Liputan6.com, Jakarta Dua anak burung kiwi telah lahir di alam liar di sekitar Wellington untuk pertama kalinya dalam lebih dari 100 tahun, satu tahun setelah burung nasional tersebut diperkenalkan kembali ke ibu kota Selandia Baru. Demikian mengutip The Guardian, Kamis (30/11/2023).
Burung Kiwi yang berbulu halus dan tidak bisa terbang adalah salah satu burung yang paling rentan di Selandia Baru dan para pegiat lingkungan hidup percaya bahwa burung ini telah hilang dari ibu kota selama beberapa generasi.
Pada November 2022, 11 burung kiwi dilepaskan ke lahan pertanian berbukit yang luas di Makara, 25 menit sebelah barat pusat kota Wellington. Lima puluh dua burung lagi dilepasliarkan antara bulan Februari dan Mei tahun ini, dan 200 burung lainnya akan menyusul dalam lima tahun ke depan.
Advertisement
"Proyek ini terbukti sukses karena antusiasme masyarakat," kata Paul Ward, pendiri Capital Kiwi Project, yang dimulai enam tahun lalu.
Lebih dari 100 pemilik tanah memberikan izin kepada proyek tersebut untuk memasang 4.600 perangkap cerpelai di habitat baru burung tersebut seluas 24.000 hektar – menjadikannya jaringan perangkap cerpelai intensif terbesar di negara tersebut.
Ward mengatakan, jaringan perangkap sama pentingnya dengan jaringan pendukung di balik proyek tersebut, yang meliputi masyarakat Makara, Iwi (suku) yang menghadiahkan burung, Iwi Manawhenua (suku yang memiliki hak teritorial atas wilayah tersebut) yang kini menjadi kaitiaki, atau wali dari kiwi, dan pemilik tanah.
"Memiliki peternakan kiwi di luar sana merupakan suatu hal yang sangat, sangat memuaskan," kata Ward, seraya menambahkan bahwa hal ini merupakan "tonggak sejarah yang sangat manis" yang membuktikan bahwa kawasan tersebut merupakan habitat yang cocok.
2 Anak Kiwi Tanpa Nama
Proyek ini memilih untuk tidak menyebutkan nama anak burung kiwi berumur dua minggu tersebut, kata Ward, dan juga tidak akan membiasakan memberikan informasi terkini tentang masing-masing kiwi karena mereka berkomitmen untuk menumbuhkan populasi liar dalam jumlah besar.
Diperkirakan terdapat 12 juta kiwi yang pernah hidup di Selandia Baru, namun masuknya predator dan hilangnya habitat telah menyebabkan jumlah tersebut mencapai titik terendah yang mengkhawatirkan – yaitu 68.000 pada perkiraan terakhir. Upaya konservasi, seperti Capital Kiwi Project, perlahan mulai meningkatkan jumlah kiwi.
Kiwi dewasa rentan terhadap predator besar seperti anjing, tetapi dapat melawan hama yang lebih kecil dengan cakarnya yang besar. Namun anak burung Kiwi sangat rentan terhadap predator, terutama cerpelai.
Advertisement
Hari-Hari Awal Bagi Anak-Anak Burung Kiwi
Hanya seperempat dari 12 juta burung kiwi yang dilepasliarkan ke wilayah konservasi Capital Kiwi Project sedang dipantau, yang berarti ada kemungkinan besar akan ditemukan lebih banyak anak burung, kata Ward. Namun dia memperingatkan bahwa ini masih hari awal bagi anak-anak burung itu.
"Anak-anak burung ini sekarang harus menjaga diri mereka sendiri di alam liar. Bulan-bulan mendatang sangatlah penting seiring pertumbuhan dan penambahan berat badan mereka hingga mereka dapat menangkis cerpelai dengan cakarnya yang besar."
Ward berharap proyek ini dapat membantu mengedukasi masyarakat tentang "ketangguhan dan semangat juang" burung tersebut.
"Tapi harus kita akui, mereka lucu sekali."
Total 65 Burung Kiwi
Situs RNZ menguti Ward menyebut bahwa dua anak burung baru ini menjadikan populasi burung kiwi yang diketahui dalam proyek tersebut menjadi 65 ekor.
"Namun, ini adalah tonggak sejarah proyek yang sangat penting yang perlu kami bagikan dengan komunitas lokal kami. Nau mai haere mai e ngā pēpē kiwi ki te ao mārama - selamat datang bayi kiwi di dunia," ucapnya.
Kabarnya 200 burung kiwi lagi akan dilepasliarkan ke wilayah proyek dalam beberapa bulan mendatang.
Advertisement