pengunduran diri ketiga pejabat tersebut tepat setelah dia kembali dari lawatannya ke Inggris dan Prancis dipandang mencerminkan ketidaksenangannya terhadap kontroversi seputar manajemen personalia di NIS.
Advertisement
Harus Mendapat Persetujuan Majelis Nasional
Presiden Yoon Suk Yeol belum menunjuk pengganti tetap Kim Kyou Hyun, yang pengangkatannya harus menunggu konfirmasi di Majelis Nasional.
"Karena kita harus menjalani sidang, kita memerlukan waktu untuk mendatangkan ketua baru," kata seorang pejabat di kantor Yoon Suk Yeol.
"Namun, tidak tepat jika terjadi kekosongan kepemimpinan yang berkepanjangan di badan intelijen. Kami akan berusaha mempercepatnya sebaik mungkin."