Sukses

Henry Kissinger Mantan Menlu AS Meninggal, Rusia hingga China Nyatakan Belasungkawa

Presiden Rusia Vladimir Putin mengenang Henry Kissinger sebagai negarawan yang bijaksana dan berbakat, sementara China melabelinya sebagai teman lama yang paling berharga.

Liputan6.com, Washington - Henry Kissinger, mantan menteri luar negeri, ilmuwan politik, konsultan geopolitik, dan akademisi Amerika Serikat (AS), meninggal pada usia 100 tahun, Rabu (29/11/2023). Atas kepergiannya, para pemimpin dunia pun berbondong-bondong menyampaikan belasungkawa sekaligus pujian.

Kissinger diganjar Nobel Perdamaian 1973 atas perannya dalam negosiasi untuk mengakhiri Perang Vietnam, namun kebijakan luar negerinya dalam mendukung kepentingan AS dipandang banyak pihak kontroversial, termasuk keterlibatannya dalam konflik luar negeri dan penggulingan pemerintah yang dipilih secara demokratis di seluruh dunia membuatnya dicap sebagai penjahat perang.

Mengabarkan kematiannya, majalah Rolling Stone membuat tajuk "Henry Kissinger, penjahat perang yang dicintai kelas penguasa Amerika, akhirnya meninggal".

Vladimir Putin mengenang Kissinger sebagai negarawan yang bijaksana dan berbakat.

"Saya punya kesempatan untuk berkomunikasi secara pribadi dengan pria luar biasa ini berkali-kali dan pastinya saya menyimpan kenangan terindah tentang beliau," ujar presiden Rusia itu dalam ungkapan belasungkawanya kepada istri Kissinger yang diunggah di situs web Kremlin, seperti dilansir The Guardian, Jumat (1/12).

"Nama Henry Kissinger terkait erat dengan garis kebijakan luar negeri pragmatis, yang pada suatu waktu memungkinkan meredakan ketegangan internasional dan mencapai perjanjian terpenting Uni Soviet-AS yang berkontribusi pada penguatan keamanan global."

China melabeli Kissinger sebagai teman lama. Kissinger berperan penting dalam keputusan AS mengalihkan hubungan diplomatik dari Taiwan ke China pada 1970-an, mengakui Republik Rakyat China di China daratan sebagai pemerintahan yang sah.

Kissinger sendiri telah mengunjungi China lebih dari 100 kali, terakhir pada Juli 2023, di mana dia mengadakan pembicaraan dengan Presiden Xi Jinping.

"Ini merupakan kehilangan yang sangat besar bagi negara kami dan dunia," ungkap Duta Besar China untuk AS Xie Feng via X alias Twitter.

"Sejarah akan mengingat kontribusi sosok berusia 100 tahun itu terhadap hubungan China-AS dan dia akan selalu hidup di hati rakyat China sebagai teman lama yang paling berharga."

Dalam obituari panjang pada Kamis (30/11), stasiun televisi pemerintah China CCTV memuji Kissinger atas kontribusi bersejarahnya terhadap terbukanya pintu hubungan China-AS. Kissinger, disebutkan, adalah saksi penting pembentukan hubungan diplomatik antara China-AS dan perkembangan hubungan antara kedua negara.

2 dari 3 halaman

Perasaan Campur Aduk di Kamboja dan Vietnam

Namun, di Taiwan, beberapa orang menyebut kematian Kissinger sebagai kabar baik. Mereka mengutip keterlibatannya dalam memicu desakan negara-negara untuk mengalihkan hubungan ke China.

"Berkati dia menjadi orang Tionghoa di kehidupan selanjutnya," kata salah seorang dari mereka.

Bagaimanapun, pejabat Kementerian Luar Negeri Taiwan menggambarkan Kissinger sebagai tokoh penting dalam sejarah diplomasi AS.

Meski dianugerahi Nobel perdamaian atas perannya dalam merundingkan gencatan senjata di Vietnam pada tahun 1973, banyak orang di wilayah tersebut menuduhnya memperpanjang konflik dan menilainya bertanggung jawab atas pengeboman rahasia di Laos dan Kamboja.

Sophal Ear, seorang profesor di sekolah manajemen global Thunderbird di Arizona State University, yang lahir di Kamboja dan melarikan diri dari rezim brutal Khmer Merah ketika masih kecil, menggambarkan warisan Kissinger di negara tersebut sebagai salah satu hal yang mengerikan.

"Dampak Kissinger terhadap Kamboja adalah banyaknya kematian dan masih banyaknya bom yang tidak meledak yang berserakan di negara ini, cacat fisik, hilangnya sumber daya manusia, dan dampak kesehatan mental yang diderita jutaan orang. Pengeboman itu menimbulkan banyak korban jiwa dan membuat negara tidak stabil pada saat yang kritis," kata dia.

Vu Minh Hoang, dosen sejarah dan studi Vietnam di Universitas Fulbright Vietnam, mengatakan dia yakin Kissinger telah memperpanjang perang berdarah yang seharusnya tidak perlu terjadi pada tahun 1968-1973, yang mungkin juga telah menghalangi Vietnam untuk melakukan reunifikasi dan rekonsiliasi nasional yang lebih damai dan inklusif.

"Sulit untuk mengungkapkan bagaimana perasaan orang lain di Vietnam tentang kematian Kissinger," tambahnya.

"Pada umumnya, saya pikir orang-orang yang peduli akan senang mendengarnya, tapi sebagian besar move on. Beberapa orang mungkin merasa sedih, seperti yang selalu mereka alami ketika selebritas mana pun meninggal dunia, khususnya selebritis Barat."

Tidak ada pejabat pemerintah di Vietnam yang mengomentari kematian Kissinger pada Kamis dan liputan berita sebagian besar merupakan terjemahan dari cerita asing. Di kalangan masyarakat, sentimen beragam.

Di media sosial, seorang pengguna menulis dengan emoji tertawa, "Saya sudah terlalu lama menunggu momen ini. Dia musuh rakyat Vietnam."

Namun, yang lain berkomentar, "Seorang legenda! AS tidak akan pernah memiliki orang seperti dia lagi."

3 dari 3 halaman

Jepang hingga Italia Kenang Sosok Henry Kissinger

Di Jepang, Perdana Menteri Fumio Kishida memuji kontribusi signifikan Kissinger terhadap perdamaian dan stabilitas di Asia. 

"Kissinger memberikan kontribusi signifikan terhadap perdamaian dan stabilitas regional, termasuk normalisasi hubungan diplomatik antara AS dan China," kata Kishida.

"Saya ingin menyampaikan rasa hormat saya yang paling tulus atas pencapaian luar biasa yang telah dia capai. Saya juga ingin menyampaikan belasungkawa."

Menurut dokumen rahasia yang dibuka pada tahun 2006, pada tahun 1970-an Kissinger menyebut Jepang sebagai "bajingan pengkhianat" karena menginginkan hubungan normal dengan China. Saat itu Kissinger menjabat sebagai penasihat keamanan nasional Presiden Richard Nixon.

Para pemimpin politik di Eropa Barat sangat menghormati Kissinger. Presiden Prancis Emmanuel Macron menulis, "Henry Kissinger adalah seorang raksasa sejarah ... Gagasan dan diplomasinya mempunyai pengaruh yang bertahan lama pada masanya dan dunia kita."

Kanselir Jerman Olaf Scholz mengatakan bahwa dengan meninggalnya Kissinger, seorang Yahudi Ortodoks kelahiran Jerman, yang tetap mempertahankan aksen Bavaria-nya, dunia telah kehilangan seorang diplomat hebat.

"Komitmennya terhadap persahabatan trans-Atlantik antara AS dan Jerman sangat penting dan dia selalu dekat dengan tanah airnya di Jerman," tutur Scholz.

Mantan Perdana Menteri Inggris Tony Blair turut mengungkapkan kekagumannya pada Kissinger.

Di Amerika Latin, di mana Kissinger dicerca secara luas karena dukungannya terhadap kediktatoran sayap kanan yang brutal pada akhir tahun 1960-an dan 70-an, mantan menteri luar negeri AS ini dikenang dengan cara yang jauh lebih tajam.

Kritikus mengingat kembali peran penting yang dimainkan Kissinger dalam membantu mengantarkan 17 tahun kediktatoran militer di Chile setelah kudeta yang didukung AS terhadap Salvador Allende pada 11 September 1973 yang membawa Jenderal Augusto Pinochet ke tampuk kekuasaan.

Menanggapi berita kematian Kissinger, Duta Besar Chile untuk AS Juan Gabriel Valdes menulis via Twitter, "Seseorang yang kecemerlangan sejarahnya tidak akan pernah bisa menyembunyikan keburukan moralnya yang mendalam."

Daniel Jadue, politikus sayap kiri terkemuka di Chile menggarisbawahi sosok Kissinger sebagai penjahat lain yang meninggal dalam impunitas total, penghasut, dan kaki tangan pembantaian di Asia, Afrika dan Amerika Latin.

Presiden Israel Isaac Herzog memuji peran Kissinger dalam meletakkan dasar bagi perjanjian perdamaian bersejarah tahun 1979 dengan Mesir. Sementara itu, Perdana Menteri Benjamin Netanyahu mengatakan bahwa dia telah bertemu Kissinger dalam banyak kesempatan dan menggambarkan pertemuan-pertemuan tersebut sebagai sebagai pelajaran diplomasi dan kenegarawanan.

"Pemahamannya tentang kompleksitas hubungan internasional dan wawasan uniknya terhadap tantangan yang dihadapi dunia tidak ada bandingannya," kata Netanyahu.

Perdana Menteri Italia Giorgia Meloni menggambarkan Kissinger sebagai pendukung politik strategis dan diplomasi dunia, dengan mengatakan, "Merupakan suatu kehormatan untuk baru-baru ini terlibat dengannya melalui berbagai isu dalam agenda internasional. Kepergiannya membuat kami sedih dan saya menyampaikan belasungkawa pribadi saya, serta belasungkawa dari pemerintah Italia, kepada keluarga dan orang-orang terkasihnya."

Menteri Luar Negeri Italia Antonio Tajani tidak ketinggalan menyampaikan dukacita.

"Saya ingin mengenang Kissinger, penerima hadiah Nobel Perdamaian, sebagai teman Italia dan pendukung setia hubungan trans-Atlantik. Sebagai pilar diplomasi, generasi muda akan belajar dari tulisannya tentang seni dialog dan negosiasi, selalu berupaya demi kepentingan keseimbangan global," ungkap Tajani via Twitter.