Liputan6.com, Jakarta - Di tengah aktivitas berkabung di antara tumpukan puing dan pasien yang berjejer di koridor rumah sakit, anjing juga berkeliaran di jalan tanah mencari pemiliknya.
Setelah serangan Hamas, kelompok bersenjata yang menguasai wilayah Gaza, Israel mengepung dan membombardir Gaza, sehingga memicu krisis kemanusiaan.
Baca Juga
Sulala Animal Rescue (SAR) adalah organisasi nirlaba yang menyelamatkan, memberi makan, dan memberikan perawatan medis kepada hewan-hewan liar di Jalur Gaza, dikutip dari laman Metro.co.uk, Rabu (29/11/2023).
Advertisement
Annelies Keuleers, yang menjadi sukarelawan untuk kelompok kesejahteraan hewan dari Belgia, mengatakan dia telah kehilangan kontak dengan Saeed al-Err, pendiri SAR yang berusia 50 tahun, beberapa kali karena layanan internet di daerah kantong tersebut terputus.
Situasi di Gaza sangat sulit karena terjadi pengeboman di mana-mana dan tidak ada tempat yang aman,” jelas Annelies.
“Suatu hari Saeed mengirimi saya video dia memberi makan kucing dan di latar belakang, Anda dapat mendengar ledakannya. Ini membuatku takut."
“Saya mengatakan bahwa jika saya berada di tempatnya, saya akan mati ketakutan, merasa seperti bom akan jatuh di kepala saya.”
Dalam pesan WhatsApp baru-baru ini, Saaed memberi tahu Annelies bahwa korban dari perang bukan hanya manusia tapi termasuk hewan juga.
“Semua pihak -- manusia dan hewan -- merasa seperti ada bom akan dijatuhkan di kepala mereka,” pesannya.
Dalam beberapa hari pertama serangan balasannya terhadap Hamas, Angkatan Udara Israel menjatuhkan lebih dari 6.000 bom di Jalur Gaza.
“Seperti halnya manusia, hewan juga takut terhadap bom. Anjing mengenali suara pesawat tempur, terutama sebelum bom dijatuhkan," tambah Annelies.
350 Anjing Tinggal di Tempat Penampungan Kota Gaza
Banyak hewan liar dan hewan kesayangan bersembunyi ketika pemboman dimulai, dan hanya muncul ketika berhenti selama beberapa menit yang memberi Saeed kesempatan untuk memberi makan mereka.
“Seringkali mereka gemetar ketakutan,” kata Annelies.
Sekitar 350 anjing tinggal di tempat penampungan Saeed di Kota Gaza, sementara satu lagi di kota tersebut menampung sekitar 40 kucing. Ayah delapan anak ini juga merawat sekitar 30 kucing di rumahnya sendiri.
Dalam salah satu postingan di Facebook, Saeed menggambarkan warga sipil yang mengungsi berlindung di rumah sakit bersama kucing mereka.
SAR memberikan makanan kepada seorang perawat di Rumah Sakit al-Shifa, kompleks medis terbesar di Gaza, untuk hewan-hewan yang kelaparan.
Ratusan keledai juga tinggal di Gaza -- sekitar 900 ekor digunakan oleh petugas sanitasi untuk mengumpulkan sampah, menurut pejabat kesehatan. Tim SAR juga berupaya memberikan kuda dan keledai yang membawa pengungsi yang dievakuasi dari perairan utara.
Advertisement