Liputan6.com, Jakarta - Hari AIDS Sedunia diperingati secara global pada tanggal 1 Desember setiap tahun untuk menyebarkan kesadaran tentang AIDS (Acquired Immune Deficiency Syndrome), suatu kondisi yang disebabkan oleh Human Immunodeficiency Virus (HIV).
Hari peringatan tersebut menjadi kesempatan untuk menggalang solidaritas dunia, mulai dari sosialisasi pencegahan AIDS ke masyarakat hingga memberikan dukungan bagi para penderita.
Dilansir CNBCTV18, Jumat (1/12/2023), penetapan tanggal 1 Desember sebagai Hari AIDS Sedunia sendiri dimulai pada tahun 1988, ketika Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mendeklarasikannya sebagai peringatan global. Tujuan utamanya adalah memberikan platform bagi pemerintah, organisasi, dan individu untuk menciptakan kesadaran dan secara kolektif mengatasi tantangan yang ditimbulkan oleh HIV/AIDS. Khususnya, hal ini menandai dimulainya Hari Kesehatan Global yang pertama, yang menandakan kemajuan signifikan dalam perjuangan melawan epidemi ini.
Advertisement
Hingga hari ini, HIV masih menjadi masalah kesehatan masyarakat global utama, yang telah merenggut 40,4 juta nyawa dengan penularan yang terus berlanjut di seluruh dunia.
Selain itu, berikut ini sejumlah fakta terkini mengenai HIV, dikutip dari data WHO:
- Diperkirakan terdapat 39 juta orang yang hidup dengan HIV pada akhir tahun 2022, dua pertiganya (25,6 juta jiwa) berada di wilayah Afrika.
- Pada tahun 2022, 630.000 orang meninggal karena penyebab terkait HIV dan 1,3 juta orang tertular HIV.
- Hingga saat ini masih tidak ada obat untuk infeksi HIV. Namun, dengan adanya akses terhadap pencegahan, diagnosis, pengobatan dan perawatan HIV yang efektif, termasuk infeksi oportunistik, infeksi HIV telah menjadi kondisi kesehatan kronis yang dapat dikelola, sehingga memungkinkan orang yang hidup dengan HIV untuk berumur panjang dan sehat.
- Pada tahun 2025, 95 persen dari seluruh orang yang hidup dengan HIV (ODHIV) seharusnya sudah terdiagnosis. Sementara itu, 95 persen dari para penderita harus memakai pengobatan antiretroviral (ART) yang dapat menyelamatkan nyawa mereka.
Tak sekadar memperingati secara simbolis, Hari AIDS Sedunia menjadi katalisator untuk menarik perhatian terhadap tantangan yang terus-menerus ditimbulkan oleh HIV/AIDS dan menggalang dukungan untuk isu-isu terkait.
Peringatan ini diharapkan bisa memberdayakan individu untuk terlibat dalam upaya pendidikan, menumbuhkan kesadaran tentang aspek-aspek penting seperti penularan HIV, pencegahan, tes, pengobatan, dan stigma serta diskriminasi yang dihadapi oleh mereka yang terinfeksi virus tersebut.
Lebih jauh, peringatan Hari AIDS Sedunia memainkan peran penting dalam memobilisasi upaya kolektif menuju respons yang lebih terinformasi dan penuh kasih terhadap tantangan yang ditimbulkan oleh HIV/AIDS di seluruh dunia.
Tema Hari AIDS Sedunia Tahun 2023
Peringatan Hari AIDS Sedunia direncanakan dengan tema berbeda setiap tahunnya.
Pada tahun ini, UNAIDS, badan PBB yang berdedikasi untuk mempromosikan aksi global yang komprehensif dan terkoordinasi terhadap AIDS, telah mengadopsi tema ‘Let Communities Lead’. Pada halaman web badan PBB tersebut, dipaparkan wawasan tentang alasan di balik pemilihan tema khusus ini untuk tahun ini.
Tema tersebut mengakui bahwa perubahan yang berarti bukanlah hasil dari momen tunggal, melainkan sebuah gerakan yang berkelanjutan. Hal ini menggarisbawahi pentingnya memberdayakan dan mempercayakan masyarakat untuk memimpin upaya yang sedang berlangsung melawan HIV/AIDS.
Dalam laporan tahunan Hari AIDS Sedunia yang dirilis pada Selasa (28/11/2023), UNAIDS menekankan bahwa pencapaian "pengakhiran AIDS" pada tahun 2030 masih dapat dicapai jika masyarakat dan layanan penting diberikan sumber daya yang diperlukan.
"Dunia dapat mengakhiri AIDS, dengan komunitas yang memimpin. Organisasi komunitas yang hidup dengan, berisiko, atau terkena dampak HIV adalah garis depan kemajuan dalam respons HIV. Komunitas menghubungkan masyarakat dengan layanan kesehatan publik yang berpusat pada masyarakat, membangun kepercayaan, berinovasi, memantau implementasi kebijakan dan layanan, dan menjaga akuntabilitas penyedia layanan," bunyi pernyataan UNAIDS.
Advertisement
Pencegahan Risiko AIDS
UNAIDS telah mengusulkan solusi tiga poin untuk memberdayakan masyarakat dalam memimpin perjuangan melawan AIDS.
Langkah-langkah ini termasuk memberikan peran kepemimpinan kepada masyarakat, memastikan pendanaan yang memadai, dan menciptakan lingkungan peraturan yang kondusif untuk memfasilitasi keterlibatan aktif masyarakat dalam layanan kesehatan bagi pasien AIDS.
Laporan ini menyampaikan pesan harapan aktif, mengakui bahwa meskipun dunia saat ini belum berada pada jalur untuk menghilangkan AIDS sebagai ancaman kesehatan masyarakat, namun ada potensi untuk mengubah arah dan mencapai kemajuan yang berarti.
UNAIDS menggarisbawahi pentingnya upaya kolektif dan perlunya memprioritaskan dan mendukung masyarakat untuk mencapai tujuan ini.
Pentingnya Penguatan Hukum
Lebih lanjut, laporan ini menyoroti bahwa undang-undang dan kebijakan yang merugikan yang ditargetkan pada individu yang berisiko HIV, seperti pekerja seks, laki-laki yang berhubungan seks dengan laki-laki, kaum transgender dan pengguna narkoba, menimbulkan ancaman yang signifikan terhadap masyarakat yang bekerja untuk menyediakan narkoba.
Laporan ini menggarisbawahi kebutuhan mendesak akan kerangka hukum yang lebih inklusif dan suportif, untuk memastikan penjangkauan dan perawatan yang efektif bagi semua komunitas yang terkena dampak HIV.
Advertisement